Pemerintah melalui Kementerian Badan Usaha Milik Negara (BUMN) memiliki dua perusahaan BUMN yakni ID Food dan Perum Bolog yang berperan penting dalam penyediaan komoditi dan stabilisasi harga serta komersialisasi hasil produksi pangan dalam negeri yang bertujuan mewujudkan ketahanan pangan Indonesia.
Direktur ID Food Frans Marganda Tambunan dalam diskusi pada kegiatan Srikandi BUMN goes to campus di IPB University, Bogor, Selasa, mengatakan bahwa ada dua peran berbeda namun satu tujuan antara perusahaan ID Food dan Perum Bulog yang perlu diketahui calon para pencari kerja bidang pangan.
"Dua perusahaan ini berbeda peran dan fungsi namun tujuannya sama mewujudkan ketahanan pangan," ujar Frans.
Dia menerangkan, bahwa Perum Bulog yang melakukan stabilitasi stok dan harga, terutama komoditas penting di antaranya beras, jagung, kedelai, daging, bawang dan komoditas lain.
Sedangkan ID Food didorong untuk melakukan fungsi bisnis lebih ke komersil, namun dimungkinkan untuk melaksanakan penugasan dengan persetujuan Kementerian BUMN.
Penugasan yang diberikan pemerintah juga berbeda jalur, Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang mengeluarkan kebijakan-kebijakan terkait pangan, walaupun masih berkoordinasi dengan kementerian-kementerian lain adalah yang memberikan tugas langsung kepada Perum Bulog, sementara ID Food harus ada penugasan dari Kementerian BUMN.
Namun demikian, kata Frans, keduanya kini sedang mengerjakan program yang penting cadangan pemerintah dengan payung hukum Perpres nomor 125 tahun 2022, yang intinya adalah bagaimana pemerintah lewat BUMN mempunyai kecukupan stok untuk komoditas-komoditas penting untuk menjaga kebutuhan konsumsi sepanjang tahun.
"Negara kita harus punya stok yang cukup, punya ketersediaan yang cukup, punya penyaluran yang cukup," kata dia.
Dia menjelaskan hal itu bertujuan agar masyarakat di seluruh Indonesia bisa mendapatkan stok pangan yang terjangkau, cukup dan berkualitas. Saat ini ada 13 komoditas seperti gula, minyak goreng, ikan, garam itu ada di ID Food dan beberapa di Bulog.
"Jadi teman-teman perlu tahu dua fungsi yang berbeda itu, tetapi tujuannya satu juga," kata Frans kepada hadirin yang sebagian besar mahasiswa dan dosen serta staf IPB.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
Direktur ID Food Frans Marganda Tambunan dalam diskusi pada kegiatan Srikandi BUMN goes to campus di IPB University, Bogor, Selasa, mengatakan bahwa ada dua peran berbeda namun satu tujuan antara perusahaan ID Food dan Perum Bulog yang perlu diketahui calon para pencari kerja bidang pangan.
"Dua perusahaan ini berbeda peran dan fungsi namun tujuannya sama mewujudkan ketahanan pangan," ujar Frans.
Dia menerangkan, bahwa Perum Bulog yang melakukan stabilitasi stok dan harga, terutama komoditas penting di antaranya beras, jagung, kedelai, daging, bawang dan komoditas lain.
Sedangkan ID Food didorong untuk melakukan fungsi bisnis lebih ke komersil, namun dimungkinkan untuk melaksanakan penugasan dengan persetujuan Kementerian BUMN.
Penugasan yang diberikan pemerintah juga berbeda jalur, Badan Pangan Nasional (Bapanas) yang mengeluarkan kebijakan-kebijakan terkait pangan, walaupun masih berkoordinasi dengan kementerian-kementerian lain adalah yang memberikan tugas langsung kepada Perum Bulog, sementara ID Food harus ada penugasan dari Kementerian BUMN.
Namun demikian, kata Frans, keduanya kini sedang mengerjakan program yang penting cadangan pemerintah dengan payung hukum Perpres nomor 125 tahun 2022, yang intinya adalah bagaimana pemerintah lewat BUMN mempunyai kecukupan stok untuk komoditas-komoditas penting untuk menjaga kebutuhan konsumsi sepanjang tahun.
"Negara kita harus punya stok yang cukup, punya ketersediaan yang cukup, punya penyaluran yang cukup," kata dia.
Dia menjelaskan hal itu bertujuan agar masyarakat di seluruh Indonesia bisa mendapatkan stok pangan yang terjangkau, cukup dan berkualitas. Saat ini ada 13 komoditas seperti gula, minyak goreng, ikan, garam itu ada di ID Food dan beberapa di Bulog.
"Jadi teman-teman perlu tahu dua fungsi yang berbeda itu, tetapi tujuannya satu juga," kata Frans kepada hadirin yang sebagian besar mahasiswa dan dosen serta staf IPB.
Editor : Budi Setiawanto
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023