Jakarta (Antara Megapolitan) - Salah satu ahli penyakit saraf Indonesia yakni dr Andreas Harry SpS (K), kembali mengikuti konferensi internasional penyakit Alzheimer 2017 di London, Inggris.

"Konferensi dihadiri ribuan peneliti dunia dari 68 negara, yang berlangsung pada 16-20 Juli 2017," katanya saat menghubungi Antara dari London, Selasa pagi.

Ia menjelaskan kegiatan tahunan yang diselenggarakan The Alzheimer`s Association International Conference (AAIC) itu dipusatkan di "Excel London Convention Centre".

Menurut anggota "International Advance Research" Asosiasi Alzheimer Internasional (AAICAD) itu, pada hari pertama konferensi topik paling menarik yang dibahas adalah "Passive Imunotherapy" (pengobatan) dengan target "beta amyloid" yang sangat "toxic".

Kemudian, menurut neurolog lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Airlangga (Unair) Surabaya itu, juga dibahas "Active Imunotherapy" untuk individu-individu yang mempunyai risiko untuk AD (Alzheimer Disease).

Sedangkan topik lainnya adalah diagnosis AD "Imaging PET Tracer" dengan memakai "Tau/Amyloid Tracer" (Radioligand) yang dapat menentukan dengan pasti AD (diagnosa definitif).

Ia menambahkan bahwa kalau di Indonesia hanya ada PETscan dengan FDG (fluorodeoxyglucose) untuk menentukan adanya area-area hypometabolisme, terutama daerah frontal (Entorhinal) .

Andreas Harry menjelaskan bahwa penyakit Alzheimer`s adalah gangguan neurodegeneratif progresif yang ditandai dengan hilangnya sel saraf secara progresif, terutama di daerah hipokampus dan kortex basal otak depan, menyebabkan penurunan kemampuan menyimpan memori jangka pendek, penamaan dan kemampuan berbahasa, kemampuan visuospasial serta fungsi eksekutif.

Saat ini, penyakit neurodegeneratif dianggap terjadi akibat adanya gangguan penggabungan dan agregasi protein.

Menteri Kesehatan Nila F Moeloek pada suatu kesempatan menyebutkan bahwa saat ini ada 18,1 juta penderita demensia-alzheimer, di mana jumlah itu merupakan 7,6 persen dari total populasi.

Namun, Andreas Harry menilai bahwa jumlah penderita penyakit alzheimer`s di Indonesia sebanyak 18,1 juta adalah "bersifat kemungkinan".

"Pendapat saya 18,1 juta penderita itu adalah `Probable Alzheimer`s Disease` (kemungkinan penyakit Alzheimer) yang ditegakkan berdasarkan klinis dan neuropsikologi tes," katanya.

Pewarta: Andi Jauhari

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017