Bogor (Antara Megapolitan) - Atha Astari pelaku usaha kuliner asal Kota Bogor, Jawa Barat ini mengolah Butternut Squash menjadi aneka kudapan nikmat dan sehat.

Atha yang ditemui di Bursa Florikultura Indonesia 2017, Minggu mengaku baru dua bulan ini menjalankan usaha menjual makanan dari bahan baku Butternut Squash.

"Hasilnya lumayan, dalam sehari saya bisa menjual 100 sampai 120 item," kata Atha.

Aneka kudapan yang dibuatnya seperti Cake Butternut Squash Dish, pai butternut squash, struddle, mouse, puding dan juga selai. Semua berbahan baku Butternut Sqaush yakni buah sejenis labu yang lebih dikenal sebagai labu madu atau waluh di Indonesia.

Sedikitnya ada 12 varian yang diproduksi oleh Atha, setiap varian juga memiliki rasa berbeda seperti Cake Butternut Squash ada yang rasa original, cokelat, ada juga cake topping keju dan cokelat parut. Per potong harga cake dijual cukup ekonomi yakni mulai Rp35 ribu, sampai Rp50 ribu untuk yang menggunakan topping.

Ia mengatakan, ide awal mengembangkan usaha kue dari berbagai Butternut Squash melihat semakin menjamurkan usaha kue di Kota Bogor seperti Talas Bogor. Menjamurnya Talas Bogor membuat dirinya berinovasi membuat cake dari bahan Buttenut Squash yang belum banyak diminati.

"Kalau cake talas sudah menjamur dimana-mana, jadi orang-orang mulai bosan. Saya terpikir untuk mengembangkan Butternut Squash menjadi bahan baku untuk kue," katanya.

Sebagai pengusaha catering, Atha memiliki keahlian memasak. Sehingga apapun yang diolahnya terasa nikmat. Seperti Cake Buttenut Squash hasil karya ini disukai pembeli. Bahkan Istri Wakil Presiden Mufida Jusuf Kalla, beserta OASE Istri Kabinet Kerja memborong sejumlah kue yang dibikinnya saat pembukan Bursa Florikultura Indonesia 2017, Sabtu (29/7).

"Rasa kuenya tebal, dan manis. Gula yang kami pakai tidak banyak, karena Butternut Squash sudah mengandung banyak gula, seperti puding yang sebanyak ini kami buat, hanya memakai lima sendok gula," katanya.

Menurut Atha, dari literatur yang ia baca, Butternut Squash memiliki keunggulan, kandungan dalam buahnya baik untuk penderita Diabetes dan mencegah kanker.

Atha bergabung dengan sejumlah petani dan mahasiswa IPB membudidakan Butternut Squash di Bogor. Saat ini ada dua kebun yang dikelolanya bersama tim, yakni di Cibanteng dan Cimahpar. Satu kali produksi bisa mencapai 2 ton.

Jenis Butternut Squash yang dikembangkannya ada dua yakni Hanna dan Jacklin. Untuk jenis Tania, ia tidak memproduksinya karena kurang cocok.

"Butternut Sqaush ini kalau di super market harganya per biji mencapai Rp120 ribu. Kalau saya menjualnya hanya Rp50 ribu," kata Atha.

Selain memproduksi aneka makanan dari Butternut Squash, Atha juga memasarkan buah Butternut Squase dengan merk produksi EOS Fruit yang dijual secara `online` melalui media sosial dan di rumahnya yang berlokasi di Vila Bogor Indah.

"Belum banyak yang membuat olahan Butternut Squash, saya cari di internet kebanyakan resep masakan Butternut Sqaush dari luar semua, berbahasa Inggris," katanya.

Stand milik Atha menjadi salah satu stand yang diminati, pengunjung berminat untuk membeli cake, puding dan aneka kue lainnya.

"Lumayan murah cuma Rp50 ribu, kalau di super market mahal harganya," kata Linda salah satu pengunjung.

Pewarta: Laily Rahmawaty

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017