Guru Besar Tetap Bidang Ilmu Sistem Pembelajaran Daring Perguruan Tinggi, Fakultas Ilmu Komputer Universitas Indonesia (Fasilkom UI) Prof. Dr. Dra. Kasiyah, M.Sc. mengatakan pentingnya fleksibilitas pembelajaran di era transformasi digital.
"Seiring dengan berkembangnya e-Learning di Indonesia, penelitian dalam bidang pendidikan banyak mengarah pada kajian e-Learning. Untuk itu, kajian ilmiah dalam penyelenggaraan pendidikan semakin penting dalam upaya meningkatkan kualitasnya," kata Prof. Dr. Dra. Kasiyah usai dikukuhkan sebagai Guru Besar UI di Depok, Rabu.
Prof. Kasiyah mengatakan di era transformasi digital pembelajaran memerlukan fleksibilitas peran dosen dan mahasiswanya. Strategi pembelajaran adalah seni. Inilah yang membuat kajian di bidang pendidikan senantiasa menarik untuk diperbincangkan.
Baca juga: Akademisi UI: Ada tiga kekuatan dukung tumbuhnya budaya literasi di Indonesia
"Para pakar sepakat bahwa, cara dosen mengajar mencerminkan pemahamannya tentang makna belajar. Saya meyakini bahwa cara kita mengajar adalah cerminan rasa syukur, cinta pada peserta didik dan bangsa," kata Prof. Kasiyah.
Ia mengatakan pembelajaran kolaboratif daring asinkron merupakan strategi pembelajaran aktif dan kolaboratif melalui pertemuan secara online. Asinkron yang dimaksudkan yaitu, komunikasi pembelajaran dilakukan dengan tidak serentak yang berarti dosen memberikan materi yang dapat dijadikan referensi agar bisa dipelajari ulang oleh mahasiswa baik dalam bentuk dokumen ataupun materi visual seperti video. Komponen utamanya adalah interaksi, tanpa interaksi mahasiswa merasa terisolasi.
"Kolaborasi membuka peluang saling memberi umpan balik (feedback), sehingga memperkaya sudut pandang," katanya.
Baca juga: Guru Besar UI: Perlu penguatan prioritas politik bidang kesehatan bagi kelompok rentan
Dikatakannya pembelajaran kolaboratif daring asinkron merupakan lingkungan pembelajaran positif, memupuk kemampuan berpikir kritis, menyuburkan jiwa kepemimpinan dan toleransi, meningkatkan rasa percaya diri, mengurangi kecemasan, meningkatkan capaian belajar, serta mendorong keterlibatan dan berbagi strategi belajar.
Kemampuan berpikir kritis merupakan aspek utama pembelajaran daring asinkron yang paling banyak menarik perhatian. Hal ini karena isi diskusi terekam dengan baik sehingga dapat dibaca dan ditelusuri kembali sehingga pemahamannya lebih utuh.
Lebih lanjut ia juga menambahkan, dalam pembelajaran kolaboratif berbasis teks, dosen dapat mengidentifikasi kesulitan belajar dan mendiagnosis kesalahan pemahaman konsep melalui transkrip diskusi yang merupakan sumber data.
Baca juga: Guru Besar UI: Penting penelitian kesehatan berbasis biokimia klinik di Indonesia
Ia juga mengatakan, jika strategi peluang dalam mewujudkan kajian e-Learning di level UI dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok kajian yakni, memaknai data di Learning Management System (LMS) untuk peningkatan mutu pengajaran dan publikasi; inovasi pengayaan LMS; dan Artificial Intelegence (AI) untuk pendidikan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023
"Seiring dengan berkembangnya e-Learning di Indonesia, penelitian dalam bidang pendidikan banyak mengarah pada kajian e-Learning. Untuk itu, kajian ilmiah dalam penyelenggaraan pendidikan semakin penting dalam upaya meningkatkan kualitasnya," kata Prof. Dr. Dra. Kasiyah usai dikukuhkan sebagai Guru Besar UI di Depok, Rabu.
Prof. Kasiyah mengatakan di era transformasi digital pembelajaran memerlukan fleksibilitas peran dosen dan mahasiswanya. Strategi pembelajaran adalah seni. Inilah yang membuat kajian di bidang pendidikan senantiasa menarik untuk diperbincangkan.
Baca juga: Akademisi UI: Ada tiga kekuatan dukung tumbuhnya budaya literasi di Indonesia
"Para pakar sepakat bahwa, cara dosen mengajar mencerminkan pemahamannya tentang makna belajar. Saya meyakini bahwa cara kita mengajar adalah cerminan rasa syukur, cinta pada peserta didik dan bangsa," kata Prof. Kasiyah.
Ia mengatakan pembelajaran kolaboratif daring asinkron merupakan strategi pembelajaran aktif dan kolaboratif melalui pertemuan secara online. Asinkron yang dimaksudkan yaitu, komunikasi pembelajaran dilakukan dengan tidak serentak yang berarti dosen memberikan materi yang dapat dijadikan referensi agar bisa dipelajari ulang oleh mahasiswa baik dalam bentuk dokumen ataupun materi visual seperti video. Komponen utamanya adalah interaksi, tanpa interaksi mahasiswa merasa terisolasi.
"Kolaborasi membuka peluang saling memberi umpan balik (feedback), sehingga memperkaya sudut pandang," katanya.
Baca juga: Guru Besar UI: Perlu penguatan prioritas politik bidang kesehatan bagi kelompok rentan
Dikatakannya pembelajaran kolaboratif daring asinkron merupakan lingkungan pembelajaran positif, memupuk kemampuan berpikir kritis, menyuburkan jiwa kepemimpinan dan toleransi, meningkatkan rasa percaya diri, mengurangi kecemasan, meningkatkan capaian belajar, serta mendorong keterlibatan dan berbagi strategi belajar.
Kemampuan berpikir kritis merupakan aspek utama pembelajaran daring asinkron yang paling banyak menarik perhatian. Hal ini karena isi diskusi terekam dengan baik sehingga dapat dibaca dan ditelusuri kembali sehingga pemahamannya lebih utuh.
Lebih lanjut ia juga menambahkan, dalam pembelajaran kolaboratif berbasis teks, dosen dapat mengidentifikasi kesulitan belajar dan mendiagnosis kesalahan pemahaman konsep melalui transkrip diskusi yang merupakan sumber data.
Baca juga: Guru Besar UI: Penting penelitian kesehatan berbasis biokimia klinik di Indonesia
Ia juga mengatakan, jika strategi peluang dalam mewujudkan kajian e-Learning di level UI dapat dikelompokkan menjadi tiga kelompok kajian yakni, memaknai data di Learning Management System (LMS) untuk peningkatan mutu pengajaran dan publikasi; inovasi pengayaan LMS; dan Artificial Intelegence (AI) untuk pendidikan.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023