Bogor (Antara Megapolitan) - Lahan pertanian di Desa Cikopo, Kecamatan Cisarua, Puncak, Kabupaten Bogor, Jawa Barat terhambat akibat saluran irigasi yang terganggu oleh longsor di hulu sungai.

Kepala UPT Pengairan IV Ciawi, Eka Sukarna, saat ditemui di Puncak, Selasa menyebutkan, longsor tebingan di Desa Cikopo diketahui terjadi empat hari yang lalu, saat hujan deras melanda kawasan tersebut.

"Longsor selain disebabkan karena struktur tanah yang labil, juga karena tingkat curah hujan yang tinggi memicu terjadinya pergerakan tanah," katanya.

Ia menyebutkan, longsor tebingan setinggi kurang lebih delapan meter tersebut tidak menyebabkan korban jiwa maupun materi. Hanya saja, menghambat aliran irigasi ke lahan pertanian di Desa Cikopo.

"Kalau tidak segera ditangani saluran irigasi akan terganggu dan menghambat saluran air ke lahan pertanian," katanya.

Saluran irigasi mengairi lahan pertanin seluas lima hektare milik warga di Kampung Leuwimalang, Desa Cikopo. Longsor menyebabkan, suplai air irigasi Cigalimun menjadi tersendat.

Masyarakat petani setempat menggunakan lahan tersebut untuk bercocok tanam, menanam padi dan tumpangsari dengan tanaman palawija. Jenis padi yang ditanam adalah beras IR, yang dapat lima kali panen dalam satu tahun. Lahan tumpangsari digunakan menanam palawija.

Lokasi longsor berada tidak jauh dari Jl Raya Puncak. Longsor tebingan bersebelahan dengan bangunan vila yang sedang dibangun. Belum diketahui pemiliknya, longsor membawa material tanah, sampah, batang kayu, tembok yang jebol, jaraknya antara longsor dan vila sekitar dua meter di sampingnya.

"Akibat longsor ini terjadi perubahan di hulu sungai, secara tidak langsung aliran masuk ke irigasi pertanian tersendat," katanya.

UPT Pengairan IV Ciawi telah melakukan pemeriksaan untuk segera dilakukan perbaikan. Diperlukan angaran senilai Rp1,5 miliar untuk membangun turap penahan longsor.

"Kami sudah melakukan inventarisasi, rencana turap dibangun mengikuti kontur wilayah berundak-undak. Kiri dan kanan aliran air ditembok, agar tidak ada longsor susulan," katanya.

Menurut Eka, longsor terjadi karena perubahan vegetasi di hulu Sungai Ciliwung. Vegetasi kurang merusak struktur tanah. Ditambah musim penghujan, mempercepat laju air ke sungai.

"Selain perubahan vegetasi, banyaknya pembangunan di kawasan Puncak juga menjadi penyebabnya," kata Eka.

Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016