Wakil Gubernur (Wagub) Jawa Barat, Uu Ruzhanul Ulum memberikan apresiasi yang tinggi kepada Kementerian Pertanian atas dilaksanakannya program CSA di Jawa Barat, khususnya di Kabupaten Cirebon.

"Pemprov Jabar selalu mendukung apapun program Kementan dan, termasuk Program SIMURP ini," kata Uu Ruzhanul Ulum dalam keterangannya, Rabu.

Uu Ruzhanul Ulum mengatakan hal tersebut saat Farmer Field Day (FFD) atau Hari Temu Lapang Petani, sekaligus dilakukan panen padi di lokasi Scaling Up Climate Smart Agriculture (CSA) SIMURP di Desa Pasuruan, Kecamatan Pabedilan Kabupaten Cirebon.

"Kita dengar ada yang namanya SIMURP yang merupakan inovasi dari Kementan. Inovasi tentang irigasi, bibit, pupuk dll dengan tujuan untuk meningkatkan hasil pertanian sehiingga petani sejahtera," katanya.

Baca juga: Pelatihan pupuk Kompos CSA dorong tingkatkan pertanian berbasis organik

Ia mengatakan kegiatan ini sangat luar biasa karena dihadiri oleh masyarakat yang sangat luar biasa banyaknya. Saya sering menghadiri panen, namun baru kali ini kegiatan panen sangat antusias dihadiri oleh masyarakat Kabupaten Cirebon dan saya sangat terhormat dengan kegiatan SIMURP ini dan menunjukan bahwa kita dan masyarakat komunikasinya sangat hebat sehingga dihadiri oleh masyarakat yang sangat luar biasa juga.

Lebih lanjut Wagub Uu mengatakan bahwa Jabar mampu meningkatkan produksi gabah kering yang sangat luar biasa. Sekalipun sawah di Jabar tidak dapat dipungkiri dan tidak bisa menutup mata semakin hari semakin mengecil. Karena memang masyarakat Jabar semakin banyak dan butuh pembangunan. 

Kementerian Pertanian (Kementan) terus meningkatkan produksi dan produktivitas melaui program-program andalannya, dengan panen di lokasi program Strategic Irrigation Modernization and Urgent Rehabilitation Project (SIMURP) yang digagas oleh Badan Penyuluhan dan Pengembangan SDM Pertanian (BPPSDMP).

Menteri Pertanian Syahrul Yasin Limpo (Mentan SYL) dalam keterangannya, Rabu memastikan kebutuhan beras dalam menghadapi cuaca buruk El Nino dalam kondisi aman.

Baca juga: Kementan dorong petani Pangkep terapkan teknologi CSA

Kepala Badan PPSDMP, Dedi Nursyamsi mengatakan tantangan Pembangunan pertanian, climate change, degradasi lahan, saprodi terbatas, pupuk kimia mahal, produksi tidak efisien dan menurun.

"Masalah pangan adalah masalah yang sangat utama dan menentukan hidup matinya suatu bangsa. Oleh karena itu gencarkan olah tanah, olah tanam, dan manfaatkan lahan pekarangan, terutama pangan lokal. Semua harus mendukung Gerakan ketahanan pangan nasional," ujar Dedi.

Kabadan menambahkan bahwa Program SIMURP utamanya ditujukan untuk membangun resiliensi ketangguhan pertanian Indonesia terhadap Climate Change. 

"Oleh karena itu, didalam SIMURP disajikan berbagai inovasi teknologi yang betul-betul adaptif dan mitigatif terhadap perubahan iklim yang terjadi. Juga mampu beradaptasi dari cekaman biotik yaitu tahan hama penyakit, maupun abiotik yaitu kekeringan dan banjir serta intrusi air laut," katanya.

Baca juga: Program CSA Kementan bantu petani NTT lebih produktif

Sementara itu Bupati Cirebon, Imron Rosyadi menyampaikan rasa terima kasihnya  kepada Kementan atas terpilihnya Kabupaten Cirebon sebagai salah satu lokasi Program SIMURP dan Kabupaten Cirebon juga banyak mendapatkan bantuan-bantuan dari Pemerintah dan Kementan. 

Lebih lanjut Imron mengatakan bahwa Program SIMURP merupakan program yang luar biasa dari Kementan. Dengan total 72 Ha tersebar yang menjadi demplot-demplot inti pada 7 kecamatan dan disentralkan 50 Ha pada Kecamatan Pabedilan. 

Program SIMURP adalah jawaban dari kegalauan kita semua. Dimana saat terjadi El Nino di tahun 2023, namun melalui Program SIMURP semua sudah dipersiapkan situasi dan kondisinya.

Pewarta: Feru Lantara

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023