Politikus Partai Gerindra Dedi Mulyadi berharap politisi tidak menjadi sosok hidung belang menjelang Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

"Jangan sampai ada yang jadi politisi hidung belang. Ketika butuh kau (politisi), menemui mereka (masyarakat). Akan tetapi, setelah keinginan (terpilih), kau campakkan mereka," kata Dedi melalui sambungan telepon di Purwakarta, Kamis.

Dedi mengharapkan menjelang pemilu para politisi tidak menjadi sosok hidung belang yang mendatangi masyarakat karena ada maunya. Setelah terpilih, masyarakat justru ditinggalkan.

Politikus hidung belang, kata dia, adalah mereka yang melakukan politik transaksional. Mereka akan mengeluarkan segala cara untuk memikat dan membeli suara rakyat.

Selain itu, dia juga berharap jika telah terpilih pada pemilu, politikus tidak berubah menjadi sosok jablay. Politisi semacam itu berbahaya bagi negara.

"Lebih berbahaya lagi politisi jablay yang menjual aset negara, mempermainkan anggaran, dan menjual idealisme," katanya.

Berbicara soal jablay atau pekerja seks komersial, Dedi mengatakan bahwa profesi mereka tidak perlu dihinakan. Pasalnya, tidak ada seorang pun terlahir memiliki cita-cita ingin menjadi pekerja seks komersial (PSK).

Dedi juga berharap kepada politikus yang kelak terpilih untuk membuka akses selebar-lebarnya untuk masyarakat.

"Jadi, jangan sampai setelah terpilih para pemimpin justru sulit untuk dihubungi sehingga timbul masalah baru," ujarnya.

Menjelang pemilihan umum, Dedi Mulyadi kini kembali menggencarkan Safari Cinta, sebuah acara seni budaya yang digelar dengan berkeliling ke sejumlah daerah di wilayah Jawa Barat dan sekitarnya.

Disebutkan bahwa kegiatan itu tidak hanya digelar saat jelang pemilu karena hampir setiap hari terus berkeliling ke sejumlah daerah untuk tahu secara langsung persoalan yang dihadapi masyarakat.

Pewarta: M. Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023