Komisi II DPRD Kota Bogor, Jawa Barat, menggelar rapat kerja perdana pada Rabu, untuk mengevaluasi kinerja BUMD di kota ini, salah satunya Perumda Pasar Pakuan Jaya (PPJ).
Wakil Ketua I DPRD Kota Bogor M Rusli Prihatevy yang juga Koordinator Komisi II dalam rapat tersebut menyampaikan, sebagai mitra kerja berharap jajaran direksi dapat berkomunikasi dengan baik dan menjalankan tugas dengan baik guna meningkatkan kontribusi pendapatan asli daerah (PAD) melalui dividen.
“Jujur ya setiap kami sampaikan di dalam banggar hanya PPJ yang setoran laba kecil. Sementara kami pahami proses Perumda PPJ tidak terlepas dari masalah di masa lalu dan kami harap Perumda PPJ bisa bertransformasi menjadi lebih baik,” ujarnya.
Rusli juga menyoroti perihal predikat BBB yang dilabeli kepada Perumda PPJ. Hal tersebut, menurutnya, menandakan bahwa kondisi neraca keuangan dan kondisi internal Perumda PPJ masih jauh dari kata sehat.
Baca juga: DPRD Kota Bogor minta Perumda PPJ lakukan kajian penyebab beberapa pasar sepi
Proses revitalisasi 11 pasar yang dilakukan sejak 2023 sampai saat ini juga dinilai oleh Rusli menjadi salah satu persoalan yang harus diselesaikan segera. Mengingat jika proses revitalisasi tak kunjung selesai, maka akan ada kekosongan pendapatan seperti yang terjadi di Plaza Bogor.
Proses pengosongan sudah dilakukan sejak 2023, tetapi sampai saat ini belum ada progres pembangunan. Bahkan pembongkaran gedung yang direncanakan rampung pada pertengahan 2024 pun meleset perencanaannya.
“Hari ini Komisi II konsern, kami ingin bekerjasama, bermitra dengan baik bari komunikasi, program dan dukungan anggaran agar kondisi bisa sehat,” ujarnya lagi.
Anggota Komisi II DPRD Kota Bogor Akhmad Saeful Bakhri atau ASB menilai, Perumda PPJ telah salah menentukan langkah dalam membuka Pasar Tanah Baru yang diresmikan oleh Menteri Perdagangan Zulkifli Hasan pada akhir 2023.
Baca juga: Legislator ungkap catatan buruk kinerja direksi Perumda PPJ Kota Bogor
Sebab, kata ASB lagi, Pasar Tanah Baru yang dijadikan pasar basah tidak sesuai dengan kondisi wilayah di sekitar pasar. Misalnya kalah bersaing dengan keberadaan Pasar Jambu Dua, sehingga menyebabkan pasar sepi pengunjung.
Ia menyarankan agar Pasar Tanah Baru diubah menjadi pasar tematik yang berfokus ke penjualan komoditas pakaian dan atribut keagamaan.
“Terkait pasar tanah baru ini hidup segan mati tak mau. Ini harusnya dijadikan pasar tematik. Itu dekat dengan pesantren. Jadi pedagang yang ada di pinggir jalan pesantren itu dipindahkan ke dalam pasar. Tiap malam Selasa itu ramai sekali karena ada pengajian,” ujarnya pula.
Baca juga: Hadiri peresmian Pasar Tanah Baru, DPRD Kota Bogor taruh banyak harapan kepada Perumda PPJ
ASB juga meminta kepada jajaran Direksi Perumda PPJ untuk menyampaikan catatan dan data capaian laba dan dividen dari 10 tahun terakhir. Sebab hal tersebut nantinya akan menjadi landasan bagi Komisi II DPRD Kota Bogor untuk menentukan target pendapatan bagi Perumda PPJ.
“Jadi dari tren 10 tahun itu kami bisa proyeksikan ke depannya akan seperti apa. Kami ingin teman-teman di Perumda PPJ ini keluar dari zona nyaman agar bisa mengembangkan bisnisnya lebih baik lagi melalui target yang kami tetapkan,” kata dia.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024