Sukabumi (Antara Megapolitan) - Badan usaha milik negara yang bergerak di bidang farmasi yakni Biofarma mengembangkan vaksin pneumokokus untuk mencegah radang otak.
"Saat ini vaksin tersebut masih dalam tahap penelitian dan baru masuk fase I atau keamanan. Dalam penelitian ini harus melalui tiga fase sebelum diproduksi secara masal, pertama fase keamanan, kedua aplikasi manfaat, dan ketiga komersial," kata Direktur Utama Biofarma Iskandar kepada Antara di Sukabumi, Sabtu.
Menurutnya, penelitian untuk pembuatan vaksin ini sudah berjalan selama dua tahun dan untuk klinik trialnya dilakukan di Nigeria, Afrika Barat. Biaya penelitian tersebut berasal dari yayasan milik Bill Gates.
Penelitian tersebut melibatkan 50 peneliti andal dari berbagai negara yang fokus terhadap pembuatan vaksin. Biofarma sendiri mengutus delapan penelitinya.
Diharapkan dalam lima tahun ke depan, vaksin ini bisa diproduksi secara masal dan dikomersialkan. Nantinya, Biofarma yang mempunyai kewenangan penuh dalam produksi dan komersialisasi.
"Pembuatan vaksin ini merupakan progam global atau dunia, namun Biofarma yang ditunjuk untuk menjadi inisiator karena BUMN ini merupakan salah satu perusahaan farmasi yang dipercaya oleh dunia karena kualitas vaksinya," tambahnya.
Iskandar mengatakan untuk penelitian seperti ini, membutuhkan warktu lama, karena harus melakukan berbagai uji coba agar manfaatnya dirasakan oleh seluruh orang dunia.
Maka dari itu, jika vaksin pneumokokus ini berhasil dan teruji serta sesuai kualifikasi World Health Organization (WHO), kepercayaan dunia akan produk vaksin dari Indonesia terus meningkat seperti vaksin polio yang diproduksi oleh Biofarma.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016
"Saat ini vaksin tersebut masih dalam tahap penelitian dan baru masuk fase I atau keamanan. Dalam penelitian ini harus melalui tiga fase sebelum diproduksi secara masal, pertama fase keamanan, kedua aplikasi manfaat, dan ketiga komersial," kata Direktur Utama Biofarma Iskandar kepada Antara di Sukabumi, Sabtu.
Menurutnya, penelitian untuk pembuatan vaksin ini sudah berjalan selama dua tahun dan untuk klinik trialnya dilakukan di Nigeria, Afrika Barat. Biaya penelitian tersebut berasal dari yayasan milik Bill Gates.
Penelitian tersebut melibatkan 50 peneliti andal dari berbagai negara yang fokus terhadap pembuatan vaksin. Biofarma sendiri mengutus delapan penelitinya.
Diharapkan dalam lima tahun ke depan, vaksin ini bisa diproduksi secara masal dan dikomersialkan. Nantinya, Biofarma yang mempunyai kewenangan penuh dalam produksi dan komersialisasi.
"Pembuatan vaksin ini merupakan progam global atau dunia, namun Biofarma yang ditunjuk untuk menjadi inisiator karena BUMN ini merupakan salah satu perusahaan farmasi yang dipercaya oleh dunia karena kualitas vaksinya," tambahnya.
Iskandar mengatakan untuk penelitian seperti ini, membutuhkan warktu lama, karena harus melakukan berbagai uji coba agar manfaatnya dirasakan oleh seluruh orang dunia.
Maka dari itu, jika vaksin pneumokokus ini berhasil dan teruji serta sesuai kualifikasi World Health Organization (WHO), kepercayaan dunia akan produk vaksin dari Indonesia terus meningkat seperti vaksin polio yang diproduksi oleh Biofarma.
COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016