Bekasi (Antara Megapolitan) - Warga Perumahan Pondok Mitra Lestari, Kelurahan Jakasetia, Kecamatan Bekasi Selatan, Kota Bekasi, menilai pemerintah setempat lamban dalam merespons bencana longsor di wilayahnya.
"Lahan yang longsor ini terjadi di RT05/RW22 Pondok Mitra Lestari sejak Oktober 2016. Kami sudah lapor ke instansi terkait, tapi sampai sekarang belum ada respons," kata Ketua RT05/RW22 Soni di Bekasi, Rabu.
Menurut dia, longsor lahan di kawasan itu berlokasi tepat di gerbang utama perumahan yang lahannya bersebelahan dengan tanggul Kali Bekasi.
Longsornya lahan sepanjang 25 meter dengan kedalaman 1,5 meter itu, kata Soni, diakibatkan tergerus arus Kali Bekasi selama terjadi peningkatan debit pada musim hujan.
"Kita sudah lapor ke dinas terkait bahwa ini turun dan ambles dan warga komplain takut ada kiriman banjir dari Kali Bekasi," katanya.
Soni memperkirakan, turunnya permukaan tanah di kawasan tersebut akan berdampak pada meluapnya air Kali Bekasi hingga menerjang 400 rumah warga di sana.
"Kalau tinggi permukaan air (TMA) di atas 400 centimeter, atau sampai ke angka 500-600 centimeter pasti air akan lolos dari tanggul dan menerjang rumah warga," katanya.
Warga di lokasi itu mengaku khawatir tanah di lokasi longsor akan terus turun bila tidak segera dilakukan penanganan dari pihak terkait, yakni Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Bekasi atau Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC).
Warga RW13 PML, Susilo Hadi menambahkan, terjangan Kali Bekasi selama musim hujan telah membuat pondasi tanggul Kali Bekasi di lokasi tanah longsor mulai mengalami keretakan.
Susilo juga memprotes kualitas perbaikan tanggul sungai yang ambles di lingkungannya, sebab perbaikan tanggul tersebut tidak sesuai dengan bestek.
"Tanggul yang retak itu baru saja dibuat sejak Oktober 2016. Tapi, belum apa-apa sudah ambles lagi fondasinya dan tanggul barunya sudah retak-retak," ujarnya.
Sistem konstruksi bor pile yang diterapkan di lokasi proyek pun dinilai kurang mampu menahan beban beton yang menjadi fondasi tanggul.
"Bor pile-nya terkesan dipasang asal-asalan, baru jadi kurang dari sebulan sudah ambles lagi 0,5 meter. Padahal, anggarannya sampai Rp2,8 miliar," katanya.
Pantauan dari lokasi melaporkan, sepanjang dua meter pada tanggul itu ambles di bagian tengah dan miring, sedangkan bagian ujungnya yang menyatu dengan tanggul lama patah.
Sekretaris Dinas PUPR Kota Bekasi, Arif Maulana yang dihubungi Antara Rabu sore terkait situasi itu tidak merespons.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Lahan yang longsor ini terjadi di RT05/RW22 Pondok Mitra Lestari sejak Oktober 2016. Kami sudah lapor ke instansi terkait, tapi sampai sekarang belum ada respons," kata Ketua RT05/RW22 Soni di Bekasi, Rabu.
Menurut dia, longsor lahan di kawasan itu berlokasi tepat di gerbang utama perumahan yang lahannya bersebelahan dengan tanggul Kali Bekasi.
Longsornya lahan sepanjang 25 meter dengan kedalaman 1,5 meter itu, kata Soni, diakibatkan tergerus arus Kali Bekasi selama terjadi peningkatan debit pada musim hujan.
"Kita sudah lapor ke dinas terkait bahwa ini turun dan ambles dan warga komplain takut ada kiriman banjir dari Kali Bekasi," katanya.
Soni memperkirakan, turunnya permukaan tanah di kawasan tersebut akan berdampak pada meluapnya air Kali Bekasi hingga menerjang 400 rumah warga di sana.
"Kalau tinggi permukaan air (TMA) di atas 400 centimeter, atau sampai ke angka 500-600 centimeter pasti air akan lolos dari tanggul dan menerjang rumah warga," katanya.
Warga di lokasi itu mengaku khawatir tanah di lokasi longsor akan terus turun bila tidak segera dilakukan penanganan dari pihak terkait, yakni Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang Kota Bekasi atau Balai Besar Wilayah Sungai Ciliwung-Cisadane (BBWSCC).
Warga RW13 PML, Susilo Hadi menambahkan, terjangan Kali Bekasi selama musim hujan telah membuat pondasi tanggul Kali Bekasi di lokasi tanah longsor mulai mengalami keretakan.
Susilo juga memprotes kualitas perbaikan tanggul sungai yang ambles di lingkungannya, sebab perbaikan tanggul tersebut tidak sesuai dengan bestek.
"Tanggul yang retak itu baru saja dibuat sejak Oktober 2016. Tapi, belum apa-apa sudah ambles lagi fondasinya dan tanggul barunya sudah retak-retak," ujarnya.
Sistem konstruksi bor pile yang diterapkan di lokasi proyek pun dinilai kurang mampu menahan beban beton yang menjadi fondasi tanggul.
"Bor pile-nya terkesan dipasang asal-asalan, baru jadi kurang dari sebulan sudah ambles lagi 0,5 meter. Padahal, anggarannya sampai Rp2,8 miliar," katanya.
Pantauan dari lokasi melaporkan, sepanjang dua meter pada tanggul itu ambles di bagian tengah dan miring, sedangkan bagian ujungnya yang menyatu dengan tanggul lama patah.
Sekretaris Dinas PUPR Kota Bekasi, Arif Maulana yang dihubungi Antara Rabu sore terkait situasi itu tidak merespons.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017