Dinas Perhubungan (Dishub) Kota Bogor, Jawa Barat, menambah beberapa titik pemberhentian bus atau bus stop transportasi massal Biskita Transpakuan, berdasarkan usulan masyarakat.
Kepala Dishub Kota Bogor Marse Hendra Saputra di Kota Bogor, Kamis, mengatakan pihaknya kerap menerima usulan dan permintaan penambahan halte dan pemberhentian bus Biskita Transpakuan.
Hanya saja, kata Marse, transportasi program pembelian layanan Buy the Service (BTS) ini masih dalam pengelolaan Badan Pengelola Transportasi Jabodetabek (BPTJ) Kementerian Perhubungan (Kemenhub). Maka usulan titik pemberhentian, halte, dan lainnya dilaksanakan oleh pemilik program.
Baca juga: Pemkot Bogor bersama BPTJ dan Kemenhub tanda tangani nota kesepakatan pelimpahan subsidi BTS
Baca juga: Pemkot Bogor kaji dua opsi pembiayaan transportasi massal Biskita Transpakuan
“Tapi kami juga ingin membantu, bukan program, tapi ke masyarakatnya. Maka di beberapa titik kami tahun kemarin menambahkan ada delapan titik bus stop,” kata Marse.
Ia mengakui ke depan memang perlu penambahan halte dan pemberhentian bus. Terlebih, halte Biskita Transpakuan secara keseluruhan telah diserahkan ke Pemkot Bogor dari BPTJ.
“Ke depan perlu penambahan lagi, dan itu bisa. Nanti kami sesuaikan,” ujarnya.
Di samping itu, Marse menyampaikan, harus ada pemeliharaan lantaran halte yang sudah ada kondisinya banyak yang terkena vandalisme.
Baca juga: Ketua DPRD minta Pemkot Bogor cari terobosan untuk pembiayaan Biskita
“Kami berupaya untuk meminimalisasi dan melakukan pemeliharaan secara manual meskipun keterbatasan dari sisi pemeliharaan,” ucapnya.
Marse menyebut, di anggaran 2025 telah diusulkan anggaran untuk pemeliharaan halte. Baik yang dari awal merupakan milik Pemkot Bogor, maupun yang baru diserahkan dari BPTJ.
“Bukan hanya fisik, tapi beban listrik dan hal-hal lain. Sudah kami hitung dan dianggarkan di tahun 2025,” kata Marse.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024