Sejumlah gerbong kereta bekas yang tersimpan di Pusat Kegudangan dan Logistik Kabupaten Purwakarta, Jabar, milik PT KAI hangus terbakar.

"Kebakaran terjadi siang hari ini, di PKLG (Pusat Kegudangan dan Logistik) Purwakarta, tepatnya disamping Stasiun Purwakarta," kata Manajer Humas Daop 2 Bandung, Mahendro Trang Bawono, di Purwakarta, Kamis.

Ia menyampaikan, informasi dari lapangan, api mulai terlihat di sekitar PKLG pada pukul 11.10 WIB dan membakar delapan kereta bekas.

Menurut dia, ada empat unit mobil pemadam kebakaran dari Pemkab Purwakarta yang membantu proses pemadaman api di lokasi PKLG Purwakarta. Sehingga pada pukul 12.15 WIB api berhasil dipadamkan.

Baca juga: Kebakaran gerbong bekas di Stasiun Purwakarta tak ganggu perjalanan kereta

Daop 2 Bandung mengapresiasi tim pemadam kebakaran yang telah berhasil memadamkan api dalam waktu yang relatif singkat, sehingga api tidak merambat ke lingkungan stasiun.

Mahendro menyebutkan kalau peristiwa kebakaran tersebut tidak mengganggu perjalanan kereta api. Karena tempat penyimpanan kereta bekas tersebut bukan merupakan jalur operasional.

Meski begitu, ia memohon maaf atas kejadian itu. Kini Daop 2 Bandung masih menyelidiki penyebab dari peristiwa kebakaran tersebut.

Sementara itu, sejumlah warga setempat menyampaikan kalau kebakaran itu terjadi saat ada pengerjaan pemotongan gerbong kereta di sekitar PKLG Purwakarta.

Baca juga: Kebakaran pipa minyak di Cimahi, pemadaman api berlangsung sekitar tiga jam

Hal tersebut dibenarkan oleh Yanto, seorang pengawas pekerjaan PT Barata Indonesia yang merupakan kontraktor proyek pemotongan bangkai kereta api di area tersebut.

"Jadi ada sekitar 16 orang, kami sedang melakukan pemotongan dari bangkai gerbong kereta menggunakan las. Lalu muncul percikan api yang jatuh ke bagian bawah gerbong kereta, tak berselang lama, sekitar lima menit, api langsung membesar," kata Yanto.

Sesaat setelah api terlihat membesar, pihaknya langsung meminta bantuan petugas Pemadam Kebakaran (Damkar) Purwakarta untuk memadamkan api yang terus membesar akibat sapuan angin.

Pewarta: M.Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023