Lifter Jawa Barat (Jabar), Susi Susanti, sejak awal memang bertekad mengincar hattrick medali emas pada Pekan Olahraga Nasional (PON), untuk membantu tim Jabar meraih gelar juara umum PON ketiga kalinya secara beruntun.

Pada pertandingan angkat berat kelas 52 kilogram putri PON XXI Aceh-Sumatera Utara 2024 di GOR Seramoe, Banda Aceh, Senin, Susi tampil dominan dengan catatan angkatan total 462,5 kilogram. Ia unggul cukup jauh atas dua pesaing terdekatnya, pemenang medali perak Sabrina asal Jawa Tengah dengan 387,5 kilogram dan Radhwa Raihanah yang memenangi medali perunggu dengan 370 kilogram.

“Untuk hattrick ini memang saya berharap sekali tadinya kan saya sempat dua bulan terakhir saya cedera, parah, kayak mengangkat itu sering nangis karena nggak bisa mengangkat gitu kan. Aduh, saya pengen hattrick bisa tidak ya,” kata Susi saat ditemui usai pertandingan.

Baca juga: Atlet menembak Kabupaten Bekasi kembali sumbang emas PON untuk Jabar
Baca juga: Bupati Bekasi kawal atlet PON dukung Jabar hattrick juara

“Ya sudah kata pelatih, sudah kamu tidak usah berpikir, tidak usah banyak melamun, tidak usah mikir masalah sakit. Bisa, bisa, katanya gitu kan. Kamu di tempat latihan bisa, di tempat tanding bisa. Jadi tadi malam pelatih ngomong “Susi yakin ya, Susi bisa, pasti bisa hattrick katanya gitu. Kalau Susi hattrick bisa untuk membantu Jabar hattrick juga (sebagai juara umum PON),” tambahnya.

Susi merupakan pemenang medali emas angkat berat pada PON Jabar 2021 dan PON Papua 2021. Pada kedua edisi PON itu, Jabar juga merupakan juara umum.

Selain itu, Susi juga sempat tidak percaya diri, karena para pesaingnya berusia jauh lebih muda.

Baca juga: Pemkab Bekasi janjikan bonus Rp100 juta bagi atlet peraih emas PON

“Sempat berpikir kan (PON) 2016 itu ibaratnya saya masih gagah-gagahnya, dari saya angkatan 180 tiba-tiba pas TC (pemusatan latihan) PON saya bisa squat 215 kilo, kan saya pikir siapa tahu ya lawannya kita yang di dalam seperti apa. Takutnya seperti saya, disembunyikan,” ucap atlet 31 tahun itu.

Dengan prestasi yang sudah pernah terukir, Susi mengakui kalau dirinya tidak merasa dibebani dengan berbagai pencapaian masa lalu maupun harapan berlebih.

“Kalau beban tidak (ada) sih, tidak dibikin beban. Karena kan kalau misalkan kata pelatih ya sudah dijalani saja, yang penting sudah berusaha untuk maksimal, kami maksimal di tempat latihan, kami maksimal di tempat pertandingan, jadi seperti apapun hasilnya ya itulah yang terbaik,” pungkas Susi.

Pewarta: A Rauf Andar Adipati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024