Pemkab Deli Serdang, Sumatera Utara, mengajak semua pihak untuk bersama-sama mencari solusi permasalahan polusi sampah plastik karena sudah menjadi ancaman nyata bagi alam karena sulit terurai.
"Tentunya solusinya harus dengan ilmu pengetahuan. Kita semua harus meningkatkan dan mempercepat tindakan untuk mengatasi polusi sampah plastik," kata Wakil Bupati Deli Serdang M. Ali Yusuf Siregar di Lubuk Pakam, Sabtu.
Ia mengatakan Hari Lingkungan Hidup yang diperingati setiap tahun merupakan refleksi bersama untuk menyadari, menciptakan, dan melestarikan lingkungan yang bersih, karena lingkungan yang bersih tanggung jawab bersama.
Baca juga: PT Timah bersama warga Bangka bersihkan sampah plastik di kawasan wisata Pantai Tengkorak
"Menjaga kebersihan Bumi dari limbah akan membawa perubahan dan dampak yang baik terhadap lingkungan sekitar," katanya.
Tema "Solution To Plastic Pollution" diproyeksikan United Nations Enviroment Programme (UNEP) didasari pada 2040 mendatang akan terdapat 29 juta ton plastik masuk ekosistem perairan berdasarkan data sistem informasi pengelolaan sampah nasional.
Pada 2022, Indonesia menghasilkan sekitar 68,5 juta ton sampah dan sekitar 18,5 persen di antaranya berupa sampah plastik.
Baca juga: Pemkot Palu ajak masyarakat gunakan kantong belanja ramah lingkungan
Keterlibatan pelaku bisnis dalam upaya mengurangi sampah plastik, dalam hal ini produsen pada sektor manufaktur ritel dan jasa makanan serta minuman, katanya, wajib melakukan pengurangan sampah dari produk wadah atau kemasan melalui pendekatan reduce, reuse, dan recycle (3R).
Pengurangan sampah tersebut dituangkan dalam dokumen perencanaan pengurangan sampah kemasan yang implementasinya dilakukan secara bertahap, sehingga diharapkan pada 2029, produsen bisa mengurangi sampah wadah atau kemasan 30 persen.
Dengan ini, katanya, pada akhirnya bisa mendorong tumbuhnya bisnis berkelanjutan dan ekonomi di Indonesia.
Baca juga: Pemkot Bogor menerima bantuan mesin penukar botol plastik dari BSI
Dalam konteks pengelolaan sampah plastik, katanya, pertumbuhan ekonomi sudah diwujudkan melalui praktik pengurangan sampah, desain ulang penggunaan, produksi ulang, dan daur ulang secara langsung.
Ia mengatakan bahwa hal ini dicapai melalui transfer teknologi dan penerapan model bisnis baru.
Sebab, katanya, selain mendatangkan manfaat ekonomi untuk masyarakat, potensi ekonomi juga sejalan dengan target pencapaian Zero Waste pada 2040 serta Zero Emission pada 2050.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"Tentunya solusinya harus dengan ilmu pengetahuan. Kita semua harus meningkatkan dan mempercepat tindakan untuk mengatasi polusi sampah plastik," kata Wakil Bupati Deli Serdang M. Ali Yusuf Siregar di Lubuk Pakam, Sabtu.
Ia mengatakan Hari Lingkungan Hidup yang diperingati setiap tahun merupakan refleksi bersama untuk menyadari, menciptakan, dan melestarikan lingkungan yang bersih, karena lingkungan yang bersih tanggung jawab bersama.
Baca juga: PT Timah bersama warga Bangka bersihkan sampah plastik di kawasan wisata Pantai Tengkorak
"Menjaga kebersihan Bumi dari limbah akan membawa perubahan dan dampak yang baik terhadap lingkungan sekitar," katanya.
Tema "Solution To Plastic Pollution" diproyeksikan United Nations Enviroment Programme (UNEP) didasari pada 2040 mendatang akan terdapat 29 juta ton plastik masuk ekosistem perairan berdasarkan data sistem informasi pengelolaan sampah nasional.
Pada 2022, Indonesia menghasilkan sekitar 68,5 juta ton sampah dan sekitar 18,5 persen di antaranya berupa sampah plastik.
Baca juga: Pemkot Palu ajak masyarakat gunakan kantong belanja ramah lingkungan
Keterlibatan pelaku bisnis dalam upaya mengurangi sampah plastik, dalam hal ini produsen pada sektor manufaktur ritel dan jasa makanan serta minuman, katanya, wajib melakukan pengurangan sampah dari produk wadah atau kemasan melalui pendekatan reduce, reuse, dan recycle (3R).
Pengurangan sampah tersebut dituangkan dalam dokumen perencanaan pengurangan sampah kemasan yang implementasinya dilakukan secara bertahap, sehingga diharapkan pada 2029, produsen bisa mengurangi sampah wadah atau kemasan 30 persen.
Dengan ini, katanya, pada akhirnya bisa mendorong tumbuhnya bisnis berkelanjutan dan ekonomi di Indonesia.
Baca juga: Pemkot Bogor menerima bantuan mesin penukar botol plastik dari BSI
Dalam konteks pengelolaan sampah plastik, katanya, pertumbuhan ekonomi sudah diwujudkan melalui praktik pengurangan sampah, desain ulang penggunaan, produksi ulang, dan daur ulang secara langsung.
Ia mengatakan bahwa hal ini dicapai melalui transfer teknologi dan penerapan model bisnis baru.
Sebab, katanya, selain mendatangkan manfaat ekonomi untuk masyarakat, potensi ekonomi juga sejalan dengan target pencapaian Zero Waste pada 2040 serta Zero Emission pada 2050.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023