Makassar, (Antara Megapolitan) - Presiden Republik Indonesia Joko Widodo membuka Hari Koperasi Nasional (Harkopnas) yang dihadiri ribuan pelaku usaha kecil dan menengah serta penggiat Koprasi di lapangan Karebosi Kota Makassar, Sulawesi Selatan, Rabu.

"Kita mengalami banyak kemajuan, perkonomian kita tumbuh semakin baik dan sehat. Daya saing investasi kita semakin baik, inflasi kita juga terjaga, kesenjangan ekonomi dengan indeks rasio gini membaik pada angka 0,394," papar Presiden Jokowi.

Selain itu, kata Jokowi, pertumbuhan ekonomi di Indonesia pada kuartal pertama berada pada angka 5,02 persen. Kalau dibandingkan dengan Sulawesi Selatan dengan angka 7,4 persen, pertumbuhan daerah ini jauh lebih baik dari pertumbuhan nasional.

Bila dibandingkan lagi dengan Kota Makassar, lanjut Jokowi, sesuai pemaparan Wali Kota Makassar mencapai 7,9 persen jauh lebih baik dari pertumbuhan ekonomi nasional.

"Saya lihat di Makassar, Sulawesi Selatan, usaha kecil menengah bergerak, koperasinya bergerak semuanya. Ekspor baik komoditas mente, produk perikanan, kopi, kakao betul-betul memberikan topangan pada pertumbuhan ekonomi nasional," ucap mantan Gubernur DKI Jakarta itu.

Namun, kata Jokowi, pencapaian itu tidak boleh berpuas diri. Persaingan negara-negara sangat sengit sekarang ini, dan situasi global juga belum pulih, situasi internasional pertumbuhannya juga tidak mengalami perbaikan signifikan.

"Semua negara sekarang ini mengeluh, pertumbuhan ekonominya turun. Kalau dibandingkan dengan negara-negara G-20, seperti yang saya hadiri di Jerman, negara kita berada di peringkat ketiga, ini patut kita syukuri, Alhamdulillah," katanya.

Tetapi, kata mantan Wali Kota Solo ini, kenyataan harus dilihat, masalah kemiskinan, ketimpangan kesenjangan sosial menjadi pekerjaan rumah yang harus dihadapi bersama-sama.

Untuk itu, ia berharap semua komponen bangsa menggunakan seluruh kekuatan dan segenap sumber daya dimiliki untuk mengatasi berkaitan dengan ketimpangan dan kemiskinan itu.      

Sementara Menteri Koperasi dan UKM Anak Agung Gde Ngurah Puspayoga pada kesempatan itu mengemukakan, gerakan koperasi kewirausahaan rasio tahun 2013 mencapai 1,55 persen dan tahun 2016 naik dua kali lipat menjadi 3,01 persen selama dua tahun.

"Meskipun masih jauh dari Singapura sekitar lima persen dan Malaysia enam persen, namun minimal ada peningkatan," ujarnya.

Menurut Puspayoga, gerakan reformasi koperasi sudah dilakukan dengan menghapus sebanyak 43 ribu unit koperasi sakit. Sisanya masih ada 152 unit koperasi, setengahnya 76 ribu sehat, setengahnya lagi masih sakit.

"Inilah tantangan ke depan bagi koperasi, dan pembinaan koperasi di tingkat provinsi dan kabupaten kota akan terus dilakukan. Bagi koperasi yang sehat akan dimasukkan dalam data base, sedangkan yang sakit akan dihapus guna menuju koperasi berkualitas," paparnya.

Sementara Ketua Umum Dewan Koperasi Indonesia (Dekopin) Nurdin Halid mengatakan kekayaan alam dapat dijadikan aset dan jalan keluar dalam menjalankan koperasi adalah akses permodalan.

"Kami bersyukur pemerintah telah menurunkan bunga kredit usaha rakyat 22 persen, selanjutnya diturunkan lagi tahun ini sembilan persen dan tahun depan diharapkan turun hingga tujuh persen," ujarnya.

Pada acara peringatan Hari Koperasi Nasional itu turut hadir Gubernur Sulsel Syahrul Yasin, Wakil Gubernur Sulsel, unsur forum komunikasi pimpinan daerah, para bupati dan wali kota se-Sulsel serta ribuan penggiat UKM dan koperasi 

Selain itu hadir Gubernur Jawa Barat Ahmad Heryawan, Gubernur Sumatera Barat Irwan Prayitno, Gubernur Jawa Timur Soekarwo serta sejumlah bupati dari daerah lain yang mendapatkan penghargaan dari Presiden RI.

Pewarta: Darwin Fatir

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017