Bogor (Antara Megapolitan) - Setiap tahun lebih dari 2 juta ekor sapi dipotong dalam memenuhi kebutuhan daging sapi dalam negeri. Untuk wilayah Kota Bogor, pemotongan sapi di Rumah Potong Hewan (RPH) Bubulak setiap harinya mencapai 50 ekor per hari.

Setiap pemotongan satu ekor sapi menghasilkan 10 kilogram limbah isi rumen maka untuk 50 ekor sapi dihasilkan sekitar 500 kilogram limbah isi rumen.

Indonesia sendiri memiliki kurang lebih 420 RPH yang kebanyakan berada di wilayah Jawa. Terbayang banyaknya limbah isi rumen yang dihasilkan.

Isi rumen merupakan sisa pakan yang terdapat di rumen sapi setelah dilakukan pemotongan. Isi rumen merupakan hasil samping rumah potong hewan yang belum dimanfaatkan secara optimal bahkan kebanyakan dibuang begitu
saja. Hal ini isi rumen dapat menimbulkan pencemaran lingkungan berupa polusi udara, jika tidak ditangani dengan baik.

Dalam mengurangi efek negatif yang ditimbulkan, sekelompok mahasiswa  Institut Pertanian Bogor (IPB) memanfaatkan limbah isi rumen tersebut menjadi produk yang memiliki nilai ekonomis.

Limbah isi rumen tersebut dijadikan produk ''KLISE'' (Kerajinan Limbah Isi Rumen). Kelompok Program
Kreativitas Mahasiswa (PKM) yang terdiri dari: Rizqi Nurlaeli, Ratriana Titis Malinda, Arif Wicaksono Saputra, Lisa Loretta Venezia, dan Rachmat Triyono.

Motivasi tinggi untuk menjadikan pengusaha muda dan mendapat penghasilan tambahan melatarbelakangi Rachmat Triyono dan keempat rekannya dalam mengikuti PKM ini. 

''Saya dari dulu memang sudah berniat membuka usaha di bidang kerajinan. Tapi saat itu saya masih bingung menentukan bahan baku kerajinan yang berbeda dan ada nilai tambahnya,'' ucap Rachmat. 

Ia juga menambahkan jika akhirnya ia menemukan ide untuk memanfaatkan limbah isi rumen dari bidang keilmuannya di Fakultas Peternakan. Saat melakukan praktikum, Rachmat melihat isi rumen yang tidak digunakan.

Lalu ia melakukan analisis tentang karakteristik bahan isi rumen yang ternyata cocok apabila digunakan sebagai bahan kerajinan tangan.

Limbah isi rumen yang dihasilkan sapi akan dibuat kerajinan tangan berupa boneka dan gantungan kunci. Adapun proses pembuatannya isi rumen yang masih basah akan dicuci terlebih dahulu kemudian dikeringkan. Setelah kering, isi rumen akan direkatkan satu sama lain dengan bahan perekat kayu.

Terakhir, bahan yang sudah direkatkan dimasukan ke dalam cetakan berbagai macam bentuk dan dikeringkan kembali.

Sejauh ini, perkembangan pembuatan produk KLISE sampai pada tahap finishing dan pengujian kelayakan produk.

''Kami memang belum menerima pesanan karena memang belum dipasarkan. Kami ingin memastikan terlebih dulu bahwa produk kami benar-benar layak dijual. Tapi untuk rencana selanjutnya kami akan membuat cover book juga dari limbah ini,'' ujar Rachmat penuh harap.  (KHO/ris).

Pewarta: Humas IPB

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017