Mahasiswa Fakultas Kesehatan Masyarakat (FKM) Universitas Jember (Unej) bersama warga menanam bibit mangrove dan melakukan kegiatan bersih-bersih di Pantai Payangan dan Teluk Love, Kabupaten Jember, Jawa Timur, Ahad.
"Kami ajak warga peduli akan lingkungannya dengan melakukan kegiatan bersih-bersih pantai dan penanaman bibit mangrove untuk mencegah abrasi dan meningkatkan daya tarik wisata di kawasan pesisir selatan Jember tersebut," kata Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Dr. Farida Wahyu Ningtyias di Jember.
Kegiatan itu dilakukan melalui Program Penguatan Kapasitas (PPK) Ormawa Badan Perwakilan Mahasiswa FKM Unej dengan menggandeng beberapa pihak di antaranya kelompok sadar wisata (Pokdarwis), kelompok nelayan dan kader pemuda di Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember.
Baca juga: Polda Sultra bersama insan pers tanam 1.000 pohon mangrove di kawasan Teluk Kendari
Menurutnya Desa Sumberejo mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan ke depan, namun destinasi wisata yang ada di Desa Sumberejo itu masih dikelola oleh individu kelompok masyarakat.
"Kami melihat berpotensi menjadi desa wisata dan menjadi desa binaan FKM Unej. Saya melihat di sekeliling destinasi wisata, di antaranya Pantai Watu Ulo dan Papuma yang sudah ada pengelolaannya dari pemerintah, akan tetapi Pantai Payangan ini masih belum," tuturnya.
Ia mengatakan pihaknya akan mendorong masyarakat untuk melakukan penanaman pohon mangrove secara merata karena hal itu akan menambah daya tarik sebagai objek wisata dan menambah ekosistem di dalamnya.
Baca juga: Mangrove jadi bagian penting dalam pengembangan ekonomi biru
"Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang terbuka, artinya ketika ada sesuatu yang baru bisa diterima, misalnya bagaimana mengelola sampah menjadi pupuk kompos kemudian memberikan peluang sebagai desa wisata," katanya.
Ia berharap apa yang sudah dilakukan FKM Unej itu dapat dilanjutkan oleh masyarakat, sehingga nantinya akan berdampak langsung kepada masyarakat karena potensi sudah ada dan Unej bisa memberikan rekomendasi kepada pemerintah desa untuk memberikan regulasi yang terbaik.
Sementara Ketua Kelompok Nelayan Ikan Lumba-lumba, Suyitno mengaku sangat mengapresiasi aksi penanaman bibit mangrove oleh tim mahasiswa FKM Unej.
Baca juga: TNI Kodim 1620 tanam ratusan bibit pohon Mangrove di pesisir Lauk Lombok Tengah
"Hal itu memacu pemberdayaan masyarakat pesisir baik pemuda-pemudi untuk menjaga lingkungan dari abrasi dan mewujudkan destinasi wisata baru di Pantai Teluk Love. Penanaman bibit mangrove dapat memberikan dampak positif bagi warga dan lingkungan," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"Kami ajak warga peduli akan lingkungannya dengan melakukan kegiatan bersih-bersih pantai dan penanaman bibit mangrove untuk mencegah abrasi dan meningkatkan daya tarik wisata di kawasan pesisir selatan Jember tersebut," kata Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Dr. Farida Wahyu Ningtyias di Jember.
Kegiatan itu dilakukan melalui Program Penguatan Kapasitas (PPK) Ormawa Badan Perwakilan Mahasiswa FKM Unej dengan menggandeng beberapa pihak di antaranya kelompok sadar wisata (Pokdarwis), kelompok nelayan dan kader pemuda di Desa Sumberejo, Kecamatan Ambulu, Kabupaten Jember.
Baca juga: Polda Sultra bersama insan pers tanam 1.000 pohon mangrove di kawasan Teluk Kendari
Menurutnya Desa Sumberejo mempunyai potensi yang sangat besar untuk dikembangkan ke depan, namun destinasi wisata yang ada di Desa Sumberejo itu masih dikelola oleh individu kelompok masyarakat.
"Kami melihat berpotensi menjadi desa wisata dan menjadi desa binaan FKM Unej. Saya melihat di sekeliling destinasi wisata, di antaranya Pantai Watu Ulo dan Papuma yang sudah ada pengelolaannya dari pemerintah, akan tetapi Pantai Payangan ini masih belum," tuturnya.
Ia mengatakan pihaknya akan mendorong masyarakat untuk melakukan penanaman pohon mangrove secara merata karena hal itu akan menambah daya tarik sebagai objek wisata dan menambah ekosistem di dalamnya.
Baca juga: Mangrove jadi bagian penting dalam pengembangan ekonomi biru
"Masyarakat pesisir adalah masyarakat yang terbuka, artinya ketika ada sesuatu yang baru bisa diterima, misalnya bagaimana mengelola sampah menjadi pupuk kompos kemudian memberikan peluang sebagai desa wisata," katanya.
Ia berharap apa yang sudah dilakukan FKM Unej itu dapat dilanjutkan oleh masyarakat, sehingga nantinya akan berdampak langsung kepada masyarakat karena potensi sudah ada dan Unej bisa memberikan rekomendasi kepada pemerintah desa untuk memberikan regulasi yang terbaik.
Sementara Ketua Kelompok Nelayan Ikan Lumba-lumba, Suyitno mengaku sangat mengapresiasi aksi penanaman bibit mangrove oleh tim mahasiswa FKM Unej.
Baca juga: TNI Kodim 1620 tanam ratusan bibit pohon Mangrove di pesisir Lauk Lombok Tengah
"Hal itu memacu pemberdayaan masyarakat pesisir baik pemuda-pemudi untuk menjaga lingkungan dari abrasi dan mewujudkan destinasi wisata baru di Pantai Teluk Love. Penanaman bibit mangrove dapat memberikan dampak positif bagi warga dan lingkungan," katanya.*
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023