Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kabupaten Sukabumi menyebutkan Program Sekolah Ramah Anak menjadi salah satu program unggulan untuk mencegah terjadinya kekerasan yang dilakukan oleh pelajar di Kabupaten Sukabumi, Jabar.

"Program Sekolah Ramah Anak gencar kami lakukan untuk mencegah terjadinya kekerasan pada pelajar seperti tawuran, perundungan dan lainnya," kata Kepala DP3A Kabupaten Sukabumi, Eki Radiana Rizki, di Sukabumi, Rabu.

Menurut Eki, tujuan dari program ini selain untuk membentuk sekolah ramah anak juga memberikan edukasi kepada pelajar mulai dari tingkat SD hingga SMA sederajat tentang bahaya dan dampak dari kekerasan yang dilakukan oleh pelajar.

Diharapkan keberadaan Program Sekolah Ramah Anak ini bisa menekan angka kasus perundungan dan tawuran antar-pelajar di wilayah Kabupaten Sukabumi. Selain itu, program ini untuk memperkuat fungsi dari tenaga pendidik pengawasan dan penindakan sebagai upaya mencegah terjadinya kekerasan terhadap pelajar.

Namun demikian, program ini harus didukung oleh para orang tua murid karena pencegahan merupakan tanggung jawab bersama. Apalagi peran orang tua sangat vital dalam mengawasi aktivitas anak-anak saat berada di luar sekolah.

Pengawasan terhadap anak dari tentunya sangat penting dan orang tua pun wajib mengetahui aktivitas, teman bermain, tempat berkumpul dan perilaku putra-putrinya agar jangan sampai terjerumus kepada hal negatif seperti penggunaan narkoba, geng motor, tawuran perundungan maupun aksi yang berpotensi atau mengarah kepada kasus kriminal.

"Kami secara rutin memberikan sosialisasi dan edukasi kepada pelajar tentang bahaya tawuran dan aksi kekerasan lainnya. Tetapi, kegiatan ini harus mendapat dukungan dari pihak sekolah dan diperkuat oleh orang tua murid, jangan sampai ada lagi kasus pelajar yang menjadi korban kekerasan maupun terjerat kasus kriminal," tambahnya.

Pemkab Sukabumi telah membentuk satuan tugas (satgas) yang fokus dalam mencegah dan menangani kenakalan pelajar. Satgas ini dibentuk untuk mengantisipasi terjadinya kasus kekerasan terhadap pelajar seperti melakukan pengawasan terhadap pelajar yang berkeliaran di luar sekolah saat jam pelajaran, kemudian mengawasi pelajar saat pulang sekolah serta memberikan berbagai edukasi.

Di sisi lain, Eki merasa prihatin masih saja ada kasus kekerasan yang dilakukan oknum pelajar yakni perkelahian bahkan duel antar-pelajar dengan menggunakan senjata tajam seperti duel dua oknum pelajar tingkat SMP di Kecamatan Gunungguruh.

Maka dari itu, pencegahan harus dilajukan oleh seluruh pihak bukan hanya tugas aparat keamanan (Polri/TNI), pemerintah maupun sekolah tetapi orang tua dan lingkungan juga memiliki peran penting untuk mengantisipasi terjadinya aksi kekerasan pelajar.

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024