ASEAN Senior Officials on Forestry (ASOF) ke-27 yang berlangsung selama lima hari pada 15-19 Juli 2024 di Ciawi, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menyusun sejumlah strategi untuk keberlanjutan mangrove.
Direktur Rehabilitasi Perairan Darat dan Mangrove Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (RPDM KLHK) RI Inge Retnowati di Ciawi, Kamis, mengungkapkan bahwa mangrove memiliki peran yang krusial baik dari segi ekologi, sosial, maupun ekonomi.
"Dengan satu regional ini kita harus do something, harus kuat, solid, sehingga kemudian strategi ini disusun sebagai strategi bersama untuk diimplementasikan bersama-bersama," ungkapnya.
Baca juga: Lamale, perambah hutan mangrove yang berubah jadi penebar berkah
Ia menjelaskan bahwa 34 persen mangrove di dunia berada di kawasan ASEAN. Sehingga negara-negara ASEAN menyadari perlu duduk bersama untuk membahas keberlanjutan dari ekosistem mangrove.
"Utamanya adalah understanding, bahwa ada misi yang ingin kita capai, keberlanjutan dari ekosistem mangrove itu sendiri karena awarnesse kita terhadap fungsi pentingnya," ujarnya.
Inge menyebutkan, sedikitnya ada lima strategi yang disusun secara sistematik pada seminar ASOF pada Rabu (17/7). Strategi tersebut kemudian dibasah dalam ASOF meeting pada 18-19 Juli 2024.
"Kita harapkan strategi ini bisa diterima secara formal oleh semua negara ASEAN dalam pertemuan ASOF meeting," kata Inge.
Baca juga: BUMA tanam 250 Mangrove di Ekowisata Mangrove PIK Jakarta Utara
Sebelum menggelar seminar dan pertemuan, ASOF ke-27 juga melaksanakan Grup Kerja ASEAN pada Pengelolaan Produk Kehutanan (ASEAN Working Group on Forest Products Development/AWG-FPD) selama dua hari pada 15-16 Juli 2024.
AWG-FPD menghasilkan salah satu kebijakan mengenai implementasi rencana aksi kerja sama ASEAN untuk pengembangan hasil hutan periode 2021-2025.
Rencana aksi kerja sama itu mencakup area terkait dengan fasilitasi perdagangan, akses pasar, dan upaya meningkatkan daya saing hasil hutan ASEAN.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
Direktur Rehabilitasi Perairan Darat dan Mangrove Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (RPDM KLHK) RI Inge Retnowati di Ciawi, Kamis, mengungkapkan bahwa mangrove memiliki peran yang krusial baik dari segi ekologi, sosial, maupun ekonomi.
"Dengan satu regional ini kita harus do something, harus kuat, solid, sehingga kemudian strategi ini disusun sebagai strategi bersama untuk diimplementasikan bersama-bersama," ungkapnya.
Baca juga: Lamale, perambah hutan mangrove yang berubah jadi penebar berkah
Ia menjelaskan bahwa 34 persen mangrove di dunia berada di kawasan ASEAN. Sehingga negara-negara ASEAN menyadari perlu duduk bersama untuk membahas keberlanjutan dari ekosistem mangrove.
"Utamanya adalah understanding, bahwa ada misi yang ingin kita capai, keberlanjutan dari ekosistem mangrove itu sendiri karena awarnesse kita terhadap fungsi pentingnya," ujarnya.
Inge menyebutkan, sedikitnya ada lima strategi yang disusun secara sistematik pada seminar ASOF pada Rabu (17/7). Strategi tersebut kemudian dibasah dalam ASOF meeting pada 18-19 Juli 2024.
"Kita harapkan strategi ini bisa diterima secara formal oleh semua negara ASEAN dalam pertemuan ASOF meeting," kata Inge.
Baca juga: BUMA tanam 250 Mangrove di Ekowisata Mangrove PIK Jakarta Utara
Sebelum menggelar seminar dan pertemuan, ASOF ke-27 juga melaksanakan Grup Kerja ASEAN pada Pengelolaan Produk Kehutanan (ASEAN Working Group on Forest Products Development/AWG-FPD) selama dua hari pada 15-16 Juli 2024.
AWG-FPD menghasilkan salah satu kebijakan mengenai implementasi rencana aksi kerja sama ASEAN untuk pengembangan hasil hutan periode 2021-2025.
Rencana aksi kerja sama itu mencakup area terkait dengan fasilitasi perdagangan, akses pasar, dan upaya meningkatkan daya saing hasil hutan ASEAN.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024