Bogor (Antara Megapolitan) - Kementerian Sosial bekerja sama Yayasan At-Tawassuth memberikan santunan Hari Raya Idul Fitri 1438 Hijriyah kepada 250 dhuafa dan anak yatim beberapa kecamatan di Kabupaten Bogor, Jawa Barat.

"Tiga hari terakhir santunan diberikan pada sejumlah titik yang tersebar di beberapa kecamatan di Kabupaten Bogor," kata Ketua Yayasan At-Tawassuth, Ahmad Fahir di Bogor, Sabtu.

Ia menjelaskan bahwa kegiatan santunan itu adalah rangkaian kegiatan pesantren kilat yang digagas sebelumnya dengan Kemenpora, dan melibatkan Biro Utama Penyangga Jakarta Perum LKBN-Antara sebagai "media partner".

Penyerahkan santunan kepada 250 orang dhuafa dan yatim itu tersebar di empat titik wilayah Kabupaten Bogor.

Kegiatan santunan diawali di Pondok Pesantren Al-Fatah, Jalan Kreteg No 55, Desa Pagelaran, Kecamatan Ciomas, Kabupaten Bogor.

Dalam kesempatan tersebut, sebanyak 65 orang santri dari Pondok Pesantren Al-Fatah serta santri Pondok Pesantren Ar-Ruhama, Kelurahan Padasuka, Kecamatan Ciomas, mendapatkan paket santunan.

Lokasi berikutnya, yakni di Masjid Al-Khoslan, Desa Laladon, Kecamatan Ciomas, yang telah dilaksanakan pada Jumat (23/6).

Di lokasi ini, bekerja sama dengan Dewan Kemakmuran Masjid (DKM) Al-Khoslan, panitia menyerahkan 60 paket kepada anak yatim dan dhuafa dari desa-desa sekitar Laladon.

Ketua DKM Al-Khoslan Ahmad Nuryadin menyambut baik kegiatan itu karena mempunyai makna sosial-spiritual.

"Kita doakan kepada yang memberi santunan akan terus diberikan keberkahan, dan yang disantuni juga terbantu," katanya.

Santunan selanjutnya dilakukan di Masjid Bojong Hilir, Desa Bojong, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, yang menyasar 50 anak yatim dan dhuafa setempat.

Titik terakhir, yakni di Kampung Sawah, Desa Bojong, Kecamatan Kemang, Kabupaten Bogor, menyertakan 75 orang yatim dan dhuafa.

Fahir menjelaskan kegiatan santunan tersebut dimaksudkan untuk membantu meringankan beban masyarakat dhuafa, terutama menjelang Idul Fitri 1438 H yang jatuh pada Minggu (25/6).

"Bulan puasa menempa kita dengan rasa lapar sepanjang hari selama sebulan penuh. Ini menggembleng kita agar sensitif dan peduli terhadap kaum dhuafa, karena mereka sering menahan lapar karena tidak ada yang bisa dimakan," katanya.

Pimpinan Pesantren Al-Fatah, KH Saepul Milah menambahkan, pihaknya berterima kasih kepada Kemensos dan Yayasan At-Tawassuth santunan yang diberikan kepada santrinya.

Apalahi, santri Al-Fatah semuanya berasal dari keluarga tidak mampu.

Begitu pula dengan santri Pesantren Ar-Ruhama, lanjut Saeful Milah, semua berasal dari keluarga dhuafa.

"Santri Ar-Ruhama kami gratiskan penuh untuk semua biaya pendidikan baik sekolah, pesantren maupun uang makan," katanya. 

Pewarta: Andi Jauhari

Editor : Feru Lantara


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017