Bogor (Antara Megapolitan) - Pelari putri jarak jauh Sumatera Barat Yulianti Utari mengumpulkan sedikit demi sedikit uang bonus dari hasil pertandingannya untuk membantu keluarga membangun rumah di kampung halaman.

"Sekarang lagi bangun rumah di kampung. Alhamdulillah, uang bonus dari PON dikumpulkan dibagi untuk bantu bangun rumah," katanya saat ditemui usai pengalungan medali PON XIX/2016 di Stadion Pakansari, Cibinong, Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Minggu.

Dara Minang ini merupakan anak tunggal dari pasangan Usmanti dan Yati Marni. Tinggal di Payakumbuh, Koto Nan Ampek, Kelurahan Koto Tanah, Sumatera Barat, kini menjadi tulang punggung keluarga.

"Ayah mantan atlet sepeda dan lari 42 kilo meter. Sekarang sudah sakit-sakitan, jadi Iin lah yang menghidupi keluarga. Setiap menang lomba, ada bonus dibagi ke mama untuk biaya rumah," kata Iin sapaan akrab Yulianti.

Karir atletik Yulianti sudah dimulai sejak duduk di bangku kelas lima sekolah dasar. Meski seorang atlet, ayahnya tidak mengenalkan dunia olahraga ini kepadanya. Ia mengenal olahraga saat bermain bersama teman sekolahnya ke rumah sang pelatih Predi Kaliman.

Kebetulan pelatihnya juga yang melatih sang ayah waktu masih berkarir sebagai atlet sepeda dan lari 24 kilo meter. Sejak itu, Yulianti dididik dan dilatih oleh sang pelatih dan mengasuhnya sebagai anak sendiri.

"Sejak SD saya sudah diasuh dan dilatih sama pelatih saya," kata mahasiswa baru Universitas Negeri Padang jurusan Pendidikan Olahraga.

Yulianti berhasil meraih medali perunggu pada nomor lari 1.500 meter dengan catatan waktu 4 menit 33.37 detik, bersaing bersama atlet dari Sumatera Utara, Pretty Sihite yang meraih perak dengan catatan waktu 4 menit 32.80 detik. Dan peraih emas dari DKI Jakarta, Rini Budiarti dengan catatan waktu 4.29.05 detik.

Pada PON XIX ini catatan waktu yang diraih Yulianti berhasil memecahkan rekor pribadinya pada PON XVIII di Riau tahun 2012 yakni 04 empat menit 55 detik.

"Waktu di Riau saya tidak masuk unggulan, itu saya jadikan loncatan untuk membuktikan di PON Jabar," katanya.

Pada PON XIX, Yulianti turun di dua nomor yakni lari 5.000 meter. Ia berhasil meraih medali perunggu dengan catatan waktu 17 menit 38.31 detik. Ia bersaing bersama pelari nasional Triyaningsih yang meraih perunggu dengan catatan waktu 17 menit 10.48 detik, dan Rini Budiarti meraih emas dengan waktu 17 menit 01.60 detik.

Bagi dara 19 tahun itu, pengalaman bertanding bersama atlet nasional menjadi tantangan tersendiri untuk membuktikan diri bahwa ia mampu.

"Awalnya pasti minder, tidak yakin bisa bersaing dengan senior. Tapi prinsip saya percaya dengan kemampuan diri sendiri, berdoa dan berusaha," katanya.

Untuk bisa terus berlari di lintasan, Iin sapaan akrab Yulianti selalu mengingat pesan sang pelatih Predi Kaliman untuk tidak melihat siapa pesaing tetapi percaya dengan diri sendiri, jangan melihat waktu orang lain, tapi melihat waktu sendiri.

"Pelatih selalu pesan, jangan liat waktu orang, tetapi ingat catatan waktu kita, jangan sampai kalah, tetap percaya diri, dan terus berusaha," katanya.

Prestasi Yulianti, meraih dua emas pada Porwil IX/2015 di Bangka Belitung untuk nomor 5.000 meter dengan catatan waktu 18 menit 46 detik. Lalu nomor 1.500 dengan catatan waktu lima menit 06.30 detik.

Yulianti pernah mengikuti Asean School Games tahun 2014 di Filiphina pada nomor 3.000 meter meraih perunggu. Lalu pada ajang Asean Youth Game di Tiongkok, ia gagal membawa pulang medali.


Pewarta: Laily Rahmawati

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016