Pemerintah Kota Mataram, Provinsi Nusa Tenggara Barat, menargetkan keberadaan Tempat Pengolahan Sampah Terpadu (TPST) modern Sandubaya yang mulai dimanfaatkan bisa berdampak terhadap efisiensi anggaran operasional hingga Rp2 miliar per tahun.

Kepala Bidang Persampahan Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Mataram Vidi Partisan Yuris Gamanjaya di Mataram, Selasa mengatakan, selama ini anggaran operasional termasuk bahan bakar minyak (BBM) pembuangan sampah ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Kebon Kongok, Kabupaten Lombok Barat, mencapai Rp6 miliar per tahun.

"Namun dengan adanya TPST Sandubaya ini, kami targetkan biaya operasional bisa kita efisiensi hingga Rp2 miliar per tahun," katanya.

Target itu, katanya, mulai ditetapkan tahun depan dengan harapan kegiatan pengolahan sampah di TPST modern Sandubaya yang sudah dimulai uji coba Senin (3/6-2024), bisa berjalan lancar sesuai yang direncanakan. 

Baca juga: Ini dia wisata pengolahan sampah di Bandung

Ia mengatakan, apabila TPST Sandubaya berjalan lancar maka sebanyak 15 ritase kendaraan yang membawa sampah ke TPA bisa berkurang dan dialihkan untuk tempat pembuangan sementara (TPS) keliling (mobile).

Misalnya di TPS mobile di Kelurahan Monjok ditambah satu agar menjadi dua. Begitu juga dengan TPS lainnya yang membutuhkan tambahan.

"Dengan demikian, secara otomatis BBM yang kita keluarkan berkurang," katanya.

Dikatakan, sampah yang diolah di TPST modern Sandubaya saat ini sekitar 46 ton per hari dari dua kecamatan yakni Kecamatan Cakranegara dan Kecamatan Sandubaya.

Sementara jam operasional dimulai pada pukul 07.30 Wita sampai pukul 16.00 Wita, karena ada waktu satu jam untuk bersih-bersih sebelum TPST tutup.

Baca juga: Sleman ajukan bantuan KLHK bangun pusat daur ulang sampah dukung TPST

Sedangkan pada hari Sabtu dan Minggu, TPST tetap buka dengan menempatkan pekerja secara bergantian agar pekerja tetap mendapatkan jatah libur.

"Kalau TPST kita ke depan bisa beroperasl sampai malam, maka sampah yang kita olah bisa sampai dua kali lipat," katanya.

Menurutnya, kegiatan uji coba ini menjadi bagian evaluasi dan laporan harus disampaikan setiap hari selama dua tahun ke pemerintah pusat. Baik itu laporan sampah masuk, hasil sampah yang diolah, dan jumlah residu yang dibuang.

Dari hasil pra uji coba yang dilakukan pada 28-31 Mei 2024, residu yang dibuang te TPA Kebon Kongok Kabupaten Lombok Barat hanya sekitar 10-15 persen.

"Dari pra uji coba terakhir kami lakukan pada Jumat (31/5), kita mengolah 4 ton sampah, residu yang kita buang ke TPA hanya sekitar 300 kilogram," katanya menjelaskan.

Baca juga: DPRD nilai program RDF di TPST Bantargebang mampu bantu capai target pendapatan daerah

Minim-nya residu yang dibuang ke TPA itu, katanya, karena semua sampah di TPST modern Sandubaya ini diolah menjadi barang yang bisa bermanfaat dengan menggunakan teknologi modern.

"Sampah yang masuk sudah terpilah otomatis, dan diolah langsung jadi pakan maggot, pupuk kompos, dan batako dari sampah plastik kantong kresek," katanya.

Bangunan fisik dan peralatan TPST modern Sandubaya merupakan bantuan dari pemerintah pusat senilai Rp19,9 miliar dikerjakan mulai 1 Oktober 2023 sampai Mei 2024.
 

Pewarta: Nirkomala

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024