Bogor (Antara Megapolitan) - Dinas Kesehatan Kota Bogor, Jawa Barat menggelar pelatihan juru pemantau jentik atau Jumantik yang diikuti 90 kader dari 20 kelurahan endemis penyakit demam berdarah dengue (DBD).

"Pelatihan ini bertujuan untuk menguatkan peran kader Jumantik dalam rangka mengendalikan vektor DBD," kata Kepala Seksi P2PM Dinas Kesehatan Kota Bogor, Linda Wati, kepada Antara di Bogor, Selasa.

Ia menjelaskan, para kader mengikuti pelatihan selama satu hari. Mereka diberikan pelatihan tentang penguatan peran pemantauan jentik di wilayahnya dengan narasumber dari Dinas Kesehatan.

Pelatihan kader jumantik hari ini merupakan kelanjutan dari kegiatan pertemuan dan penguatan gerakan satu rumah satu kader jumantik yang dilaksanakan oleh Dinas Kesehatan, Senin kemarin.

"Kader yang ikut pelatihan, kader jumantik yang sudah terbentuk di 20 kelurahan endemis, yang belum dilatih sebelumnya," kata dia.

Materi pelatihan yang diberikan kepada kader Jumantik meliputi, sosialisasi gerakan satu rumah satu jumantik, kebijakan dan strategi penanggulangan DBD di Kota Bogor, dan metode pengendalian vektor.

"Pada metode pengendalian vektor, kami menekankan kepada kader pengendalian DBD jangan foging oriented, karena hasil penelitian menyebutkan nyamuk sekarang lebih resisten," katanya.

Linda menyebutkan, kader didorong untuk melakukan mencegahan DBD melalui tiga tahapan, yakni PSN 3M plus, pemberian larvanisasi, dan terakhir foging.

"Jadi foging itu langkah akhir, pencegahan awal lebih efektif dengan PSN 3M plus," katanya.

Sementara itu, Kepala Bidang Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan (P2PL) Dinkes Kota Bogor, Ratna Yunita menyebutkan, sejak 2015 program satu rumah satu jumatik telah digulirkan. Kader jumantik sudah terbentuk di 20 kelurahan endemis DBD.

"20 kelurahan tersebut telah terbentuk kader jumantik di setiap RW nya," kata dia.

Ia merincikan kelurahan endemis DBD di Kota Bogor yakni Kelurahan Cibadak, Bubulak, Kedung Jaya, Mekarwangi, Tegalgundil, Kedung Halang, Katulampa, Cilendek Barat, Tanah Baru, Bantar Jati, Ciparigi, Ciluar, Baranangsiang, Gunung Batu, Sindangbarang, dan Cilendek Timur.

Ratna menyebutkan, terjadi peningkatan kasus DBD di Kota Bogor di tahun 2016.

"Ada peningkatan kasus DBD, tahun 2015 tercatat 1.107 kasus, di 2016 naik menjadi 1.225 kasus," katanya.

Selain itu, tahun 2016 ini terjadi peningkatan tajam kasus DBD dibeberapa kelurahan diantaranya, Kelurahan Cibadak, Mekarwangi, Sukadami, dan Babakan.

"Penyebab kasus meningkat kemungkinan salah satunya karena pelaksanaan PSN masih belum menyeluruh," katanya.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017