Petrokimia Gresik, perusahaan solusi agroindustri anggota holding Pupuk Indonesia mengklaim mampu meminimalisasi emisi karbon lebih dari 1,2 juta ton dalam setahun dengan menerapkan sejumlah strategi.

Direktur Utama Petrokimia Gresik, Dwi Satriyo Annurogo dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Jumat menyebutkan sebagai produsen pupuk dan bahan kimia yang merupakan kebutuhan dasar bagi sektor pertanian untuk menghasilkan pangan pihaknya terus berupaya untuk meminimalisasi adanya emisi karbon yang terjadi karena proses industri.

"Untuk itu perusahaan memiliki sejumlah strategi industri dan proyek baru untuk mendukung pemerintah mengurangi emisi karbon," katanya saat menjadi pembicara dalam acara "Pavilion Indonesia Talks Session" COP28 di Dubai, Uni Emirat Arab (UEA), Rabu malam (6/12).

Adapun strategi yang dijalankan perusahaan untuk meminimalisasi emisi karbon, pertama adalah pemanfaatan karbon untuk bahan baku pupuk Urea, ZA, serta menggunakan karbon untuk bahan produksi CO2 cair dan dry ice.

Baca juga: OIKN: Model IKN capai nol emisi karbon dapat jadi contoh kota lain di Indonesia

Melalui strategi ini, lanjutnya, Petrokimia Gresik telah memanfaatkan emisi karbon sekitar 902.700 ton/tahun.

Kedua, lanjut Dwi Satriyo seoptimal mungkin meningkatkan efisiensi dalam pembakaran pada boiler berbahan bakar batubara yang mampu meminimalisasi emisi karbon sekitar 1.600 ton/tahun.

Strategi efisiensi energi berikutnya pemanfaatan purge gas sebagai bahan bakar tambahan yang dapat mengurangi konsumsi gas alam yang juga mampu meminimalisasi emisi karbon hingga 3.145 ton/tahun.

Kemudian melakukan transisi energi dengan mengurangi produksi listrik dari Pembangkit Listrik Tenaga Batubara dan menggantinya dengan konsumsi listrik dari PLN. Transisi energi ini dapat meminimalisasi emisi karbon hingga 105.000 ton/tahun.

Upaya Petrokimia Gresik untuk meminimalisasi emisi karbon, menurut dia juga dilakukan dengan memanfaatkan energi terbarukan, yaitu menginstalasi panel surya dengan kapasitas 471 kWp menghasilkan sekitar 516.000 kWh per tahun.

Baca juga: PLTS Cirata Purwakarta mampu kurangi 214 ribu ton emisi karbon per tahun

Melalui panel ini, bisa mengurangi potensi timbulnya emisi karbon sekitar 447 ton/tahun.

Selain itu, Petrokimia Gresik juga telah membeli Renewable Energy Certificate (REC) dari PLN 2.160 unit/bulan yang bisa meminimalisasi emisi karbon setara 22.550/tahun

Petrokimia Gresik juga melakukan elektrifikasi dengan menggunakan 150 unit kendaraan listrik untuk operasional usaha, sehingga mampu mengurangi emisi karbon hingga 50 ton/tahun.

"Strategi-strategi ini telah dijalankan oleh Petrokimia Gresik dan sudah memberikan kontribusi nyata dalam meminimalisasi emisi karbon," ujar Dwi Satriyo.

Selain strategi tersebut, Petrokimia Gresik juga memiliki rencana proyek yang mampu mengurangi emisi karbon, antara lain Co-Firing Ammonia di Coal-Fired Boiler dapat mereduksi 60.000 ton emisi karbon/tahun.

Baca juga: PLN turunkan emisi karbon hingga triwulan-III 2023 sebesar 717.616 ton CO2 lewat teknologi "co-firing"

Perusahaan juga akan membangun pabrik soda ash, yang memiliki kapasitas produksi hingga 300.000 ton dan memanfaatkan 174.000 ton CO2 sebagai bahan baku.

Dwi Satriyo menjelaskan, soda ash sendiri merupakan komoditas yang permintaannya mencapai sekitar 1 juta ton per tahun dan saat ini masih sepenuhnya diimpor.

Hal itu, tambahnya, juga didorong oleh tumbuhnya industri lain seperti industri kaca dan keramik, sabun, dan deterjen yang merupakan industri turunan dari soda ash.

Pewarta: Subagyo

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023