Plt. Wakil Rektor Bidang Akademik dan Kemahasiswaan Universitas Indonesia (UI) Prof. Dr. Ir. Dedi Priadi, DEA mengatakan UI tidak hanya menjadi Universitas Berkelas Dunia (UBD) tetapi juga menginspirasi universitas lain untuk turut serta dalam upaya menaikkan reputasi Indonesia.
“Saat ini UI telah mencapai target pada beberapa pemeringkatan global, antara lain berada di posisi 1 Indonesia, 3 Asia Tenggara, 6 Asia, dan 31 dunia pada Times Higher Education (THE) Impact Rankings 2024," kata Prof. Dedi Priadi di Depok, Selasa.
Selain itu juga menduduki peringkat 1 Indonesia, 8 Asia Tenggara, dan 206 dunia untuk Quacquarelli Symonds (QS) World University Rankings (WUR) 2025.
Tentunya, peringkat ini akan terus ditingkatkan agar pendidikan Indonesia diperhitungkan di kancah global.
Upaya menaikkan reputasi UI, menurut dia, dilakukan melalui implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mencakup pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Baca juga: THE Impact rankings tempatkan UI di posisi 6 besar Asia
Namun, Prof. Dedi menyebut ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaannya, di antaranya terkait SDM, tata kelola, dan finansial.
Menurut dia, untuk menjadikan UI sebagai universitas berkelas dunia, SDM UI harus unggul. Dosen dan tenaga kependidikan (tendik) UI harus memiliki keahlian dan kompetensi serta dapat beradaptasi dengan kecanggihan artificial intelligence (AI) yang berkembang saat ini.
Tak hanya itu, UI memiliki tantangan dalam aspek tata kelola. UI memiliki 14 fakultas, dua sekolah, dan satu program pendidikan vokasi yang harus dikelola dengan baik.
Untuk itu, dibutuhkan sistem yang komprehensif, terpusat, dan terukur agar evaluasi dapat dilakukan dengan mudah.
“UI sangat besar dengan hampir tiga ribu dosen, dua ribu karyawan, dan 48 ribu mahasiswa. Fakultas dapat memulai dari aspek administrasi yang terpusat, diselesaikan melalui tata kelola yang terkoordinasi. Untuk itu, pemanfaatan teknologi informasi harus dimaksimalkan,” kata Prof. Dedi.
Baca juga: FEB UI jadi Sekolah bisnis terbaik di Indonesia versi QS World University rangking 2024
UI juga berupaya menyediakan fasilitas terbaik untuk mendukung pembelajaran mahasiswa. Upaya ini diwujudkan melalui pembenahan fasilitas, penambahan aset peralatan laboratorium, hingga pembangunan Science and Technology Park (STP) yang akan dimanfaatkan untuk hilirisasi produk hasil riset.
Fasilitas ini diharapkan dapat menarik industri untuk berkolaborasi dengan periset UI sehingga keduanya dapat menghasilkan produk inovasi yang bernilai jual.
“Sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH), UI dituntut untuk dapat mengelola dana yang dibutuhkan," katanya.
Pendapatan universitas tidak bisa hanya mengandalkan dana dari pemerintah atau biaya pendidikan mahasiswa, tetapi perlu membuka peluang lain, salah satunya melalui kolaborasi dengan mitra industri untuk penciptaan produk hasil riset.
"UI juga memiliki unit-unit bisnis melalui Unit Kerja Khusus yang banyak memberikan kontribusi,” ujar Prof. Dedi.
Baca juga: Rangking dunia UI meningkat versi pemeringkat SIR 2024
Selain mitra industri, UI juga berkolaborasi dengan universitas top dunia dalam pengembangan program pendidikan dan riset.
UI dan universitas mitra menjalankan program pertukaran pelajar, kolaborasi riset, double degree, dan berbagai program lainnya.
Prof. Dedi mengatakan dengan adanya program pertukaran ini, mahasiswa dan dosen dari luar dapat belajar dan mengajar di UI. Begitu juga sebaliknya, mahasiswa dan dosen UI dapat belajar dan mengajar di universitas luar negeri.
"Ini memungkinkan transfer ilmu yang lebih luas, sehingga dapat melahirkan inovasi yang berdampak bagi masyarakat," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
“Saat ini UI telah mencapai target pada beberapa pemeringkatan global, antara lain berada di posisi 1 Indonesia, 3 Asia Tenggara, 6 Asia, dan 31 dunia pada Times Higher Education (THE) Impact Rankings 2024," kata Prof. Dedi Priadi di Depok, Selasa.
Selain itu juga menduduki peringkat 1 Indonesia, 8 Asia Tenggara, dan 206 dunia untuk Quacquarelli Symonds (QS) World University Rankings (WUR) 2025.
Tentunya, peringkat ini akan terus ditingkatkan agar pendidikan Indonesia diperhitungkan di kancah global.
Upaya menaikkan reputasi UI, menurut dia, dilakukan melalui implementasi Tri Dharma Perguruan Tinggi yang mencakup pendidikan, penelitian, dan pengabdian kepada masyarakat.
Baca juga: THE Impact rankings tempatkan UI di posisi 6 besar Asia
Namun, Prof. Dedi menyebut ada beberapa tantangan yang dihadapi dalam pelaksanaannya, di antaranya terkait SDM, tata kelola, dan finansial.
Menurut dia, untuk menjadikan UI sebagai universitas berkelas dunia, SDM UI harus unggul. Dosen dan tenaga kependidikan (tendik) UI harus memiliki keahlian dan kompetensi serta dapat beradaptasi dengan kecanggihan artificial intelligence (AI) yang berkembang saat ini.
Tak hanya itu, UI memiliki tantangan dalam aspek tata kelola. UI memiliki 14 fakultas, dua sekolah, dan satu program pendidikan vokasi yang harus dikelola dengan baik.
Untuk itu, dibutuhkan sistem yang komprehensif, terpusat, dan terukur agar evaluasi dapat dilakukan dengan mudah.
“UI sangat besar dengan hampir tiga ribu dosen, dua ribu karyawan, dan 48 ribu mahasiswa. Fakultas dapat memulai dari aspek administrasi yang terpusat, diselesaikan melalui tata kelola yang terkoordinasi. Untuk itu, pemanfaatan teknologi informasi harus dimaksimalkan,” kata Prof. Dedi.
Baca juga: FEB UI jadi Sekolah bisnis terbaik di Indonesia versi QS World University rangking 2024
UI juga berupaya menyediakan fasilitas terbaik untuk mendukung pembelajaran mahasiswa. Upaya ini diwujudkan melalui pembenahan fasilitas, penambahan aset peralatan laboratorium, hingga pembangunan Science and Technology Park (STP) yang akan dimanfaatkan untuk hilirisasi produk hasil riset.
Fasilitas ini diharapkan dapat menarik industri untuk berkolaborasi dengan periset UI sehingga keduanya dapat menghasilkan produk inovasi yang bernilai jual.
“Sebagai Perguruan Tinggi Negeri Badan Hukum (PTN-BH), UI dituntut untuk dapat mengelola dana yang dibutuhkan," katanya.
Pendapatan universitas tidak bisa hanya mengandalkan dana dari pemerintah atau biaya pendidikan mahasiswa, tetapi perlu membuka peluang lain, salah satunya melalui kolaborasi dengan mitra industri untuk penciptaan produk hasil riset.
"UI juga memiliki unit-unit bisnis melalui Unit Kerja Khusus yang banyak memberikan kontribusi,” ujar Prof. Dedi.
Baca juga: Rangking dunia UI meningkat versi pemeringkat SIR 2024
Selain mitra industri, UI juga berkolaborasi dengan universitas top dunia dalam pengembangan program pendidikan dan riset.
UI dan universitas mitra menjalankan program pertukaran pelajar, kolaborasi riset, double degree, dan berbagai program lainnya.
Prof. Dedi mengatakan dengan adanya program pertukaran ini, mahasiswa dan dosen dari luar dapat belajar dan mengajar di UI. Begitu juga sebaliknya, mahasiswa dan dosen UI dapat belajar dan mengajar di universitas luar negeri.
"Ini memungkinkan transfer ilmu yang lebih luas, sehingga dapat melahirkan inovasi yang berdampak bagi masyarakat," ujarnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024