Sukabumi (Antara Megapolitan) - Hari kedua Idul Fitri 1438 Hijriyah tempat pemakaman umum (TPU) di Kota Sukabumi, Jawa Barat masih dipadati ribuan peziarah dari berbagai daerah khususnya warga yang mudik.
"Saya sengaja berziarah di hari kedua lebaran untuk menghindari kemacetan di lokasi TPU, namun ternyata masih banyak peziarah yang datang ke TPU Taman Bahagia di Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi," kata seorang peziarah Septian, Senin.
Ia pulang ke Sukabumi tepat pada hari lebaran dari Cirebon, Jabar dan hampir setiap tahun dirinya pulang untuk berziara di makam nenek dan ibunya.
Menurutnya, almarhum neneknya dimakamkan di TPU Taman Bahagia sementara makam ibunya di TPU Ciandam, Kecamatan Cibeureum.
Rencananya setelah berziarah ke makam neneknya dirinya akan melanjutkan ziarahnya ke makam ibunya, namun informasinya TPU Ciandam saat ini masih macet karena masih banyak warga yang nyekar.
Padatnya lokasi pemakaman ini juga disebabkan tidak tersedianya lahan parkir sehingga ratusan kendaraan roda dua dan roda empat parkir hingga badan jalan.
Belum lagi ditambah banyak pedagang musiman yang mangkal disekitar area makam seperti penjual makanan, mainan anak, bunga rampe dan lain-lain.
Sebagian peziarah juga harus mengeluarkan uang lebih untuk memberi santunan kepada anak-anak dan petugas kebersihan makam yang meminta sedekah walaupun jumlahnya tidak ditentukan.
"Sudah menjadi kebiasaan, jika berziarah di bulan Syawal atau saat lebaran saya menyiapkan uang receh untuk dibagikan kepada anak-anak dan petugas kebersihan," kata peziarah lainnya Enny Anggraeni.
Banyaknya peziarah juga dimanfaatkan warga sekitar TPU Taman Bahagia untuk menjadi juru parkir dadakan, keberadaan mereka pun cukup membantu khususnya dalam mengatur arus lalu lintas agar di sekitar makam tidak terjadi kemacetan.
Selain itu, petugas kepolisian dari Polres Sukabumi Kota juga disiagakan untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Dan juga lalu lintas di sekitar TPU dibuat satu arah seperti di TPU Taman Bahagia pintu masuknya dari Jalan Nyomplong masuk ke Jalan Taman Bahagia dan keluar melalui Jalan Benteng.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Saya sengaja berziarah di hari kedua lebaran untuk menghindari kemacetan di lokasi TPU, namun ternyata masih banyak peziarah yang datang ke TPU Taman Bahagia di Kelurahan Benteng, Kecamatan Warudoyong, Kota Sukabumi," kata seorang peziarah Septian, Senin.
Ia pulang ke Sukabumi tepat pada hari lebaran dari Cirebon, Jabar dan hampir setiap tahun dirinya pulang untuk berziara di makam nenek dan ibunya.
Menurutnya, almarhum neneknya dimakamkan di TPU Taman Bahagia sementara makam ibunya di TPU Ciandam, Kecamatan Cibeureum.
Rencananya setelah berziarah ke makam neneknya dirinya akan melanjutkan ziarahnya ke makam ibunya, namun informasinya TPU Ciandam saat ini masih macet karena masih banyak warga yang nyekar.
Padatnya lokasi pemakaman ini juga disebabkan tidak tersedianya lahan parkir sehingga ratusan kendaraan roda dua dan roda empat parkir hingga badan jalan.
Belum lagi ditambah banyak pedagang musiman yang mangkal disekitar area makam seperti penjual makanan, mainan anak, bunga rampe dan lain-lain.
Sebagian peziarah juga harus mengeluarkan uang lebih untuk memberi santunan kepada anak-anak dan petugas kebersihan makam yang meminta sedekah walaupun jumlahnya tidak ditentukan.
"Sudah menjadi kebiasaan, jika berziarah di bulan Syawal atau saat lebaran saya menyiapkan uang receh untuk dibagikan kepada anak-anak dan petugas kebersihan," kata peziarah lainnya Enny Anggraeni.
Banyaknya peziarah juga dimanfaatkan warga sekitar TPU Taman Bahagia untuk menjadi juru parkir dadakan, keberadaan mereka pun cukup membantu khususnya dalam mengatur arus lalu lintas agar di sekitar makam tidak terjadi kemacetan.
Selain itu, petugas kepolisian dari Polres Sukabumi Kota juga disiagakan untuk mengantisipasi hal yang tidak diinginkan. Dan juga lalu lintas di sekitar TPU dibuat satu arah seperti di TPU Taman Bahagia pintu masuknya dari Jalan Nyomplong masuk ke Jalan Taman Bahagia dan keluar melalui Jalan Benteng.
Editor : Naryo
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017