Wakil Bupati Karawang Aep Syaepuloh mengajak para pejabat di lingkungan Pemerintah Kabupaten Karawang, Jabar, memberikan donasi untuk penanganan stunting.

"Pada tahun ini kita masih terus mendiskusikan bantuan makanan bergizi kepada anak stunting," kata wakil bupati, di Karawang, Kamis.

Sesuai dengan surat keputusan bupati, kata dia, para pegawai negeri sipil, khususnya pejabat di lingkungan Pemkab Karawang, itu diharuskan memberikan donasi untuk penanganan kasus stunting.

Sesuai dengan surat keputusan bupati itu, masing-masing dari Forkopimda dibebankan 10 anak, kepala OPD atau setara eselon dua dibebankan sebanyak lima anak, dan untuk pejabat setara eselon tiga dibebankan untuk menangani satu hingga tiga anak.

Baca juga: Pemkab Karawang gulirkan program Desa Bebas Stunting

Target pada tahun ini ialah, setiap satu anak stunting setiap hari diberikan dua butir telur selama enam bulan.

Untuk pemberiannya dilakukan melalui kader tim pendamping keluarga, sedangkan anggarannya, selain dari anggaran pemerintah, juga diharapkan dari donasi para pejabat pemkab.

Menurut dia, dengan konversi satu anak balita stunting diberikan dua butir telur, maka asumsinya seorang anak butuh 120.000 x 6 bulan atau setara Rp720.000.

Baca juga: Ribuan anak di Kabupaten Karawang masih menderita stunting

Wabup yang juga Ketua Tim Percepatan Penurunan Stunting di Karawang juga mengajak masyarakat dapat berbuat untuk bersama-sama menurunkan prevalensi angka stunting.

Menurut dia, upaya penurunan kasus stunting ini tidak hanya dengan materi saja, tapi juga bisa dengan melakukan edukasi kepada masyarakat.

"Edukasi itu bisa berupa mengubah perilaku orang tua, calon pengantin, ibu hamil untuk tidak jajan atau makan makanan yang tidak bergizi, tapi lebih kepada makanan yang tinggi protein hewani seperti telur, ikan, daging ayam, daging sapi, serta susu segar," katanya.

Baca juga: Karawang sosialisasikan pencegahan stunting melalui pertunjukan wayang golek

Bagi remaja putri, diharapkan juga rajin meminum tablet tambah darah yang disediakan gratis di Puskesmas atau Posyandu. Sebab, ketika remaja jadi ibu, dan mereka mengalami anemia atau kurang darah, maka dengan demikian akan berpotensi melahirkan anak stunting baru. 

Pewarta: M.Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023