Dinas Tanaman Pangan, Hortikultura dan Perkebunan (Distanhorbun) Kabupaten Bogor, Jawa Barat, menargetkan angka panen padi di daerahnya kembali normal pada Maret.

Sekretaris Distanhorbun Kabupaten Bogor Tatang Mulyadi di Cibinong, Bogor, Senin, menjelaskan minimnya angka panen padi yang terjadi beberapa bulan terakhir karena dipicu efek kemarau ekstrem akibat fenomena iklim El Nino.

"Kemungkinan bulan Maret sudah normal untuk panen padi," ungkapnya.

Baca juga: Kabupaten Bogor panen 364.322 ton padi dari 60.720 hektare sawah
Baca juga: 41 kelompok tani di Bogor ajukan klaim setelah padinya gagal tumbuh

Distanhorbun mencatat, angka panen padi di Kabupaten Bogor masih minim dalam beberapa bulan terakhir, seperti bulan Januari 2024 yang hanya 2.300 hektare.

Berbeda dengan tahun lalu, pada bulan Januari panen padi terjadi di 5.981 hektare lahan, dan pada Februari mencapai angka 11.566 hektare.

"Karena ada keterlambatan masa tanam yang seharusnya September baru dilakukan Desember," kata Tatang.

Tatang menerangkan, akibat El Nino yang terjadi mulai pertengahan hingga akhir tahun lalu, para petani di Kabupaten Bogor baru masif menanam padi pada Desember 2023 yakni di lahan 15.826 hektare.

Baca juga: Forkopimda Bogor lakukan panen raya padi di lahan seluas 32,3 hektare (video)

Sedangkan sejak September hingga November angka tanam padi di Kabupaten Bogor hanya sekitar 2.000-4.000 hektare.

Minimnya angka panen padi ini menjadi salah satu penyebab harga beras melonjak di pasaran, termasuk di Pasar Cibinong, Kabupaten Bogor.

Salah satu pedagang Pasar Cibinong Agus (55) menyebutkan saat ini harga beras medium yang ia jual di angka Rp15.500 per kilogram dari harga normal sekitar Rp12.500 per kilogram.

"Paling tinggi beras Pandan Wangi hampir Rp17.000 per kilogram tadinya Rp14.500 per kilogram. Medium-medium sekarang udah harga premium,” kata Agus. 

Pewarta: M Fikri Setiawan

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024