Asosisasi Pengelolaan Rajungan Indonesia (APRI) menebar benih rajungan di perairan Laut Paciran, Kabupaten Lamongan, Jawa Timur untuk upaya "restocking" rajungan (Portunus pelagicus) ke alam liar.
"Kegiatan restocking ini merupakan salah satu bentuk komitmen kami dalam melakukan penelitian untuk pengelolaan perikanan rajungan yang lebih baik," kata Ketua APRI Ir Kuncoro Catur Nugroho dalam taklimat media yang diterima di Bogor, Selasa.
Ia menambahkan kegiatan tersebut telah dilaksanakan pada Minggu (2/4) 2023, di mana rajungan ditebar di alam bebas di Paciran, Lamongan, Jatim atau di Wilayah Pengelolaan Perikanan (WPP) 712.
Board of Direction APRI, Wita Setioko juga hadir untuk melaksanakan pelepasan rajungan dimaksud.
Program tersebut, katanya, merupakan program kerja sama dengan Politeknik Kelautan dan Perikanan (KP) Sidoarjo.
Baca juga: Mahasiswa dan ilmuwan Indonesia ditantang raih dana hibah OSF Rp16 miliar
Kegiatan ini merupakan hasil penetasan rajungan hingga fase "crabplet" bekerja sama dengan Balai Besar Pengembangan Budi Daya Air Payau (BBPBAP) Jepara dan Politeknik KP Sidoarjo.
Ia menjelaskan kegiatan restorasi merupakan bagian dari program pembangunan kembali stok dan peningkatan stok.
Kepiting kecil yang dilepas dari "hatchery" (tempat penetasan), katanya, diharapkan dapat tumbuh dengan baik di perairan dan menguntungkan secara ekonomi di masa yang akan datang.
Kegiatan ini, kata dia, dilakukan oleh APRI untuk mendukung program pemerintah dalam jangka panjang yaitu budi daya, di mana rajungan merupakan salah satu komoditas perikanan yang termasuk dalam komoditas perikanan unggulan Indonesia.
Ia menambahkan lokasi di Paciran itu dipilih dengan mempertimbangkan kondisi lingkungan, serta prinsip manfaat dari kegiatan "restocking" ini.
Keseluruhan hasil pembesaran bibit rajungan yang dilakukan di Stasiun Lapang APS Paciran ditebarkan ke laut melalui kegiatan "restocking" itu.
Baca juga: Dinas Pertanian Karawang ungkap turunnya harga rajungan
Rajungan yang direstocking ini merupakan sisa hasil dari sebuah penelitian yang dilakukan APRI guna pengembangan inovasi dan teknologi program budi daya rajungan untuk rajungan berkelanjutan pada kolam bulat APRI-Politeknik KP Sidoarjo yang ada di Paciran, Lamongan.
"Rajungan yang direstocking di alam liar ini juga diharapkan mampu bertahan dan tumbuh dengan baik di perairan karena telah mengalami beberapa perlakuan saat proses 'hatchery'," kata Kuncoro Catur Nugroho.
Sementara itu, Expert Office APRI, Ir Bambang Arif Nugraha menambahkan dalam program kerja sama ini berharap dapat terus dikembangkan dan mendapatkan hasil yang optimal.
"Kegiatan ini merupakan langkah awal yang baik untuk masa depan perikanan rajungan yang juga akan berdampak positif bagi sektor industri," katanya.
General Manager Implementasi Fisheries Improvement Project (FIP) APRI, M Bagus Satria juga menyampaikan bahwa kegiatan seperti restocking rajungan diharapkan mampu menjaga kelestarian perikanan rajungan.
Baca juga: MSC dukung gagasan APRI bukukan perjuangan Hawis Madduppa soal rajungan
Ia mengatakan cukup banyak dan besar harapan untuk terus berkembang dan berbenah menuju perikanan yang berkelanjutan, dan diharapkan ke depannya kegiatan ini terus lebih baik dan berkelanjutan.
Sebelumnya, dalam berbagai kesempatan Direktur Program Marine Stewardship Council (MSC) Indonesia Hirmen Sofyanto menyatakan perikanan rajungan (Portunus pelagicus) Indonesia saat ini sedang dalam tahap transisi mendapat sertikasi ekolabel global.
"Program-program yang dilakukan APRI dalam mendukung sertifikasi ekolabel internasional seperti MSC yang sangat ketat ini sudah di tahap 'In-Transition to MSC'," katanya.
Dalam kaitan itu, Direktur Eksekutif APRI sebelumnya, (alm) Associate Professor Departemen Ilmu dan Teknologi Kelautan di IPB University, Dr Hawis Madduppa, pada 2021 menyatakan melalui program perbaikan perikanan rajungan Indonesia yang berkelanjutan dalam upaya mendapatkan sertifikat ekolabel MSC pihaknya mendapat bantuan pendanaan Program "Ocean Stewardship Fund (OSF)" dengan total pendanaan £49,353 atau kurang lebih sekitar Rp900 juta.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023