Pemerintah Kabupaten Bekasi, Jawa Barat berupaya meningkatkan cakupan konsumsi air susu ibu (ASI) eksklusif kepada bayi sebagai upaya pemenuhan target 80 persen yang ditetapkan melalui program pemerintah pusat.

Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Bekasi Alamsyah menyatakan sejumlah upaya terus dilakukan untuk meningkatkan cakupan konsumsi ASI eksklusif ibu kepada bayi baru lahir hingga berusia minimal enam bulan.

"Pemberian edukasi pada ibu menyusui menjadi faktor penting yang terus kami lakukan baik di setiap fasilitas kesehatan, termasuk pelayanan posyandu di masing-masing wilayah," katanya di Cikarang, Jumat.

Dia menyatakan apresiasi terhadap kaum ibu pendukung generasi anak sehat melalui pemberian ASI eksklusif yang menjadi program prioritas daerah guna meningkatkan cakupan konsumsi ASI.

Baca juga: Kaum Ibu Bekasi Ikut Kegiatan Menyusui Serentak

Alamsyah mengaku cakupan pemberian ASI eksklusif kepada bayi di Kabupaten Bekasi masih di bawah target yang telah ditetapkan pemerintah karena beberapa faktor.

Faktor tersebut antara lain tingkat kesadaran ibu menyusui yang masih rendah serta promosi pemberian susu formula yang tinggi, mengalahkan promosi ASI eksklusif.

"Rendah karena kesadaran ibu menyusui belum maksimal. Di sisi lain masih banyak sekali promosi pemberian susu formula di sejumlah media yang jauh mengalahkan promosi ASI. Namun tetap kita upayakan agar promosi ASI bisa dilakukan lebih masif lagi, terutama di posyandu dan puskesmas," ucap dia.

Puskesmas Muaragembong memberikan penghargaan berupa sertifikat ASI Eksklusif kepada ibu yang telah berhasil memberikan ASI eksklusif kepada bayinya selama enam bulan berturut-turut sejak kelahiran si buah hati.

Baca juga: Anggota DPR RI ajak masyarakat cegah stunting dengan optimalkan 1.000 HPK serta ASI eksklusif

Kepala Puskesmas Muaragembong Ridwan Meito Tomanyira mengatakan pemberian sertifikat tersebut untuk memantik semangat orang tua yang memiliki bayi baru dilahirkan dalam memberikan ASI eksklusif kepada bayinya selama enam bulan.

"Penghargaan ini tanda terima kasih dari kami kepada ibu balita yang sudah memberikan pelayanan terbaik kepada anaknya lewat ASI eksklusif. Selain menghemat biaya, ini juga dapat memberikan kesehatan pada ibu dan anak serta penurunan stunting," katanya.

Ia menjelaskan program ini telah dijalankan sejak Oktober 2023 di Puskesmas Muaragembong melalui program Seba Luas (Sertifikat Bayi Lulus ASI Eksklusif).

Selain itu, program ini juga menjadi bagian dari intervensi percepatan penurunan stunting atau kurang gizi.

Baca juga: Ini porsi makan yang tepat bagi ibu menyusui menurut Kemenkes

Hingga saat ini sudah ada 83 pejuang ASI yang menerima Sertifikat ASI Eksklusif pada periode Oktober 2023-Februari 2024 di wilayah Puskesmas Muaragembong.

“Saat ini sudah ada sekitar 20 persenan dari target yang ditetapkan sebanyak 400 orang. Ke depan kami berharap bisa mencapai target tersebut," ucapnya.

Melalui program Serba Luas ini diharapkan angka cakupan ASI di Kecamatan Muaragembong bisa terus meningkat sehingga anak-anak dapat tumbuh sehat serta mencegah stunting sedini mungkin pada anak.

"Komitmen kami ke depan akan terus meningkatkan penyuluhan dan koordinasi dengan tim pendamping keluarga DP3KB agar ASI eksklusif jadi prioritas para ibu dan mengajarkan ibu-ibu tentang teknik mengasihi yang tepat," kata dia.

Pewarta: Pradita Kurniawan Syah

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024