Bupati Subang Ruhimat mengajak ratusan penyuluh agama Islam ikut menjaga moral remaja serta tidak mewajarkan jamuan minuman keras atau minuman beralkohol saat acara-acara hajatan atau hiburan.
"Saya sangat khawatir dan juga sangat menyayangkan kejadian yang baru-baru ini di Jalancagak (13 remaja yang meninggal akibat meminum minuman keras oplosan)," kata bupati, di Subang, Jumat.
Ia berharap agar peristiwa keracunan minuman keras oplosan yang menimbulkan korban meninggal dunia tidak terjadi lagi.
Baca juga: RSUD Subang rawat 32 pasien alami keracunan minuman keras oplosan
Atas hal tersebut, ia menyampaikan agar para penyuluh agama Islam dari Kemenag bisa lebih peka terhadap keselamatan moral generasi muda di wilayah masing-masing.
“Coba kita lebih peka lihat anak-anak remaja sekitar, apa yang mereka lakukan saat berkumpul. Jadi saya minta tolong, moral bangsa harus kita perbaiki. Komunikasi dan edukasi ada di tangan bapak-ibu (penyuluh agama Islam)," katanya.
Bupati mengajak seluruh elemen dengan tupoksi masing-masing untuk bekerja sama mengantisipasi potensi kejadian serupa di Subang. Artinya, jangan sampai mewajarkan jamuan minuman keras pada acara-acara hajatan atau hiburan.
Baca juga: Polres Karawang sita puluhan ribu liter miras oplosan dari penjual kipas
“Saya juga menginstruksikan camat dan kepala desa peduli terhadap moral masyarakat, untuk mengedukasi masyarakat. Kita semua harus kompak, jangan dianggap suatu kewajaran, apalagi kalau ada hajat, menyediakan minuman keras. Saya ingin kita semua peka. Kalau ada yang tidak wajar, beritahukan ke Babinsa, aparat desa, dan jangan sungkan ke Satpol PP,” katanya.
Kasi Bimas Kemenag Subang, Mamat Suhermat, menyampaikan pihaknya memahami kekhawatiran Bupati Subang tentang kejadian luar biasa, di mana di Subang ada masyarakat di usia produktif yang meninggal dunia karena melanggar salah satu perintah Allah.
“Inilah tugas para penyuluh agama islam untuk menjalankan tugas negara dalam bidang keagamaan,” katanya.
Baca juga: Polisi Karawang razia kios-kios kamu cegah peredaran miras oplosan
Sementara itu, puluhan orang harus dibawa ke RSUD Subang untuk mendapatkan perawatan setelah pesta minuman keras saat acara hajatan di Kampung Cipulus, Desa Sagalaherang Kaler, Kecamatan Sagalaherang, Subang, Minggu (29/10).
Dari puluhan orang yang dirawat, 13 orang di antaranya meninggal dunia. (KR-MAK)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"Saya sangat khawatir dan juga sangat menyayangkan kejadian yang baru-baru ini di Jalancagak (13 remaja yang meninggal akibat meminum minuman keras oplosan)," kata bupati, di Subang, Jumat.
Ia berharap agar peristiwa keracunan minuman keras oplosan yang menimbulkan korban meninggal dunia tidak terjadi lagi.
Baca juga: RSUD Subang rawat 32 pasien alami keracunan minuman keras oplosan
Atas hal tersebut, ia menyampaikan agar para penyuluh agama Islam dari Kemenag bisa lebih peka terhadap keselamatan moral generasi muda di wilayah masing-masing.
“Coba kita lebih peka lihat anak-anak remaja sekitar, apa yang mereka lakukan saat berkumpul. Jadi saya minta tolong, moral bangsa harus kita perbaiki. Komunikasi dan edukasi ada di tangan bapak-ibu (penyuluh agama Islam)," katanya.
Bupati mengajak seluruh elemen dengan tupoksi masing-masing untuk bekerja sama mengantisipasi potensi kejadian serupa di Subang. Artinya, jangan sampai mewajarkan jamuan minuman keras pada acara-acara hajatan atau hiburan.
Baca juga: Polres Karawang sita puluhan ribu liter miras oplosan dari penjual kipas
“Saya juga menginstruksikan camat dan kepala desa peduli terhadap moral masyarakat, untuk mengedukasi masyarakat. Kita semua harus kompak, jangan dianggap suatu kewajaran, apalagi kalau ada hajat, menyediakan minuman keras. Saya ingin kita semua peka. Kalau ada yang tidak wajar, beritahukan ke Babinsa, aparat desa, dan jangan sungkan ke Satpol PP,” katanya.
Kasi Bimas Kemenag Subang, Mamat Suhermat, menyampaikan pihaknya memahami kekhawatiran Bupati Subang tentang kejadian luar biasa, di mana di Subang ada masyarakat di usia produktif yang meninggal dunia karena melanggar salah satu perintah Allah.
“Inilah tugas para penyuluh agama islam untuk menjalankan tugas negara dalam bidang keagamaan,” katanya.
Baca juga: Polisi Karawang razia kios-kios kamu cegah peredaran miras oplosan
Sementara itu, puluhan orang harus dibawa ke RSUD Subang untuk mendapatkan perawatan setelah pesta minuman keras saat acara hajatan di Kampung Cipulus, Desa Sagalaherang Kaler, Kecamatan Sagalaherang, Subang, Minggu (29/10).
Dari puluhan orang yang dirawat, 13 orang di antaranya meninggal dunia. (KR-MAK)
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023