PT MRT Jakarta (Perseroda) melakukan kajian efisiensi energi melalui pada penggunaan ventilasi panas dan pendingin ruangan (heating ventilation and air conditioning/ HVAC) di lingkungan transportasi publik tersebut.
"Kajian efisiensi energi itu ada beberapa aksi mulai dari yang tanpa biaya (no cost), jangka menengah (middle term), dan jangka panjang (long term)," kata Railway Building Maintenance Department Head Christoforus Deberland dalam webinar bertajuk "Mastering the HVAC System" di Jakarta, Rabu.
Berland menuturkan MRT saat ini memiliki mesin pendingin (chiller) dengan pengendali kecepatan variabel (variable speed drives/VSD) untuk bisa menghemat biaya.
Baca juga: UI dan MRT Jakarta jajaki peluang kolaborasi dukung program SDGs
Sedangkan, untuk jangka menengah dan jangka panjang MRT Jakarta berencana menggunakan pendingin ruangan (AC) dengan sistem inverter untuk mengefisienkan penggunaan energi.
"Untuk di jangka pendek kita gunakan no cost dimana semua AC kita atur di 25 derajat celcius dan tidak boleh kurang," terangnya.
Pengaturan suhu di kantor maupun stasiun MRT ini diharapkan bisa menghemat penggunaan listrik sesuai standar minimum pelayanan (SPM) berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 95 Tahun 2019.
Agar penggunaan energi bisa lebih hemat, pihaknya juga bisa mengatur ventilasi terowongan (tunnel ventilation) termasuk mengatur penggunaan air pada menara pendingin (cooling tower).
Baca juga: Progres pembangunan MRT Jakarta Fase 2A Thamrin dan Monas capai 65 persen
Terkait hal itu pihaknya sudah mengatur jadwal otomatis dalam rangka mengefisienkan pengoperasian setiap alat penghemat energi di seluruh lingkungan MRT Jakarta.
"Dari tunnel ventilation kita atur, sehingga kita ada penghematan Rp4 miliar setahun," tuturnya.
Stasiun MRT Jakarta memiliki sistem pendingin beragam yakni pada gedung administrasi menggunakan sistem pendingin air cooled chiller, fan coil unit, dan sistem variable refrigerant flow (VRF), termasuk untuk gedung lainnya juga menggunakan sistem pendingin VRF.
Dengan demikian, PT MRT Jakarta terus meningkatkan sarana dan prasarana demi kenyamanan hingga keamanan penumpang dalam memanfaatkan moda transportasi publik.
Baca juga: Indonesia dan Jepang teken MoD proyek MRT Koridor Timur-Barat fase 1 tahap 1
Sebelumnya, proyek MRT Jakarta Fase 2A Stasiun Thamrin dan Monas telah mencapai 67,26 persen per 25 Desember 2023.
"Saat ini, pembangunan Stasiun Monas telah masuk ke tahap pekerjaan pengecoran dinding dan lantai peron (platform slab) pada suar penyejuk (cooling tower)," kata Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta (Perseroda) Ahmad Pratomo kepada wartawan di Jakarta, Rabu.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024
"Kajian efisiensi energi itu ada beberapa aksi mulai dari yang tanpa biaya (no cost), jangka menengah (middle term), dan jangka panjang (long term)," kata Railway Building Maintenance Department Head Christoforus Deberland dalam webinar bertajuk "Mastering the HVAC System" di Jakarta, Rabu.
Berland menuturkan MRT saat ini memiliki mesin pendingin (chiller) dengan pengendali kecepatan variabel (variable speed drives/VSD) untuk bisa menghemat biaya.
Baca juga: UI dan MRT Jakarta jajaki peluang kolaborasi dukung program SDGs
Sedangkan, untuk jangka menengah dan jangka panjang MRT Jakarta berencana menggunakan pendingin ruangan (AC) dengan sistem inverter untuk mengefisienkan penggunaan energi.
"Untuk di jangka pendek kita gunakan no cost dimana semua AC kita atur di 25 derajat celcius dan tidak boleh kurang," terangnya.
Pengaturan suhu di kantor maupun stasiun MRT ini diharapkan bisa menghemat penggunaan listrik sesuai standar minimum pelayanan (SPM) berdasarkan Peraturan Gubernur (Pergub) Nomor 95 Tahun 2019.
Agar penggunaan energi bisa lebih hemat, pihaknya juga bisa mengatur ventilasi terowongan (tunnel ventilation) termasuk mengatur penggunaan air pada menara pendingin (cooling tower).
Baca juga: Progres pembangunan MRT Jakarta Fase 2A Thamrin dan Monas capai 65 persen
Terkait hal itu pihaknya sudah mengatur jadwal otomatis dalam rangka mengefisienkan pengoperasian setiap alat penghemat energi di seluruh lingkungan MRT Jakarta.
"Dari tunnel ventilation kita atur, sehingga kita ada penghematan Rp4 miliar setahun," tuturnya.
Stasiun MRT Jakarta memiliki sistem pendingin beragam yakni pada gedung administrasi menggunakan sistem pendingin air cooled chiller, fan coil unit, dan sistem variable refrigerant flow (VRF), termasuk untuk gedung lainnya juga menggunakan sistem pendingin VRF.
Dengan demikian, PT MRT Jakarta terus meningkatkan sarana dan prasarana demi kenyamanan hingga keamanan penumpang dalam memanfaatkan moda transportasi publik.
Baca juga: Indonesia dan Jepang teken MoD proyek MRT Koridor Timur-Barat fase 1 tahap 1
Sebelumnya, proyek MRT Jakarta Fase 2A Stasiun Thamrin dan Monas telah mencapai 67,26 persen per 25 Desember 2023.
"Saat ini, pembangunan Stasiun Monas telah masuk ke tahap pekerjaan pengecoran dinding dan lantai peron (platform slab) pada suar penyejuk (cooling tower)," kata Kepala Divisi Corporate Secretary PT MRT Jakarta (Perseroda) Ahmad Pratomo kepada wartawan di Jakarta, Rabu.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2024