Wakil Bupati Sukabumi Iyos Somantri mengatakan Tim Percepatan Penanganan Stunting Kabupaten Sukabumi, Jabar, harus bisa berinovasi agar kinerja efektif dan tepat sasaran, sehingga mencapai target, yakni menurunnya angka kasus dan tidak ada lagi kasus baru.

"Perlakuan penanganan stunting di setiap daerah tentunya berbeda, sehingga tim percepatan harus bisa membuat berbagai inovasi sesuai dengan kebutuhan anak yang mengalami stunting, agar dalam melakukan intervensi bisa tepat sasaran," katanya di Sukabumi pada Jumat.

Menurut Iyos, berbagai daerah atau kecamatan di Kabupaten Sukabumi sudah membuat berbagai inovasi dalam percepatan penanganan stunting ini seperti membentuk tim pendamping keluarga maupun program lainnya sesuai kearifan lokal daerahnya masing-masing.

Baca juga: Wabup Sukabumi: Penanganan stunting harus diintervensi secara tepat

Ia pun mengapresiasi inovasi yang dilakukan Kecamatan Bojonggenteng dengan cara menggandeng para pengusaha untuk ikut berperan aktif dalam penanganan stunting dengan diwajibkan setiap satu pengusaha mengasuh satu anak stunting.

Di mana kegiatan yang dinamakan lelang kebaikan ini para pengusaha harus memberikan makanan bergizi dan tambahan setiap hari selama tiga bulan ke depan. Tentunya dalam pengawasan dan penanganan melibatkan pemerintah desa.

Tidak hanya itu saja, tim percepatan penanganan stunting pun agar secara rutin memantau perkembangan pertumbuhan bayi dan balita di daerahnya masing-masing. Kemudian memantau kondisi rumah warga khususnya sanitasi dan ketersediaan air bersih serta ekonominya.

Baca juga: Wabup Sukabumi: Program Gamis Cetini diyakini percepat penanganan stunting

Sebab, gejala stunting bisa terlihat pada kondisi lingkungan yang tidak sehat. Maka dari itu, seluruh pihak yang terlibat harus meningkatkan pengawasan dan rutin turun ke masyarakat untuk melakukan pendataan, sehingga jika ada anak stunting maupun baru gejala bisa langsung diberikan intervensi dengan memberikan asupan makanan bergizi dan tambahan.

"Kolaborasi antara kader posyandu dan tim pendamping keluarga diyakini bisa mengefektifkan penanganan stunting sejak dini bahkan mulai dari ibu hamil dengan pemberian makanan bergizi dan tambahan," ujarnya.

Baca juga: Pemkab Sukabumi targetkan pada 2023 tidak ada lagi kasus baru stunting

Di sisi lain, Iyos mengatakan Pemkab Sukabumi menargetkan angka stunting di Kabupaten Sukabumi pada 2024 mendatang menjadi 14 persen, di mana data 2022 angka stunting di kabupaten terluas kedua di Pulau Jawa dan Bali berada di 24,2 persen.

Kemudian, pihaknya pun menargetkan tidak ada lagi kasus stunting baru (new stunting) dan diharapkan kerjasama dari berbagai instansi dan elemen masyarakat angka kasus stunting bisa terus menurun.*

Pewarta: Aditia Aulia Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023