Bupati Sukabumi Marwan Hamami mengatakan untuk mempercepat menurunkan angka stunting di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat, Pemkab Sukabumi fokus pada peningkatan kesadaran masyarakat.
"Masyarakat menjadi elemen penting dalam upaya percepatan penurunan dan mencegah kasus baru stunting, karena berbagai intervensi yang dilakukan pemerintah bersama instansi terkait tidak akan bisa efektif jika warga belum sadar untuk meningkatkan kualitas hidupnya," katanya di Sukabumi, Rabu.
Menurut Marwan, Pemkab Sukabumi bersama Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) saat ini tidak hanya melakukan intervensi dengan pemberian makanan bergizi, program orang tua asuh serta pemberian vitamin makanan tambahan kepada ibu hamil, bayi dan balita.
Baca juga: Ibu hamil hingga calon pengantin jadi target intervensi TPPS
Baca juga: Polres Sukabumi bersama IDI beri makanan tambahan
Baca juga: Personel Polres Sukabumi dikerahkan bantu percepatan penanganan kasus stunting
Tetapi juga melakukan pendekatan kepada warga yang berpotensi atau rawan stunting untuk meningkatkan kesadaran dalam menjaga dan melaksanakan pola hidup sehat dan bersih.
Kemudian meningkatkan kualitas sanitasi lingkungan serta meningkatkan kualitas pola asuh anak seperti tidak makan sembarangan dan terbiasa menjaga kebersihan. Karena kasus stunting, tidak hanya dipicu oleh kekurangan gizi, tetapi pola hidup masyarakat yang kurang berkualitas dan sering mengabaikan untuk menjaga serta asupan makanan yang dibutuhkan untuk tubuh.
"Saat ini angka stunting di Kabupaten Sukabumi masih berada di 23 persen, tetapi kami optimistis akan terus berkurang dan bisa mencapai target di angka 14 persen di tahun ini," tambahnya.
Marwan mengatakan, sebenarnya pihaknya bukan tidak mampu untuk berkomunikasi dengan masyarakat terkait program percepatan penanganan stunting. Akan tetapi masih banyak masyarakat yang kurang memperhatikan edukasi serta tidak menerapkan program yang diberikan pihaknya. Tentunya ini menjadi tantangan untuk mewujudkan Kabupaten Sukabumi nol kasus baru stunting.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
"Masyarakat menjadi elemen penting dalam upaya percepatan penurunan dan mencegah kasus baru stunting, karena berbagai intervensi yang dilakukan pemerintah bersama instansi terkait tidak akan bisa efektif jika warga belum sadar untuk meningkatkan kualitas hidupnya," katanya di Sukabumi, Rabu.
Menurut Marwan, Pemkab Sukabumi bersama Tim Percepatan Penanganan Stunting (TPPS) saat ini tidak hanya melakukan intervensi dengan pemberian makanan bergizi, program orang tua asuh serta pemberian vitamin makanan tambahan kepada ibu hamil, bayi dan balita.
Baca juga: Ibu hamil hingga calon pengantin jadi target intervensi TPPS
Baca juga: Polres Sukabumi bersama IDI beri makanan tambahan
Baca juga: Personel Polres Sukabumi dikerahkan bantu percepatan penanganan kasus stunting
Tetapi juga melakukan pendekatan kepada warga yang berpotensi atau rawan stunting untuk meningkatkan kesadaran dalam menjaga dan melaksanakan pola hidup sehat dan bersih.
Kemudian meningkatkan kualitas sanitasi lingkungan serta meningkatkan kualitas pola asuh anak seperti tidak makan sembarangan dan terbiasa menjaga kebersihan. Karena kasus stunting, tidak hanya dipicu oleh kekurangan gizi, tetapi pola hidup masyarakat yang kurang berkualitas dan sering mengabaikan untuk menjaga serta asupan makanan yang dibutuhkan untuk tubuh.
"Saat ini angka stunting di Kabupaten Sukabumi masih berada di 23 persen, tetapi kami optimistis akan terus berkurang dan bisa mencapai target di angka 14 persen di tahun ini," tambahnya.
Marwan mengatakan, sebenarnya pihaknya bukan tidak mampu untuk berkomunikasi dengan masyarakat terkait program percepatan penanganan stunting. Akan tetapi masih banyak masyarakat yang kurang memperhatikan edukasi serta tidak menerapkan program yang diberikan pihaknya. Tentunya ini menjadi tantangan untuk mewujudkan Kabupaten Sukabumi nol kasus baru stunting.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024