Bogor (Antara Megapolitan) - Tiga mahasiswa Institut Pertanian Bogor yaitu Chairani Ridha Magfira dari Fakultas Kedokteran Hewan beserta Hendi Okta Kurniawan dan Beny Irwanto Fakultas Teknologi Pertanian, berhasil memperoleh juara 1 inovasi Tepat Guna pada ajang FST Fair 2016 di Jambi.

FST Fair merupakan event lomba skala Nasional yang diselenggarakan oleh BEM Fakultas Sains dan Teknologi Universitas Jambi. Dalam kegiatan ini terdapat beberapa rangkaian lomba yang ditujukan untuk mahasiswa dan siswa SMA.

''Saya dan tim ikut kategori lomba inovasi tepat guna. Kategori ITGN sendiri ada kurang lebih 86 proposal masuk menurut informasi dari panitia, dan dipilih 10 proposal terbaik untuk memasuki tahap grand final. Peserta merupakan tim yang terdiri atas maksimal 3 orang, dari berbagai perguruan tinggi di Indonesia terdapat 10 finalis dari berbagai universitas di kategori lomba ini yaitu IPB, ITS, STTPLN, UB, UII, USU, UNDIP, Politeknik Negeri Sriwijaya Palembang, Universitas Negeri Makasar, Politeknik Elektronika Negeri Surabaya,'' tutur Chairani.

lde yang mereka angkat adalah sebuah mesin pengurai serat rambut domba, bernama Flizer Roll. Judul karyanya adalah ''Peningkatan Nilai Tambah Limbah Rambut Domba Melalui Pemanfaatan Flizer Roll : Mesin Pengurai Serat Rambut Domba''.

Inspirasi awal berasal dari salah satu UMKM kerajinan tangan pajangan domba yang sedang berkembang yaitu ECODOE.

Metode yang diterapkan dalam pembuatan boneka masih manual mengggunakan alat Hand Carding, terutama pada penguraian serat rambut dombanya.

Dari situ muncul inspirasi membuat mesin pengurai rambut domba, dengan tujuan untuk mempermudah proses kerja. Diharapkan dengan mesin ini proses produksi menjadi lebih cepat dan hasil lebih baik dari segi kuantitas dan kualitasnya dibanding menggunakan tangan.

''Sebenarnya mesin ini semi manual, karena untuk memasukan rambut-rambut dombanya, tetap secara manual, namun penyisiran dan penguraiannya menggunakan mesin,'' ungkapnya.

Flizer Roll merupakan inovasi mesin pengurai serat rambut domba yang dapat menghilangkan gimbal dan keriting limbah rambut domba.

Limbah rambut yang bentuknya sudah tidak karuan dapat diolah kembali menjadi sesuatu yang bernilai, lebih halus dan rapi untuk dijadikan kerajinan tangan.

Sumber tenaga yang digunakan adalah motor listrik, yang dapat meningkatkan kapasitas penguraian yang biasanya 0.7 kg/jam dengan penguraian manual menjadi 1.5-3 kg/jam dengan Flizer Roll. Proses penguraian serat rambut domba lebih cepat, dengan daya 0.25 HP.

Alat ini memiliki keunggulan dengan analisis ekonomi teknik dengan R/C 2.11 sehingga layak dikomersilkan. Payback period dari Flizer Roll adalah 140 hari masa aktif produksi. Kelebihan lainnya adalah desain ini belum ada di Indonesia.

''Kebetulan memang sedang proses pengajuan paten yakni pada bagian mesin penyisir nya (silinder pengcarding nya). Pola jarum sisir atau penyucuknya juga tidak sembarangan. Ada polanya dan di Indonesia sendiri mesin dengan fungsi serupa biasanya masih impor dari New Zealand dengan harga relative mahal apabila sasarannya usaha industri kecil menengah,'' tuturnya.

Inovasi mesin ini mempunyai sasaran dan kebermanfaatan yang sangat jelas dan sudah dibuktikan di UMKM Ecodoe. Kekuatannya lebih nyata pada dampak penggunaannya. Selain itu dari orisinalitas juga mesin ini unggul.(IRM/Zul)

Pewarta: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017