Departemen Gizi, Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI) meluncurkan program edukasi gizi berupa gim daring interaktif “Nutrition Impact” untuk edukasi tentang stunting bagi kalangan remaja di Kalanganyar, Kabupaten Lebak, Banten.

Ketua Tim Pengabdi FKM UI Nurul Dina Rahmawati di Depok, Jumat, mengatakan Kabupaten Lebak dipilih sebagai daerah pengabdian karena menurut Dinas Pengendalian Penduduk, Keluarga Berencana, Pemberdayaan Perempuan, dan Perlindungan Anak Kabupaten Lebak, angka prevalensi stunting pada 2023 berjumlah 3.736 kasus.

Jumlah tersebut sudah berkurang jika dibandingkan dengan tahun sebelumnya yang mencapai 4.618 kasus. Namun, angka yang merupakan 26 persen dari total populasi itu, masih jauh lebih tinggi dibandingkan dengan rata-rata prevalensi nasional, yakni 21 persen pada 2022. Target nasional penurunan stunting pada 2024 sebesar 14 persen.

Edukasi tentang stunting, kata dia, sebagai langkah penting karena kasus ini memberikan dampak buruk hingga lintas generasi.

Baca juga: UI resmikan Learning Center PDRC dan Stunting Resource Center FKM
Baca juga: Mahasiswa UI ciptakan aplikasi Canteencare platform edukasi gizi makanan

Ia mencontohkan anemia yang diderita remaja membuat mereka berisiko menjadi ibu hamil dengan anemia.

"Jika ibu hamil mengalami anemia, pertumbuhan dan perkembangan janin dalam kandungan tidak optimal sehingga berpotensi melahirkan anak stunting," katanya.

Melalui “Nutrition Impact”, pihaknya berupaya memberi edukasi agar kesadaran dan kepatuhan remaja terhadap kesehatan dan konsumsi nutrisi yang baik dapat meningkat.

Gim “Nutrition Impact” dilengkapi dengan modul edukatif mengenai definisi remaja, perubahan fisik dan psikologis pada remaja, serta gaya hidup sehat. Dengan gim ini, remaja secara otomatis mendapatkan informasi yang komprehensif mengenai gizi dan kesehatan dengan cara yang menyenangkan.

Baca juga: Guru Besar FKM UI: Pendekatan K3 merupakan hak seluruh pekerja

Gim ini juga memberikan pengetahuan terkait dengan gejala, penyebab, dampak, dan pengobatan anemia.

Pada kesempatan itu, beberapa pelajar SMK 1 Kalanganyar bercerita bahwa mereka tidak secara rutin mengonsumsi tablet tambah darah (TTD) karena bau dan rasa tidak sedap, serta memberi efek mual.

Untuk mengatasinya, Tim Pengabdi UI memberikan tips agar para siswi dapat mengonsumsi TTD dengan nyaman. Mereka dapat mengonsumsi TTD dengan buah segar atau makanan dan minuman manis.

Selain itu, para remaja sebaiknya menghindari konsumsi teh, kopi, dan susu saat mengonsumsi TTD.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023