Pemerintah Kabupaten Purwakarta, Jawa Barat, mengoptimalkan puluhan embung, untuk mengantisipasi kemungkinan terjadinya kelangkaan air dari kemarau panjang sebagai dampak El Nino.

"Dampak buruk dari El Nino adalah kemarau panjang yang tentunya akan mengurangi ketersediaan air untuk pertanian. Kita punya puluhan embung. Jadi bisa dioptimalkan untuk mengatasi kemungkinan itu," kata Bupati Purwakarta, Anne Ratna, di Purwakarta, Selasa.

Sesuai dengan data Dinas Pangan Dan Pertanian setempat, terdapat 33 embung di wilayah Purwakarta, berlokasi di 30 desa yang tersebar di 10 kecamatan, yakni di Kecamatan Bojong, Darangdan, Wanayasa, Kiarapedes, Pondoksalam, Plered, Maniis, Pasawahan, Cibatu dan Kecamatan Campaka.

Baca juga: Pemkab Purwakarta antisipasi dampak El Nino terhadap pertanian
Baca juga: Pemkab Purwakarta gulirkan program sumur resapan di kecamatan rawan kekeringan

"Secara umum semua embung itu berfungsi baik sebagai penampung air. Selama musim kemarau yang berat dampak El Nino nanti, embung-embung itu bisa dimanfaatkan petani sebagai sumber air pertanian," kata Anne.

Kepala Dinas Pangan dan Pertanian Purwakarta, Sri Jaya Midan, mengatakan, setiap embung yang ada mampu menyimpan cadangan air minimal 500 meter kubik.

Menurut dia, cadangan air setiap satu embung itu mampu membantu pengairan sawah seluas 20 hektare.

Baca juga: Petani di Purwakarta kesulitan air untuk airi sawah akibat proyek pembangkit listrik

Disebutkan, dengan total 33 embung, maka sedikitnya 660 hektare sawah yang rawan kesulitan air bisa dibantu pengairannya.

Embung merupakan bangunan konservasi air berbentuk kolam untuk menampung air hujan dan air limpahan atau air rembesan.

Embung akan menyimpan air di musim hujan, kemudian airnya dapat dimanfaatkan pada musim kemarau atau saat kekurangan air. 

Pewarta: M.Ali Khumaini

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023