Bekasi (Antara Megapolitan) - Ratusan sopir angkutan perkotaan K-01 tujuan Bekasi - Pulogadung mengaku merugi pascauji coba angkutan umum massal Transjakarta yang bersinggungan trayek.
"Sejak ada Transjakarta trayek Pulogebang-Bekasi, pendapatan saya menurun drastis. Biasanya pulang bawa uang Rp50 ribu per hari, sekarang cuma Rp30 ribu, bahkan pernah tidak bawa uang sama sekali ke rumah," kata sopir K-01 Bekasi-Pulogadung, Suyuno (49) di Bekasi, Kamis.
Menurut dia, kehadiran Transjakarta yang baru diuji coba per 28 Desember 2016 hingga saat ini dituding telah menyerobot penumpang jarak jauh.
Dikatakan Suyuno, biasanya penumpang terbanyak untuk angkot jenis elf K-01 berada di kolong Jembatan Layang Cakung, Jakarta Timur.
"Penumpang di kolong Jembatan Cakung sudah habis semua diangkut Transjakarta, saya cuma kebagian penumpang jarak dekatnya saja. Paling jauh tujuan Kranji atau Harapan Indah Bekasi yang ongkosnya Rp2 ribu per orang," katanya.
Menurut dia, besaran ongkos jarak jauh yakni Bekasi-Pulogadung seharga Rp5 ribu per penumpang sudah habis diambil Tranjakarta, sehingga pendapatannya pun menurun drastis.
"Biasanya saya narik empat sampai enam rit sehari. Dengan uang Rp30 ribu per hari, bagaimana mau menghidupi keluarga," kata bapak empat anak itu.
Sopir lainnya, Gunarman (44), mengaku harus mengirit penggunaan bahan bakar solar agar tidak merugi sejak persinggungan trayek dengan Transjakarta.
"Sekarang saya harus mencari cara supaya irit solar. Caranya mematikan mesin kendaraan kalau sedang sepi atau tidak banyak tancap gas," katanya.
Dengan strategi itu, Gunarman mengaku bisa menyisihkan sebagian pendapatannya untuk dibawa pulang ke rumah.
"Kalau diirit solarnya, saya bisa ada selisih Rp10 ribu untuk dibawa pulang, sisanya saya stor ke bos," katanya.
Hal itu dikatakan Gunarman saat sedang menggelar aksi unjuk rasa bersama 150 rekan seprofesinya di pintu gerbang timur perkantoran Pemkot Bekasi Jalan Ir H Djuanda, Bekasi Selatan.
Aksi unjuk rasa itu berjalan kondusif dengan kawalan sejumlah petugas Satuan Lalu Lintas Polrestro Bekasi Kota.
Puluhan angkot K-01 nampak mengular di bahu Jalan Ir H Djuanda depan gerbang timur Pemkot Bekasi.
Massa meminta Pemkot Bekasi dan sejumlah instansi terkait untuk membatalkan operasional Transjakarta Pulogebang-Bekasi atas kerugian itu.
Hingga berita ini dibuat, perwakilan massa telah diterima oleh jajaran Dinas Perhubungan Kota Bekasi untuk berdialog di Press Room Plaza Pemkot Bekasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017
"Sejak ada Transjakarta trayek Pulogebang-Bekasi, pendapatan saya menurun drastis. Biasanya pulang bawa uang Rp50 ribu per hari, sekarang cuma Rp30 ribu, bahkan pernah tidak bawa uang sama sekali ke rumah," kata sopir K-01 Bekasi-Pulogadung, Suyuno (49) di Bekasi, Kamis.
Menurut dia, kehadiran Transjakarta yang baru diuji coba per 28 Desember 2016 hingga saat ini dituding telah menyerobot penumpang jarak jauh.
Dikatakan Suyuno, biasanya penumpang terbanyak untuk angkot jenis elf K-01 berada di kolong Jembatan Layang Cakung, Jakarta Timur.
"Penumpang di kolong Jembatan Cakung sudah habis semua diangkut Transjakarta, saya cuma kebagian penumpang jarak dekatnya saja. Paling jauh tujuan Kranji atau Harapan Indah Bekasi yang ongkosnya Rp2 ribu per orang," katanya.
Menurut dia, besaran ongkos jarak jauh yakni Bekasi-Pulogadung seharga Rp5 ribu per penumpang sudah habis diambil Tranjakarta, sehingga pendapatannya pun menurun drastis.
"Biasanya saya narik empat sampai enam rit sehari. Dengan uang Rp30 ribu per hari, bagaimana mau menghidupi keluarga," kata bapak empat anak itu.
Sopir lainnya, Gunarman (44), mengaku harus mengirit penggunaan bahan bakar solar agar tidak merugi sejak persinggungan trayek dengan Transjakarta.
"Sekarang saya harus mencari cara supaya irit solar. Caranya mematikan mesin kendaraan kalau sedang sepi atau tidak banyak tancap gas," katanya.
Dengan strategi itu, Gunarman mengaku bisa menyisihkan sebagian pendapatannya untuk dibawa pulang ke rumah.
"Kalau diirit solarnya, saya bisa ada selisih Rp10 ribu untuk dibawa pulang, sisanya saya stor ke bos," katanya.
Hal itu dikatakan Gunarman saat sedang menggelar aksi unjuk rasa bersama 150 rekan seprofesinya di pintu gerbang timur perkantoran Pemkot Bekasi Jalan Ir H Djuanda, Bekasi Selatan.
Aksi unjuk rasa itu berjalan kondusif dengan kawalan sejumlah petugas Satuan Lalu Lintas Polrestro Bekasi Kota.
Puluhan angkot K-01 nampak mengular di bahu Jalan Ir H Djuanda depan gerbang timur Pemkot Bekasi.
Massa meminta Pemkot Bekasi dan sejumlah instansi terkait untuk membatalkan operasional Transjakarta Pulogebang-Bekasi atas kerugian itu.
Hingga berita ini dibuat, perwakilan massa telah diterima oleh jajaran Dinas Perhubungan Kota Bekasi untuk berdialog di Press Room Plaza Pemkot Bekasi.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2017