Bekasi (Antara Megapolitan) - Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi mengajak organisasi Karang Taruna di seluruh wilayah setempat untuk bersinergi dengan pemerintah daerah menyelesaikan persoalan lingkungan melalui program Bank Sampah mulai 2017.
"Mulai 2017 Pemkot Bekasi siap mendanai kegiatan bank sampah di lingkungan RW dengan memberikan dana operasional Rp20 juta kepada pengelolanya," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Minggu.
Menurut dia, program itu bisa disinergikan dengan aktivitas Karang Taruna sebagai wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial kepada masyarakat.
Hal itu disampaikan Rahmat usai menghadiri acara Silahturahmi Akbar dengan 1.000 pemuda Karang Taruna se-Kecamatan Mustikajaya bertempat di Gelanggang Olahraga Kusuma Raga (18/12).
"Sebagai organisasi sosial kepemudaan, Karang Taruna merupakan wadah pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya mengembangkan kegiatan ekonomi produktif," katanya.
Menurut Rahmat, program Bank Sampah yang digagas pihaknya bertujuan untuk mengurangi volume sampah rumah tangga yang datang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumurbatu.
Berdasarkan data yang dihimpun melalui Dinas Kebersihan Kota Bekasi, volume sampah di TPA yang berlokasi di Kecamatan Bantar gebang itu saat ini sudah berkisar 2 juta meter kubik atau sudah berkategori overload.
Untuk itu, Pemkot Bekasi berinisiatif untuk mengurangi pasokan sampah yang datang dari rumah tangga melalui program Bank Sampah yang dikelola oleh warga di lingkungan perumahan di 56 kelurahan dan 12 kecamatan setempat.
"Dengan pendayagunaan semua potensi yang tersedia di lingkungan warga, baik itu sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang telah ada, untuk itu patut kiranya menjadikan pemuda sebagai penggerak serta motor kegiatan sosial kemasyarakatan di kelurahan dan kemacamatan yang ada," katanya.
Pihaknya menjanjikan kompensasi sebesar Rp20 juta per bank sampah sebagai modal awal operasional program itu.
Selain itu, pihaknya juga akan memfasilitasi pembelian hasil produksi sampah berupa pupuk dari pengelola bank sampah untuk keperluan penghijauan daerah.
"Kalau perlu dilibatkan langsung dalam pengelolaan Program Bank Sampah yang mulai tahun depan akan mendapatkan dana sekitar Rp20 juta dari Pemerintah Kota Bekasi untuk setiap pengelolanya," katanya.
Lebih lanjut dirinya berharap pemuda di setiap kelurahan dan kecamatan bisa bersinergi dengan Camat dan Lurah setempat dalam membantu pemerintah daerah di berbagai program kerja, termasuk penyediaan data tentang warga masyarakat yang kurang mampu.
"Sehingga pemerintah tidak perlu repot-repot memverifikasi masyarakat miskin dalam menggunakan Kartu Keluarga untuk berobat gratis di rumah sakit per Januari 2017," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Karang Taruna Kota Bekasi Ismail menyambut baik arahan tersebut sebagai solusi pemberdayaan masyarakat muda.
"Kami siap bergabung dalam program pengelolaan Bank Sampah dan berkoordinasi dengan Dinas Keberaihan di setiap kelurahan yang ada," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Mulai 2017 Pemkot Bekasi siap mendanai kegiatan bank sampah di lingkungan RW dengan memberikan dana operasional Rp20 juta kepada pengelolanya," kata Wali Kota Bekasi Rahmat Effendi di Bekasi, Minggu.
Menurut dia, program itu bisa disinergikan dengan aktivitas Karang Taruna sebagai wadah pengembangan generasi muda yang tumbuh atas dasar kesadaran dan rasa tanggung jawab sosial kepada masyarakat.
Hal itu disampaikan Rahmat usai menghadiri acara Silahturahmi Akbar dengan 1.000 pemuda Karang Taruna se-Kecamatan Mustikajaya bertempat di Gelanggang Olahraga Kusuma Raga (18/12).
"Sebagai organisasi sosial kepemudaan, Karang Taruna merupakan wadah pembinaan dan pengembangan serta pemberdayaan dalam upaya mengembangkan kegiatan ekonomi produktif," katanya.
Menurut Rahmat, program Bank Sampah yang digagas pihaknya bertujuan untuk mengurangi volume sampah rumah tangga yang datang ke Tempat Pembuangan Akhir (TPA) Sumurbatu.
Berdasarkan data yang dihimpun melalui Dinas Kebersihan Kota Bekasi, volume sampah di TPA yang berlokasi di Kecamatan Bantar gebang itu saat ini sudah berkisar 2 juta meter kubik atau sudah berkategori overload.
Untuk itu, Pemkot Bekasi berinisiatif untuk mengurangi pasokan sampah yang datang dari rumah tangga melalui program Bank Sampah yang dikelola oleh warga di lingkungan perumahan di 56 kelurahan dan 12 kecamatan setempat.
"Dengan pendayagunaan semua potensi yang tersedia di lingkungan warga, baik itu sumber daya manusia maupun sumber daya alam yang telah ada, untuk itu patut kiranya menjadikan pemuda sebagai penggerak serta motor kegiatan sosial kemasyarakatan di kelurahan dan kemacamatan yang ada," katanya.
Pihaknya menjanjikan kompensasi sebesar Rp20 juta per bank sampah sebagai modal awal operasional program itu.
Selain itu, pihaknya juga akan memfasilitasi pembelian hasil produksi sampah berupa pupuk dari pengelola bank sampah untuk keperluan penghijauan daerah.
"Kalau perlu dilibatkan langsung dalam pengelolaan Program Bank Sampah yang mulai tahun depan akan mendapatkan dana sekitar Rp20 juta dari Pemerintah Kota Bekasi untuk setiap pengelolanya," katanya.
Lebih lanjut dirinya berharap pemuda di setiap kelurahan dan kecamatan bisa bersinergi dengan Camat dan Lurah setempat dalam membantu pemerintah daerah di berbagai program kerja, termasuk penyediaan data tentang warga masyarakat yang kurang mampu.
"Sehingga pemerintah tidak perlu repot-repot memverifikasi masyarakat miskin dalam menggunakan Kartu Keluarga untuk berobat gratis di rumah sakit per Januari 2017," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Karang Taruna Kota Bekasi Ismail menyambut baik arahan tersebut sebagai solusi pemberdayaan masyarakat muda.
"Kami siap bergabung dalam program pengelolaan Bank Sampah dan berkoordinasi dengan Dinas Keberaihan di setiap kelurahan yang ada," katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016