"I never knew that winter could be so beautiful" (saya tidak tahu sebelumnya bahwa musim dingin dapat seindah ini), adalah kalimat dari Anna, salah satu tokoh film animasi Frozen, saat berada di tengah hutan berselimut salju warna putih untuk mencari sang kakak, Elsa.
Melihat segala sesuatu di sekeliling berubah menjadi putih karena tertutup salju atau bahkan menjadi es memang menawarkan sensasi yang mencengangkan, sekaligus menyenangkan. Salah satu lokasi yang tepat untuk merasakannya adalah di Harbin, Ibu Kota Provinsi Heilongjiang, China.
Kota Harbin terkenal sebagai "kota es" atau salah satu kota metropolitan terdingin dunia. Saat musim dingin pada suhu udara di kota itu dapat mencapai -20 derajat Celsius hingga -30 derajat Celcius. Hal itu disebabkan karena lokasi Harbin dekat dengan daerah embusan udara dingin kering dari Siberia.
Provinsi Heilongjiang memang provinsi ujung timur laut China. Provinsi tersebut juga berbatasan dengan Rusia di sisi utara dan timurnya.
Pada abad ke-19 atau tepatnya pada 1898, Rusia membangun jalan kereta api dari Harbin hingga Dalian, dengan nama jalur kereta api China Timur dalam upaya menyambungkan jalur Trans Siberia sehingga tak heran Harbin mendapat banyak pengaruh dari Rusia, karena menjadi lokasi permukiman para pekerja jaringan perkeretapian asal negara itu.
Sejumlah arsitektur bangunan di Harbin pun mendapat banyak pengaruh dari gaya Rusia, seperti Gereja St Sophia yang tadinya adalah tempat ibadah pemeluk Kristen Ortodoks, saat ini difungsikan sebagai museum.
Gereja itu bergaya "Russian Revival", dengan struktur utama kubah besar warna hijau, sehingga bila berdiri di alun-alunnya saat siang hari seperti berada di Lapangan Merah di Moskow.
Masih ada juga Central Street atau Zhongyang Street yang merupakan jalan sepanjang 1.450 dengan bangunan pertokoan di kiri-kanannya. Jalan dan kompleks pertokoan yang aslinya dibangun pada 1898 oleh kontraktor Rusia itu pun penuh dengan bangunan bergaya ekletik, Baroque, hingga Renaissance, lengkap dengan aksara Cyrillic.
Festival es
Lantas di mana es dan saljunya? Bagi pengunjung yang benar-benar ingin merasakan seperti Anna dan Elsa yang berada di "istana es", dapat datang ke "Harbin Ice and Snow World Park".
Festival yang berlokasi di kawasan seluas 830 ribu meter persegi di bagian barat Sun Island Area, Distrik Songbei, Kota Harbin, itu menyuguhkan susunan artistik sekitar 200 ribu - 300 ribu balok es menjadi berbagai bentuk bangunan.
Tentu balok-balok es di festival itu dapat tetap membeku tanpa bantuan alat karena suhu Kota Harbin pada 18 Desember 2023 malam adalah -26 derajat Celcius, jauh lebih dingin dari freezer kulkas di rumah-rumah.
Pengunjung yang datang ke Harbin Ice and Snow World memang harus menggunakan pakaian penahan dingin lengkap, seperti jaket berlapis, sarung tangan, syal, topi, sepatu boots dan jika perlu memakai masker. Sebelum tiba, pengunjung juga diharapkan meminum cukup air karena udara dingin Harbin yang kering.
Memasuki kawasan festival, mata akan terperanjat dengan balok-balok es yang disusun menjadi beragam bentuk, seperti pohon Natal raksasa, iglo, istana, tangga, menara, pilar-pilar besar yang menyerupai bangunan sebenarnya. Semua bangunan tersebut dilengkapi dengan lampu LED warna-warni. Menara tertinggi di festival mencapai 43 meter yang berganti-ganti warna dari merah, kuning, hijau, biru, ungu, dan warna lainnya.
Sesungguhnya festival baru secara resmi dibuka pada 5 Januari 2024, namun penyelenggara sudah membolehkan pengunjung menikmati festival sejak 17 Desember 2023, dengan membayar tiket sekitar 300 yuan (sekitar Rp650 ribu). Festival dibuka dari pukul 10 pagi hingga 10 malam, waktu setempat.
Namun sejak dibuka, Wakil Wali Kota Harbin Zhang Qixiang mengatakan sudah 40 ribu pengunjung yang datang ke festival tersebut, dengan target 2 juta turis datang hingga festival tutup pada akhir Februari 2024 karena es akan mencair.
Selain melihat-lihat bangunan, pengunjung juga bisa menaiki bianglala untuk dapat melihat keseluruhan festival dari atas. Di tengah-tengah bianglala tersebut dipasang hiasan kepingan salju raksasa yang tampak cantik di malam hari karena balutan lampu-lampu.
Untuk mereka yang suka ketegangan dapat merasakan seluncuran es dengan lintasan es sepanjang 300 meter. Untuk bisa berseluncur, pengunjung harus mengantre, setidaknya sekitar 1 jam --tentu di ruangan tertutup-- sebelum akhirnya mencapai pangkal lintasan untuk meluncur menggunakan "ember" plastik persegi sebagai alas duduk.
Masih ada kegiatan lain yang dapat dilakukan, seperti panjat es, ice skating, labirin es, pertarungan salju, hingga sepeda es.
Bila pengunjung sudah tak tahan dingin, dapat mampir ke restoran di arena tertutup yang menyediakan makanan lokal maupun menghangatkan diri dengan kopi atau minuman panas lainnya.
Harbin Ice and Snow World memang pertama kali diluncurkan pada 1999, tapi sesungguhnya sejak 1985 sudah diselenggarakan Harbin International Ice and Snow Festival untuk meneruskan tradisi pertunjukan lentera es tradisional Harbin.
Ski di Yobuli
Sementara bagi mereka yang ingin merasakan olah raga musim dingin di hamparan salju, dapat mengunjungi Resor Ski Yobuli, berjarak 193 kilometer dari Kota Harbin, yang dapat dicapai dengan menggunakan kereta, bus, maupun mobil.
Resor Ski Yobuli dikelilingi tiga gunung, yaitu Gunung Daguokui dengan ketinggian 1.374 meter, Gunung Erguokui dengan ketinggian 1.258 meter, Gunung Sanguokui dengan ketinggian 1.000 meter.
Di lokasi tersebut terdapat dua resor ski bintang lima dan dua resor ski lain bintang tiga dengan total 56 lereng ski di kawasan seluas 62 hektare. Titik tertinggi ada di 1.345 meter di atas permukaan laut (DPL) dan terendah adalah 397 meter dpl.
Balok-balok es di festival itu diambil dari Sungai Songhua yang membeku saat musim dingin di Harbin. Saat sungai mulai membeku pada awal Desember, ribuan pekerja memotong dan mengumpulkan balok-balok es dan selanjutnya para seniman mengukir dan menyambungkan balok-balok tersebut untuk membuat berbagai patung maupun bangunan.
Dalam waktu sekitar 2 - 3 minggu, Harbin berubah menjadi negeri ajaib di musim dingin. Untuk membawa sekitar 250 ribu balok es itu, setidaknya butuh 30 ribu - 50 ribu perjalanan truk dari Sungai Songhua ke lokasi festival karena satu truk biasa membawa 4 – 7 meter kubik balok es setiap satu kali perjalanan.
Ketika cuaca menghangat, memasuki musim semi pada bulan Maret, patung dan bangunan es pun cair secara alami. Namun beberapa pahatan es berukuran besar akan berbahaya jika runtuh saat proses pencairan, sehingga penyelenggara akan membongkarnya.
Lereng ski di Yobuli terbagi menjadi tiga, yaitu bagi peski pemula, menengah dan profesional, dengan total jumlah lintasan sepanjang 90 kilometer (km) dan lintasan terpanjang adalah 5 km, dengan kemiringan tercuram mencapai 43 derajat. Yobuli juga sudah mendapat sertifikasi internasional sebagai lokasi penyelenggaraan kompetisi ski level A internasional.
Yobuli pernah menjadi tuan rumah Asian Winter Games ke-3, Winter Games ke-24, Kejuaraan Dunia Snowboard maupun kompetisi internasional lainnya, serta menjadi lokasi penyelenggaraan Olimpiade musim dingin.
Untuk mencapai titik tertinggi, peski dapat menggunakan 25 kereta gantung dengan muatan satu kereta maksimal 8 orang.
Di sekeliling resor juga terdapat makanan lokal khas timur laut China, seperti jamur ayam rebus, berbagai sup, sayur, pancake, roti kacang, hotpot, hingga buah beku yang dilapisi gula leleh atau biasa disebut tang hulu.
Kota Harbin memang cocok seperti gambaran pemimpin besar China Mao Zedong dalam puisinya berjudul Salju (1936).
Dalam puisi itu tertulis "North country scene/A hundred leagues locked in ice/A thousand leagues of whirling snow."
Atau secara bebas dapat diterjemahkan/Pemandangan di daerah utara/ratusan kelompok yang terkunci di dalam es/ribuan kelompok yang berputar-putar di dalam salju/
Mengunjungi Harbin memang memberikan keindahan dan kesenangan, meski tampaknya berada dalam putaran es dan terkunci dalam kepungan salju.
Pada musim puncak ski, yaitu Oktober hingga Februari, dalam sehari bisa mencapai 20 ribu pengunjung. Tentu tidak semuanya ingin melakukan ski karena pengunjung dapat bermain seluncuran es, snowboarding, maupun hanya menikmati pemandangan dan suasana pegunungan es.
Penikmat ski dapat membayar senilai 260 yuan (sekitar Rp550 ribu) hingga 460 yuan (sekitar Rp990 ribu) untuk 2 jam bermain ski, sudah termasuk penyewaan pakaian.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
Melihat segala sesuatu di sekeliling berubah menjadi putih karena tertutup salju atau bahkan menjadi es memang menawarkan sensasi yang mencengangkan, sekaligus menyenangkan. Salah satu lokasi yang tepat untuk merasakannya adalah di Harbin, Ibu Kota Provinsi Heilongjiang, China.
Kota Harbin terkenal sebagai "kota es" atau salah satu kota metropolitan terdingin dunia. Saat musim dingin pada suhu udara di kota itu dapat mencapai -20 derajat Celsius hingga -30 derajat Celcius. Hal itu disebabkan karena lokasi Harbin dekat dengan daerah embusan udara dingin kering dari Siberia.
Provinsi Heilongjiang memang provinsi ujung timur laut China. Provinsi tersebut juga berbatasan dengan Rusia di sisi utara dan timurnya.
Pada abad ke-19 atau tepatnya pada 1898, Rusia membangun jalan kereta api dari Harbin hingga Dalian, dengan nama jalur kereta api China Timur dalam upaya menyambungkan jalur Trans Siberia sehingga tak heran Harbin mendapat banyak pengaruh dari Rusia, karena menjadi lokasi permukiman para pekerja jaringan perkeretapian asal negara itu.
Sejumlah arsitektur bangunan di Harbin pun mendapat banyak pengaruh dari gaya Rusia, seperti Gereja St Sophia yang tadinya adalah tempat ibadah pemeluk Kristen Ortodoks, saat ini difungsikan sebagai museum.
Gereja itu bergaya "Russian Revival", dengan struktur utama kubah besar warna hijau, sehingga bila berdiri di alun-alunnya saat siang hari seperti berada di Lapangan Merah di Moskow.
Masih ada juga Central Street atau Zhongyang Street yang merupakan jalan sepanjang 1.450 dengan bangunan pertokoan di kiri-kanannya. Jalan dan kompleks pertokoan yang aslinya dibangun pada 1898 oleh kontraktor Rusia itu pun penuh dengan bangunan bergaya ekletik, Baroque, hingga Renaissance, lengkap dengan aksara Cyrillic.
Festival es
Lantas di mana es dan saljunya? Bagi pengunjung yang benar-benar ingin merasakan seperti Anna dan Elsa yang berada di "istana es", dapat datang ke "Harbin Ice and Snow World Park".
Festival yang berlokasi di kawasan seluas 830 ribu meter persegi di bagian barat Sun Island Area, Distrik Songbei, Kota Harbin, itu menyuguhkan susunan artistik sekitar 200 ribu - 300 ribu balok es menjadi berbagai bentuk bangunan.
Tentu balok-balok es di festival itu dapat tetap membeku tanpa bantuan alat karena suhu Kota Harbin pada 18 Desember 2023 malam adalah -26 derajat Celcius, jauh lebih dingin dari freezer kulkas di rumah-rumah.
Pengunjung yang datang ke Harbin Ice and Snow World memang harus menggunakan pakaian penahan dingin lengkap, seperti jaket berlapis, sarung tangan, syal, topi, sepatu boots dan jika perlu memakai masker. Sebelum tiba, pengunjung juga diharapkan meminum cukup air karena udara dingin Harbin yang kering.
Memasuki kawasan festival, mata akan terperanjat dengan balok-balok es yang disusun menjadi beragam bentuk, seperti pohon Natal raksasa, iglo, istana, tangga, menara, pilar-pilar besar yang menyerupai bangunan sebenarnya. Semua bangunan tersebut dilengkapi dengan lampu LED warna-warni. Menara tertinggi di festival mencapai 43 meter yang berganti-ganti warna dari merah, kuning, hijau, biru, ungu, dan warna lainnya.
Sesungguhnya festival baru secara resmi dibuka pada 5 Januari 2024, namun penyelenggara sudah membolehkan pengunjung menikmati festival sejak 17 Desember 2023, dengan membayar tiket sekitar 300 yuan (sekitar Rp650 ribu). Festival dibuka dari pukul 10 pagi hingga 10 malam, waktu setempat.
Namun sejak dibuka, Wakil Wali Kota Harbin Zhang Qixiang mengatakan sudah 40 ribu pengunjung yang datang ke festival tersebut, dengan target 2 juta turis datang hingga festival tutup pada akhir Februari 2024 karena es akan mencair.
Selain melihat-lihat bangunan, pengunjung juga bisa menaiki bianglala untuk dapat melihat keseluruhan festival dari atas. Di tengah-tengah bianglala tersebut dipasang hiasan kepingan salju raksasa yang tampak cantik di malam hari karena balutan lampu-lampu.
Untuk mereka yang suka ketegangan dapat merasakan seluncuran es dengan lintasan es sepanjang 300 meter. Untuk bisa berseluncur, pengunjung harus mengantre, setidaknya sekitar 1 jam --tentu di ruangan tertutup-- sebelum akhirnya mencapai pangkal lintasan untuk meluncur menggunakan "ember" plastik persegi sebagai alas duduk.
Masih ada kegiatan lain yang dapat dilakukan, seperti panjat es, ice skating, labirin es, pertarungan salju, hingga sepeda es.
Bila pengunjung sudah tak tahan dingin, dapat mampir ke restoran di arena tertutup yang menyediakan makanan lokal maupun menghangatkan diri dengan kopi atau minuman panas lainnya.
Harbin Ice and Snow World memang pertama kali diluncurkan pada 1999, tapi sesungguhnya sejak 1985 sudah diselenggarakan Harbin International Ice and Snow Festival untuk meneruskan tradisi pertunjukan lentera es tradisional Harbin.
Ski di Yobuli
Sementara bagi mereka yang ingin merasakan olah raga musim dingin di hamparan salju, dapat mengunjungi Resor Ski Yobuli, berjarak 193 kilometer dari Kota Harbin, yang dapat dicapai dengan menggunakan kereta, bus, maupun mobil.
Resor Ski Yobuli dikelilingi tiga gunung, yaitu Gunung Daguokui dengan ketinggian 1.374 meter, Gunung Erguokui dengan ketinggian 1.258 meter, Gunung Sanguokui dengan ketinggian 1.000 meter.
Di lokasi tersebut terdapat dua resor ski bintang lima dan dua resor ski lain bintang tiga dengan total 56 lereng ski di kawasan seluas 62 hektare. Titik tertinggi ada di 1.345 meter di atas permukaan laut (DPL) dan terendah adalah 397 meter dpl.
Balok-balok es di festival itu diambil dari Sungai Songhua yang membeku saat musim dingin di Harbin. Saat sungai mulai membeku pada awal Desember, ribuan pekerja memotong dan mengumpulkan balok-balok es dan selanjutnya para seniman mengukir dan menyambungkan balok-balok tersebut untuk membuat berbagai patung maupun bangunan.
Dalam waktu sekitar 2 - 3 minggu, Harbin berubah menjadi negeri ajaib di musim dingin. Untuk membawa sekitar 250 ribu balok es itu, setidaknya butuh 30 ribu - 50 ribu perjalanan truk dari Sungai Songhua ke lokasi festival karena satu truk biasa membawa 4 – 7 meter kubik balok es setiap satu kali perjalanan.
Ketika cuaca menghangat, memasuki musim semi pada bulan Maret, patung dan bangunan es pun cair secara alami. Namun beberapa pahatan es berukuran besar akan berbahaya jika runtuh saat proses pencairan, sehingga penyelenggara akan membongkarnya.
Lereng ski di Yobuli terbagi menjadi tiga, yaitu bagi peski pemula, menengah dan profesional, dengan total jumlah lintasan sepanjang 90 kilometer (km) dan lintasan terpanjang adalah 5 km, dengan kemiringan tercuram mencapai 43 derajat. Yobuli juga sudah mendapat sertifikasi internasional sebagai lokasi penyelenggaraan kompetisi ski level A internasional.
Yobuli pernah menjadi tuan rumah Asian Winter Games ke-3, Winter Games ke-24, Kejuaraan Dunia Snowboard maupun kompetisi internasional lainnya, serta menjadi lokasi penyelenggaraan Olimpiade musim dingin.
Untuk mencapai titik tertinggi, peski dapat menggunakan 25 kereta gantung dengan muatan satu kereta maksimal 8 orang.
Di sekeliling resor juga terdapat makanan lokal khas timur laut China, seperti jamur ayam rebus, berbagai sup, sayur, pancake, roti kacang, hotpot, hingga buah beku yang dilapisi gula leleh atau biasa disebut tang hulu.
Kota Harbin memang cocok seperti gambaran pemimpin besar China Mao Zedong dalam puisinya berjudul Salju (1936).
Dalam puisi itu tertulis "North country scene/A hundred leagues locked in ice/A thousand leagues of whirling snow."
Atau secara bebas dapat diterjemahkan/Pemandangan di daerah utara/ratusan kelompok yang terkunci di dalam es/ribuan kelompok yang berputar-putar di dalam salju/
Mengunjungi Harbin memang memberikan keindahan dan kesenangan, meski tampaknya berada dalam putaran es dan terkunci dalam kepungan salju.
Pada musim puncak ski, yaitu Oktober hingga Februari, dalam sehari bisa mencapai 20 ribu pengunjung. Tentu tidak semuanya ingin melakukan ski karena pengunjung dapat bermain seluncuran es, snowboarding, maupun hanya menikmati pemandangan dan suasana pegunungan es.
Penikmat ski dapat membayar senilai 260 yuan (sekitar Rp550 ribu) hingga 460 yuan (sekitar Rp990 ribu) untuk 2 jam bermain ski, sudah termasuk penyewaan pakaian.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023