Bupati Sukabumi Marwan Hamami mengancam memecat Kepala SMP Negeri 1 Ciambar terkait kasus tewasnya seorang siswa kelas VII berinisial MA (13) akibat tenggelam di Sungai Cileuluy, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat pada Sabtu, (22/7) saat mengikuti masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS).
"Jika benar terjadi saat MPLS dan pihak sekolah mengabaikan prosedur keselamatan pelajar, maka kami tidak segan memecat Kepala SMPN 1 Ciambar dari jabatannya," katanya saat ditemui wartawan di Sukabumi, Senin.
Menurut Marwan, untuk mengungkap kejadian tewasnya MA akibat tenggelam di Sungai Cileuluy di Kampung Selaawigirang, Desa Cibunarjaya, Kecamatan Ciambar, pihaknya telah membentuk tim investigasi yang melibatkan pihak kepolisian.
Baca juga: Disdik Kabupaten Sukabumi bantah kasus kematian pelajar SMP saat MPLS
Jika nanti hasil investigasi, ditemukan adanya kelalaian dan prosedur yang diabaikan maka orang nomor satu di Kabupaten Sukabumi tersebut akan langsung memberikan sanksi pemecatan dari jabatan sebagai kepala sekolah.
Tentunya, pihaknya tidak menginginkan kejadian ini terulang kembali dan mengimbau kepada seluruh sekolah agar kasus tersebut menjadi pelajaran dan perhatian, agar saat melakukan kegiatan sekolah di luar lingkungan sekolah, pihak sekolah harus benar-benar mengawasi dan memastikan keselamatan seluruh pelajar yang mengikuti kegiatan.
Baca juga: Polres Sukabumi Kota hentikan penyelidikan kasus kematian siswa SD akibat perundungan
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukabumi, Jujun Juaeni membantah bahwa MA pelajar kelas VII SMPN 1 Ciambar mengalami tenggelam dan akhirnya meninggal dunia saat mengikuti kegiatan MPLS, alasannya MPLS di sekolah tersebut berakhir pada Jumat, (21/7).
Namun dirinya tidak membantah bahwa kegiatan lintas alam dan makan bersama pada Sabtu (22/7), atau sehari setelah MPLS ditutup merupakan kegiatan yang biasa dilakukan oleh SMPN 1 Ciambar.
Seperti diketahui, MA meninggal dunia akibat tenggelam di Sungai Cileuluy, Kampung Selaawigirang, Desa Cibunarjaya, Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi pada Sabtu, (22/7). Kejadian ini setelah korban mengikuti kegiatan lintas alam dan makan bersama yang diselenggarakan pihak sekolahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"Jika benar terjadi saat MPLS dan pihak sekolah mengabaikan prosedur keselamatan pelajar, maka kami tidak segan memecat Kepala SMPN 1 Ciambar dari jabatannya," katanya saat ditemui wartawan di Sukabumi, Senin.
Menurut Marwan, untuk mengungkap kejadian tewasnya MA akibat tenggelam di Sungai Cileuluy di Kampung Selaawigirang, Desa Cibunarjaya, Kecamatan Ciambar, pihaknya telah membentuk tim investigasi yang melibatkan pihak kepolisian.
Baca juga: Disdik Kabupaten Sukabumi bantah kasus kematian pelajar SMP saat MPLS
Jika nanti hasil investigasi, ditemukan adanya kelalaian dan prosedur yang diabaikan maka orang nomor satu di Kabupaten Sukabumi tersebut akan langsung memberikan sanksi pemecatan dari jabatan sebagai kepala sekolah.
Tentunya, pihaknya tidak menginginkan kejadian ini terulang kembali dan mengimbau kepada seluruh sekolah agar kasus tersebut menjadi pelajaran dan perhatian, agar saat melakukan kegiatan sekolah di luar lingkungan sekolah, pihak sekolah harus benar-benar mengawasi dan memastikan keselamatan seluruh pelajar yang mengikuti kegiatan.
Baca juga: Polres Sukabumi Kota hentikan penyelidikan kasus kematian siswa SD akibat perundungan
Sebelumnya, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Sukabumi, Jujun Juaeni membantah bahwa MA pelajar kelas VII SMPN 1 Ciambar mengalami tenggelam dan akhirnya meninggal dunia saat mengikuti kegiatan MPLS, alasannya MPLS di sekolah tersebut berakhir pada Jumat, (21/7).
Namun dirinya tidak membantah bahwa kegiatan lintas alam dan makan bersama pada Sabtu (22/7), atau sehari setelah MPLS ditutup merupakan kegiatan yang biasa dilakukan oleh SMPN 1 Ciambar.
Seperti diketahui, MA meninggal dunia akibat tenggelam di Sungai Cileuluy, Kampung Selaawigirang, Desa Cibunarjaya, Kecamatan Ciambar, Kabupaten Sukabumi pada Sabtu, (22/7). Kejadian ini setelah korban mengikuti kegiatan lintas alam dan makan bersama yang diselenggarakan pihak sekolahnya.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023