Bogor (Antara Megapolitan) - Program gemar ikan (Gemari) yang telah digalakkan oleh Kementerian Kelautan dan Perikanan Republik Indonesia harus didukung dengan melakukan diversifikasi pangan olahan ikan serta promosi dan eduksi tentang kandungan gizi ikan.

Salah satu produk berbahan dasar ikan yang layak dikembangkan adalah pempek. Produk makanan tersebut merupakan makanan tradisional asal Palembang, yang terbuat dari daging ikan cincang atau giling, tepung dan bumbu yang kemudian direbus.

Ikan yang digunakan berupa ikan tenggiri, gabus dan belida. Cara pembuatan pempek sebenarnya mudah, akan tetapi ada beberapa faktor yang membuat pengolahan pempek menjadi sulit.

Faktor tersebut diantaranya adalah keterbatasan waktu karena sibuk bekerja, originalitas (keaslian) pempek, cita rasa yang berkurang atau cepat rusak waktu pengiriman dan ada pempek instan, namun seringkali hasil yang diinginkan kurang baik atau keras.

Menurut Olivia, dengan adanya peluang tersebut kami menawarkan solusi berupa kehadiran tepung pempek Hijaber (higenis, terjangkau, berwarna) yang siap olah dan dapat digunakan dengan mudah untuk mendapatkan pempek yang lezat.

Olivia WP yang merupakan tim Program Kretivitas Mahasiswa bidang Kewirausahaan (PKM-K) Intitut Pertanian Bogor (IPB) bersama Dinie S, Axel N, Nouval H dan Masagus HT.

Mereka membuat ''Tepung Pempek Hijaber sebagai Solusi Peningkatan Daya Konsumsi Ikan pada Masyarakat''.

Tepung pempek hijaber merupakan produk inovasi terbaru sebagai kombinasi tepung pempek siap olah dengan variasi rasa. Pewarna makanan yang digunakan berasal dari pasta yang terbuat dari sari sayuran dan buahan yang dihaluskan.

''Produk yang kami buat berbentuk tepung yang siap diolah menjadi pempek dengan cara diseduh dan ditambahkan sedikit telur. Tepung pempek yang kami tawarkan memiliki bubuk pewarna alami yang berasal dari sayur dan buah sebagai inovasi yang unik dari produk ini,'' ujar Olivia, mahasiswa Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) IPB tersebut.

Produk yang mereka buat akan dipasarkan kepada mahasiswa, dosen, dan masyarakat luas dengan harga Rp 60 ribu per kemasan.

Olivia mengatakan ''Kami berencana untuk memasarkan produknya melalui media sosial untuk mahasiswa dan dosen, sedangkan untuk masyarakat luas kami menawarkan secara langsung''.

Melalui produk ini mereka berharap agar tepung pempek hijaber dapat dikenal lebih luas dan dikonsumsi oleh masyarakat banyak.  (AT/ris).

Pewarta: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017