Badan Riset dan Inovasi Nasional telah menerima sebanyak 500 sampel riset bawah laut Indonesia dari Tim Mission Indonesia 2024, yang dibentuk atas kerja sama BRIN, Kementerian Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi, serta organisasi nirlaba OceanX.
"Seluruh data survei aman dan data atau sampel diserahkan ke BRIN sehingga semua informasi adalah milik Indonesia," kata Direktur Pengelolaan Armada Kapal Riset BRIN Nugroho Dwi Hananto melalui keterangan di Jakarta, Jumat.
Pemerintah Indonesia, jelas Nugroho, akan menggunakan data dan temuan penelitian dari misi ini untuk mendesain penempatan area konservasi laut, pengelolaan perikanan, dan mitigasi bencana alam yang lebih baik tentang gempa bumi dan tsunami di Sumatera.
Baca juga: BRIN membangun dua kapal riset nasional
Baca juga: Kepala BRIN: Integrasi sumber daya terbukti dapat tingkatkan kualitas inovasi Indonesia
Hasil dari misi penelitian ini, lanjutnya, akan mendukung tujuan dan komitmen Indonesia terhadap Visi Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 2045, yakni penciptaan kawasan konservasi laut di 30 persen wilayah perairan Indonesia, perikanan berbasis kuota, mendukung keselarasan Indonesia dengan Dekade Ilmu Pengetahuan Kelautan atau Ocean Decade PBB, dan memahami perbaikan kondisi laut.
"Geosains dan informasi yang diperoleh akan digunakan dalam mitigasi, adaptasi, pemantauan, dan pengawasan iklim," tambahnya.
Adapun empat topik penelitian utama dalam misi ini, ungkap Nugroho, yaitu geologi kelautan, oseanografi, keanekaragaman hayati dan perikanan, serta ekologi mamalia laut.
"Misi ini juga akan menjadi peluang peningkatan kapasitas peneliti Indonesia untuk mempelajari metode penelitian baru dan mengembangkan kolaborasi lintas institusi," ujarnya.
Baca juga: BRIN fokuskan kegiatan riset genomik untuk mitigasi pandemi masa mendatang
Dia mengatakan sebagian besar atau hampir seluruh proses ilmiah pada sampel-sampel yang diakuisisi di lapangan dapat dilakukan di dalam negeri, dengan kemampuan dalam negeri.
"Tentunya, kolaborasi dengan periset asing bisa menambah wawasan dan khasanah periset Indonesia tentang perkembangan ilmu pengetahuan yang mutakhir," tuturnya.
Nugroho berharap para periset Indonesia, baik dari perguruan tinggi maupun BRIN dapat memanfaatkan semua fasilitas yang ada agar menghasilkan karya ilmiah unggul di tingkat global, agar mereka bisa membuktikan bahwa peneliti Indonesia juga merupakan peneliti yang andal.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
"Seluruh data survei aman dan data atau sampel diserahkan ke BRIN sehingga semua informasi adalah milik Indonesia," kata Direktur Pengelolaan Armada Kapal Riset BRIN Nugroho Dwi Hananto melalui keterangan di Jakarta, Jumat.
Pemerintah Indonesia, jelas Nugroho, akan menggunakan data dan temuan penelitian dari misi ini untuk mendesain penempatan area konservasi laut, pengelolaan perikanan, dan mitigasi bencana alam yang lebih baik tentang gempa bumi dan tsunami di Sumatera.
Baca juga: BRIN membangun dua kapal riset nasional
Baca juga: Kepala BRIN: Integrasi sumber daya terbukti dapat tingkatkan kualitas inovasi Indonesia
Hasil dari misi penelitian ini, lanjutnya, akan mendukung tujuan dan komitmen Indonesia terhadap Visi Kementerian Kelautan dan Perikanan pada 2045, yakni penciptaan kawasan konservasi laut di 30 persen wilayah perairan Indonesia, perikanan berbasis kuota, mendukung keselarasan Indonesia dengan Dekade Ilmu Pengetahuan Kelautan atau Ocean Decade PBB, dan memahami perbaikan kondisi laut.
"Geosains dan informasi yang diperoleh akan digunakan dalam mitigasi, adaptasi, pemantauan, dan pengawasan iklim," tambahnya.
Adapun empat topik penelitian utama dalam misi ini, ungkap Nugroho, yaitu geologi kelautan, oseanografi, keanekaragaman hayati dan perikanan, serta ekologi mamalia laut.
"Misi ini juga akan menjadi peluang peningkatan kapasitas peneliti Indonesia untuk mempelajari metode penelitian baru dan mengembangkan kolaborasi lintas institusi," ujarnya.
Baca juga: BRIN fokuskan kegiatan riset genomik untuk mitigasi pandemi masa mendatang
Dia mengatakan sebagian besar atau hampir seluruh proses ilmiah pada sampel-sampel yang diakuisisi di lapangan dapat dilakukan di dalam negeri, dengan kemampuan dalam negeri.
"Tentunya, kolaborasi dengan periset asing bisa menambah wawasan dan khasanah periset Indonesia tentang perkembangan ilmu pengetahuan yang mutakhir," tuturnya.
Nugroho berharap para periset Indonesia, baik dari perguruan tinggi maupun BRIN dapat memanfaatkan semua fasilitas yang ada agar menghasilkan karya ilmiah unggul di tingkat global, agar mereka bisa membuktikan bahwa peneliti Indonesia juga merupakan peneliti yang andal.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024