Puluhan hewan ternak milik warga Desa Gandasoli, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat seperti kambing dan domba dalam sebulan terakhir diserang hewan buas yang diduga merupakan harimau berasal dari Gunung Salak.
"Sudah banyak warga yang memiliki hewan ternak mengadu kepada Pemdes Gandasoli, Kecamatan Cikakak dalam sebulan terakhir ini, mereka melaporkan bahwa hewan ternak yang dipelihara banyak yang mati dan hilang akibat diserang hewan buas yakni harimau," kata Kepala Desa Gandasoli, Ece Kurniawan di Sukabumi, Senin.
Menurut Ece, jumlah hewan ternak yang menjadi korban penyerangan harimau lebih dari 20 ekor. Dari hasil pendataan harimau tersebut menyerang hewan ternak warga yang berada di Kampung Cikubang, Cikedok, Cibereum.
Tiga lokasi tersebut merupakan daerah terdekat dengan hutan Gunung Salak. Kasus seperti ini setiap tahun selalu ada, tetapi pada tahun ini atau 2024 jumlah hewan ternak yang diserang harimau paling banyak.
Meskipun belum ada laporan, adanya warga yang menjadi korban penyerangan harimau, namun pihaknya mengimbau agar tetap waspada, selain itu berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jabar dan Taman Nasional Gunung Halimun dan Salak (TNGHS) untuk menindaklanjuti kejadian ini.
Belum lama ini informasi yang diterima pihaknya ada peneliti yang datang ke beberapa lokasi penyerangan hewan ternak di Desa Gandasoli untuk mencari tahu jenis hewan buas yang menyerang ternak warga tersebut. Namun kuat dugaan hewan itu jenis harimau.
Sementara, salah seorang warga Kampung Cikedok Engkar mengaku bahwa lima ekor kambingnya menjadi korban penyerangan hewan buas, akibatnya empat kambing miliknya ditemukan dalam kondisi sekarat di mana dua di antaranya telah mati dan satu lainnya hilang.
Dirinya belum mengetahui secara pasti jenis hewan buas yang menyerang ternak miliknya pada Senin dini hari, apakah harimau atau macan. Tetapi, banyak warga yang menyebut hewan itu jenis harimau.
"Ini kejadian yang kedua, sebelumnya pernah hilang satu ekor. Kami butuh bantuan dari instansi terkait agar kejadian seperti ini tidak kembali terjadi. Apalagi, mata pencaharian kami bertumpu pada ternak," katanya.
Selain khawatir hewan ternak miliknya kembali menjadi sasaran penyerangan, ia pun merasa khawatir hewan buas itu menyerang keluarganya. Untuk itu, kepada petugas keamanan untuk segera melakukan sesuatu jangan sampai ada warga yang menjadi korban.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
"Sudah banyak warga yang memiliki hewan ternak mengadu kepada Pemdes Gandasoli, Kecamatan Cikakak dalam sebulan terakhir ini, mereka melaporkan bahwa hewan ternak yang dipelihara banyak yang mati dan hilang akibat diserang hewan buas yakni harimau," kata Kepala Desa Gandasoli, Ece Kurniawan di Sukabumi, Senin.
Menurut Ece, jumlah hewan ternak yang menjadi korban penyerangan harimau lebih dari 20 ekor. Dari hasil pendataan harimau tersebut menyerang hewan ternak warga yang berada di Kampung Cikubang, Cikedok, Cibereum.
Tiga lokasi tersebut merupakan daerah terdekat dengan hutan Gunung Salak. Kasus seperti ini setiap tahun selalu ada, tetapi pada tahun ini atau 2024 jumlah hewan ternak yang diserang harimau paling banyak.
Meskipun belum ada laporan, adanya warga yang menjadi korban penyerangan harimau, namun pihaknya mengimbau agar tetap waspada, selain itu berkoordinasi dengan Balai Konservasi Sumber Daya Alam (BKSDA) Jabar dan Taman Nasional Gunung Halimun dan Salak (TNGHS) untuk menindaklanjuti kejadian ini.
Belum lama ini informasi yang diterima pihaknya ada peneliti yang datang ke beberapa lokasi penyerangan hewan ternak di Desa Gandasoli untuk mencari tahu jenis hewan buas yang menyerang ternak warga tersebut. Namun kuat dugaan hewan itu jenis harimau.
Sementara, salah seorang warga Kampung Cikedok Engkar mengaku bahwa lima ekor kambingnya menjadi korban penyerangan hewan buas, akibatnya empat kambing miliknya ditemukan dalam kondisi sekarat di mana dua di antaranya telah mati dan satu lainnya hilang.
Dirinya belum mengetahui secara pasti jenis hewan buas yang menyerang ternak miliknya pada Senin dini hari, apakah harimau atau macan. Tetapi, banyak warga yang menyebut hewan itu jenis harimau.
"Ini kejadian yang kedua, sebelumnya pernah hilang satu ekor. Kami butuh bantuan dari instansi terkait agar kejadian seperti ini tidak kembali terjadi. Apalagi, mata pencaharian kami bertumpu pada ternak," katanya.
Selain khawatir hewan ternak miliknya kembali menjadi sasaran penyerangan, ia pun merasa khawatir hewan buas itu menyerang keluarganya. Untuk itu, kepada petugas keamanan untuk segera melakukan sesuatu jangan sampai ada warga yang menjadi korban.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024