Jakarta (Antara Megapolitan) - Bank Indonesia menilai kualitas berita ekonomi yang disajikan wartawan dari daerah perlu lebih ditingkatkan dan mencakup kebijakan maupun kegiatan di tingkat nasional agar dapat diketahui masyarakat sekitar.
Secara kuantitas berita tentang ekonomi yang disajikan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya namun masih terbatas kegiatan di daerah, kata Deputi Direktur Departemen Komunikasi BI Pusat Andiwiyana usai ramah tamah dengan 220 wartawan dari 24 Kota di Indonesia, Jakarta, Minggu malam.
"Kami menyadari belum optimalnya penyajian berita ekonomi berkaitan dengan kebijakan maupun kegiatan nasional karena wartawan daerah tidak memahami secara menyeluruh konsepnya. Ini tentu menyulitkan dalam penyajian," tambah dia.
Berangkat dari kesadaran tersebut, BI Pusat maupun perwakilan di tiap provinsi se Indonesia terus menjalin komunikasi dan saling berbagi pemahaman terkait kebijakan maupun kegiatan ekonomi di tingkat nasional.
Dia mengatakan adanya pelatihan yang dilaksanakan BI Pusat dengan melibatkan seluruh wartawan dari seluruh Indonesia juga sebagai upaya memperbaharui informasi tentang kebijakan maupun kegiatan ekonomi di tingkat Nasional.
"Pelatihan yang sekarang ini merupakan gelombang kedua. Kalau gelombang pertama sudah beberapa waktu lalu dan jumlah pesertanya juga 200 lebih. Kami sebenarnya ingin sekaligus, tapi karena jumlahnya terlalu banyak, dibagi dua gelombang. Inti kegiatannya sama," beber Andiwiyana.
Sementara Direktur Departemen Komunikasi BI Pusat Arbonar Hutabarat saat ramah tamah mengatakan, pelatihan ini harapannya dapat semakin meningkatkan pemahaman wartawan dari daerah terkait peran BI sebagai Bank Sentral Indonesia.
Pada dasarnya fungsi BI terbagi dalam tiga bidang, yakni moneter, sistem pembayaran dan makro prudensial. Ketiga bidang yang menjadi tugas BI ini perlu dipahami masyarakat, sehingga peran wartawan sangat strategis sebagai penghubungnya.
"Kami melihat permasalahan sederhana menjadi berdampak luar biasa ketika wartawan mengemasnya dengan sangat baik. Dalam pelatihan ini lah kita dari BI dan wartawan ada kesamaan perspektif maupun bahasa terkait tiga fungsi tersebut," demikian Arbonar.
Pelatihan Gelombang kedua yang dilaksanakan BI Pusat dari 9 sampai 11 Oktober 2016 ini diikuti 220 wartawan dari 24 kota di Indonesia. 24 Kota itu tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara maupun Papua. (Ant).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
Secara kuantitas berita tentang ekonomi yang disajikan terus mengalami peningkatan setiap tahunnya namun masih terbatas kegiatan di daerah, kata Deputi Direktur Departemen Komunikasi BI Pusat Andiwiyana usai ramah tamah dengan 220 wartawan dari 24 Kota di Indonesia, Jakarta, Minggu malam.
"Kami menyadari belum optimalnya penyajian berita ekonomi berkaitan dengan kebijakan maupun kegiatan nasional karena wartawan daerah tidak memahami secara menyeluruh konsepnya. Ini tentu menyulitkan dalam penyajian," tambah dia.
Berangkat dari kesadaran tersebut, BI Pusat maupun perwakilan di tiap provinsi se Indonesia terus menjalin komunikasi dan saling berbagi pemahaman terkait kebijakan maupun kegiatan ekonomi di tingkat nasional.
Dia mengatakan adanya pelatihan yang dilaksanakan BI Pusat dengan melibatkan seluruh wartawan dari seluruh Indonesia juga sebagai upaya memperbaharui informasi tentang kebijakan maupun kegiatan ekonomi di tingkat Nasional.
"Pelatihan yang sekarang ini merupakan gelombang kedua. Kalau gelombang pertama sudah beberapa waktu lalu dan jumlah pesertanya juga 200 lebih. Kami sebenarnya ingin sekaligus, tapi karena jumlahnya terlalu banyak, dibagi dua gelombang. Inti kegiatannya sama," beber Andiwiyana.
Sementara Direktur Departemen Komunikasi BI Pusat Arbonar Hutabarat saat ramah tamah mengatakan, pelatihan ini harapannya dapat semakin meningkatkan pemahaman wartawan dari daerah terkait peran BI sebagai Bank Sentral Indonesia.
Pada dasarnya fungsi BI terbagi dalam tiga bidang, yakni moneter, sistem pembayaran dan makro prudensial. Ketiga bidang yang menjadi tugas BI ini perlu dipahami masyarakat, sehingga peran wartawan sangat strategis sebagai penghubungnya.
"Kami melihat permasalahan sederhana menjadi berdampak luar biasa ketika wartawan mengemasnya dengan sangat baik. Dalam pelatihan ini lah kita dari BI dan wartawan ada kesamaan perspektif maupun bahasa terkait tiga fungsi tersebut," demikian Arbonar.
Pelatihan Gelombang kedua yang dilaksanakan BI Pusat dari 9 sampai 11 Oktober 2016 ini diikuti 220 wartawan dari 24 kota di Indonesia. 24 Kota itu tersebar di Pulau Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, Nusa Tenggara maupun Papua. (Ant).
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016