Dinas Perumahan dan Pemukiman (Kadisperumkim) Kota Bogor, Jawa Barat, menginisiasi program Gerakan Bogor Bebas Kumuh Strategi Akselerasi Pemukiman Indah, Sehat, Aman dan Nyaman (Gerobak Sae Pisan), dengan pilot project di Kampung Mantarena, Kelurahan Panaragan.

Kepala Disperumkim Kota Bogor Rr. Juniarti Estiningsih di Kota Bogor, Sabtu, mengatakan pihaknya selama ini sudah melakukan penanganan kawasan kumuh yang berfokus pada tujuh indikator.

Esti menyebutkan, tujuh indikator tersebut ialah bangunan gedung, jalan lingkungan, penyediaan air minum, drainase lingkungan, pengelolaan air limbah, proteksi kebakaran, dan pengelolaan persampahan.

“Di program Gerobak Sae Pisan ini kami menambah dua fokus, yaitu sosial ekonomi dan sosial pemberdayaan. Jadi, di dalam kawasan kumuh ini selain diperbaiki infrastrukturnya, kami perkuat juga dengan sosial ekonomi masyarakat, supaya bisa berdaya dan berpenghasilan,” jelasnya.

Esti mengatakan, program ini menitikberatkan pada kolaborasi baik stakeholder internal Pemerintah Kota (Pemkot) Bogor, maupun eksternal. Stakeholder internal yang awalnya terlibat ialah Disperumkim, Dinas PUPR, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pemadam Kebakaran dan Penyelamatan, dan Perumda Tirta Pakuan.

Namun, kata Esti, dengan penambahan dua fokus berupa ekonomi dan sosial pemberdayaan, maka seluruh dinas harus berperan serta. Mengingat permasalahan di kawasan kumuh tidak saja pada infrastruktur, namun erat kaitannya dengan sosial masyarakat.

“Kami turut melibatkan Dinas Kesehatan, Dinas Sosial, Dinas UMKM, dan Diskominfo untuk menciptakan ekonomi kerakyatan, pemberdayaan masyarakat yang golnya, kawasan kumuh ini bisa menjadi kawasan tematik dan menjadi tempat wisata baru yang ikonik di Kota Bogor,” kata Esti.

Ia menjelaskan, Gerobak Sae Pisan di Kampung Mantarena ini merupakan proyek percontohan penanganan kawasan kumuh pertama di Kota Bogor.

Menurutnya, Kampung Mantarena ini memiliki potensi sosial ekonomi dan sosial pemberdayaan yang memungkinkan untuk dibuat menjadi kampung tematik baru. Dengan konsep jajanan tepi sungai dan kafe-kafe cantik dengan memanfaatkan lahan atau ruang kosong yang ada.

“Minggu lalu kita sudah melakukan sosialisasi dan sejak Senin kemarin sudah masuk ke pengerjaan fisik. Setelah pengerjaan fisik selesai kawasan ini akan di-launching pada akhir bulan Agustus,” ucapnya. 

Pewarta: Shabrina Zakaria

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024