Anggota Komisi IX DPR RI Nurhayati Effendi menyebutkan stunting bisa menjadi ancaman bagi Indonesia, sehingga harus segera ditangani pencegahannya secara serius.
"Anak stunting itu tidak hanya terganggu pertumbuhan fisik, tapi juga berpotensi mengalami gangguan pertumbuhan otak," kata Nurhayati melalui sambungan telepon yang diterima di Karawang, Sabtu.
Ia mengatakan stunting itu sangat memengaruhi masa depan anak. Dalam skala lebih luas, ini akan memengaruhi masa depan bangsa. Karena itu, seluruh elemen bangsa mempunyai kepentingan mewujudkan Indonesia bebas stunting.
Baca juga: Pemkab Karawang gulirkan program Desa Bebas Stunting
Untuk menyelesaikannya, kata dia, penanganan stunting harus dilakukan secara terintegrasi dengan melibatkan lintas sektor terkait.
Dalam hal ini, upaya percepatan penurunan stunting bukan saja tanggung jawab Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai ketua pelaksana, melainkan perlu melibatkan semua pemangku kepentingan.
“Ini adalah tugas kita semua untuk membantu upaya percepatan penurunan stunting. Ingat, stunting berisiko terjadinya lost generation, sebuah gambaran potensi anak-anak yang hilang akibat kondisi gizi buruk. Sehingga, saat sekolah mereka mengalami penurunan kemampuan berpikir cerdas. Ini berbahaya bagi keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Stunting merupakan ancaman negara. Kita harus bersama-sama memeranginya,” kata Nurhayati.
Baca juga: Ribuan anak di Kabupaten Karawang masih menderita stunting
Ketua Tim Kerja Ketahanan Keluarga Balita dan Anak Perwakilan BKKBN Jabar, Elma Triyulianti, dalam sebuah acara yang digelar di Tasikmalaya, menyebutkan kalau stunting memiliki dampak jangka pendek berupa terganggunya perkembangan otak, kecerdasan berkurang, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh.
“Dalam jangka panjang, stunting berdampak menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar. Kemudian, menurunnya kekebalan tubuh, sehingga mudah terpapar penyakit. Meningkatnya risiko memiliki penyakit diabetes, obesitas, penyakit jantung, pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua,” kata Elma.
Ia mengatakan salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mencegah munculnya stunting adalah dengan mengoptimalkan periode emas 1000 hari pertama kehidupan.
Baca juga: Karawang sosialisasikan pencegahan stunting melalui pertunjukan wayang golek
Pada periode tersebut, anak mengalami pertumbuhan otak dengan sangat pesat. Di situ terjadi pembentukan organ vital, pematangan sistem pencernaan, perkembangan kognitif, serta serta sistem imun atau daya tahan tubuh.
“Pemenuhan gizi yang baik selama 1000 hari pertama kehidupan akan membuat kemampuan anak untuk bertumbuh-kembang menjadi lebih baik. Pada tahap kehamilan, bayi sepenuhnya tergantung pada ibu untuk suplai nutrisi yang dibutuhkan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan organ secara baik,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"Anak stunting itu tidak hanya terganggu pertumbuhan fisik, tapi juga berpotensi mengalami gangguan pertumbuhan otak," kata Nurhayati melalui sambungan telepon yang diterima di Karawang, Sabtu.
Ia mengatakan stunting itu sangat memengaruhi masa depan anak. Dalam skala lebih luas, ini akan memengaruhi masa depan bangsa. Karena itu, seluruh elemen bangsa mempunyai kepentingan mewujudkan Indonesia bebas stunting.
Baca juga: Pemkab Karawang gulirkan program Desa Bebas Stunting
Untuk menyelesaikannya, kata dia, penanganan stunting harus dilakukan secara terintegrasi dengan melibatkan lintas sektor terkait.
Dalam hal ini, upaya percepatan penurunan stunting bukan saja tanggung jawab Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) sebagai ketua pelaksana, melainkan perlu melibatkan semua pemangku kepentingan.
“Ini adalah tugas kita semua untuk membantu upaya percepatan penurunan stunting. Ingat, stunting berisiko terjadinya lost generation, sebuah gambaran potensi anak-anak yang hilang akibat kondisi gizi buruk. Sehingga, saat sekolah mereka mengalami penurunan kemampuan berpikir cerdas. Ini berbahaya bagi keberlangsungan sebuah bangsa dan negara. Stunting merupakan ancaman negara. Kita harus bersama-sama memeranginya,” kata Nurhayati.
Baca juga: Ribuan anak di Kabupaten Karawang masih menderita stunting
Ketua Tim Kerja Ketahanan Keluarga Balita dan Anak Perwakilan BKKBN Jabar, Elma Triyulianti, dalam sebuah acara yang digelar di Tasikmalaya, menyebutkan kalau stunting memiliki dampak jangka pendek berupa terganggunya perkembangan otak, kecerdasan berkurang, gangguan pertumbuhan fisik, dan gangguan metabolisme dalam tubuh.
“Dalam jangka panjang, stunting berdampak menurunnya kemampuan kognitif dan prestasi belajar. Kemudian, menurunnya kekebalan tubuh, sehingga mudah terpapar penyakit. Meningkatnya risiko memiliki penyakit diabetes, obesitas, penyakit jantung, pembuluh darah, kanker, stroke, dan disabilitas pada usia tua,” kata Elma.
Ia mengatakan salah satu upaya yang dapat dilakukan dalam mencegah munculnya stunting adalah dengan mengoptimalkan periode emas 1000 hari pertama kehidupan.
Baca juga: Karawang sosialisasikan pencegahan stunting melalui pertunjukan wayang golek
Pada periode tersebut, anak mengalami pertumbuhan otak dengan sangat pesat. Di situ terjadi pembentukan organ vital, pematangan sistem pencernaan, perkembangan kognitif, serta serta sistem imun atau daya tahan tubuh.
“Pemenuhan gizi yang baik selama 1000 hari pertama kehidupan akan membuat kemampuan anak untuk bertumbuh-kembang menjadi lebih baik. Pada tahap kehamilan, bayi sepenuhnya tergantung pada ibu untuk suplai nutrisi yang dibutuhkan dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan organ secara baik,” katanya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023