Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Pemodelan dan Simulasi Sistem Proses Kimia Departemen Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Indonesia Prof. Dr.rer.nat. Ir. Yuswan Muharam, M.T. memaparkan pemakaian model matematika dalam rekayasa kimia.

Sebagaimana dikutip dalam siaran pers universitas di Depok, Jumat, Prof. Yuswan menyebut model matematika sebagai "senjata rahasia" dalam memecahkan persoalan rekayasa kimia.

Ia menjelaskan bahwa model matematika dapat digunakan untuk meneliti proses secara lebih cepat, ekonomis, dan menyeluruh serta memprediksi stabilitas proses atau bagian proses sebagai prasyarat kendali atau operasi yang efektif.


Baca juga: Mahasiswa FTUI angkatan 2019 ukir prestasi internasional pada kompetisi bisnis Unilever Global

Selain itu, ia melanjutkan, model matematika yang cukup baik dapat digunakan untuk menguji kondisi operasi ekstrem yang tidak mungkin dilakukan pada proses yang sedang berjalan.

Ia menambahkan, bentuk persamaan matematika dapat digunakan untuk meningkatkan alat dari skala laboratorium ke skala penuh.

Prof. Yuswan menjelaskan pula bahwa pada bidang rekayasa kimia, persamaan matematika digunakan untuk mendeskripsikan fenomena fisik seperti distilasi, absorpsi, adsorpsi, dan ekstraksi serta reaksi kimia.

Dia mencontohkan, model matematika diperlukan untuk menjelaskan bagaimana molekul reaktan bergerak dan berinteraksi di dalam reaktor hingga mencapai katalis padat untuk bereaksi.


Baca juga: Mahasiswa FTUI gagas solusi alternatif bahan bakar green hydrogen

Prof. Yuswan juga menyebut dua model matematika dalam proses yang terjadi di dalam reaktor unggun diam, yaitu model matematika untuk reaktan dan model matematika untuk produk.

Ia menjelaskan, analogi harus ada di antara model matematika dan proses yang dimodelkan sehingga kesimpulan tentang proses yang dimodelkan dapat dibuat.

Menurut dia, model matematika dapat mewakili seluruh proses atau elemen proses. Model akan memuaskan apabila variabel dan fenomena penting dari proses yang dimodelkan direpresentasikan dengan benar untuk konteks tertentu.


Oleh karena itu, model perlu divalidasi dengan menggunakan data-data eksperimen. Validasi harus dilakukan pada interaksi hidrodinamika, perpindahan massa, dan perpindahan panas di satu sisi dan reaksi kimia di sisi lain.

Baca juga: FTUI kerja sama riset dan pendidikan dengan IUT Bangladesh

Prof. Yuswan juga mengemukakan bahwa seorang sarjana dalam bidang teknik kimia harus memiliki pemahaman mendalam tentang proses yang diamati dan kemampuan untuk menggambarkannya dalam bentuk persamaan matematika.

"Seorang sarjana dalam bidang teknik kimia memiliki dua tugas utama di industri kimia. Tugas pertama adalah menjaga pabrik beroperasi dengan aman dan mengoptimalkan proses yang ada untuk menghasilkan output (keluaran) berkualitas sesuai target," kata Prof. Yuswan, yang dikukuhkan sebagai Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Pemodelan dan Simulasi Sistem Proses Kimia pada Rabu (20/9).

Tugas yang kedua, ia melanjutkan, yakni mendesain proses baru atau memperbaiki proses yang ada dengan fokus pada efisiensi, keamanan, dan aspek ekonomi.

Untuk menjalankan kedua tugas itu, dia mengatakan, model matematika menjadi alat penting dalam mengatasi risiko tinggi dalam perancangan pabrik baru hingga mengontrol dan mengoptimalkan operasi pabrik untuk mencapai hasil yang diinginkan.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023