Pemerintah Kota Bogor, Jawa Barat, menggunakan produk paving block plastik sampah rendah nilai yang terkumpul di tempat pembuangan sampah (TPA) Galuga hasil inovasi bersama perusahaan rintisan atau startup PlusTik untuk beberapa fasilitas umum, seperti taman dan pedestrian. 

Wali Kota Bogor Bima Arya Sugiatro saat dikonfirmasi di Kota Bogor, Rabu, mengatakan paving block plastik rendah nilai yang terkumpul di TPA Galuga lahan Pemerintah Kota Bogor, merupakan inovasi pertama di Indonesia. Paving block plastik ini bukti nyata pemerintah bersama warga Kota Bogor mencoba mengatasi sampah dari hulu ke hilir. 

"Seperti saya sampaikan kemarin saat mendapatkan Adipura, sudah diperkenalkan  paving block plastik. Mengatasi sampah harus dari hulu ke hilir. Kami sudah coba lakukan itu dan ke depan akan digunakan untuk taman-taman, pedestrian dan lain-lain," kata Bima.

Menurut Bima, ada material bangunan yang terbuat dari plastik rendah nilai itu merupakan salah satu kolaborasi dan upaya Pemkot Bogor dalam mengelola sampah dalam mewujudkan kota yang berkelanjutan. 

Wali Kota Bogor itu menuturkan, sejak 2014, Kota Bogor terus melakukan pengelolaan sampah, kebersihan dan lingkungan hidup.

Upaya itu pun berbuah penghargaan Piala Adipura dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) untuk Kota Bogor.

Adipura merupakan penghargaan bagi kota di Indonesia yang berhasil dalam kebersihan dan pengelolaan lingkungan perkotaan.

Upaya yang dilakukan Pemkot Bogor di antaranya belajar menata kebersihan dari Surabaya, menerapkan program Bogorku Bersih, gerakan lubang biopori, menerbitkan perwali mengenai larangan penggunaan kantong plastik, membentuk Satgas Ciliwung, memperbanyak TPS3R, belajar ke Hiroshima, menata galuga, mengolah sampah di Galuga dan sebagainya.

"Ini bukan soal gengsi, tapi ini satu kebutuhan dan keharusan kita untuk menjaga kota Bogor agar tetap ramah lingkungan dengan program berkelanjutan," ujarnya.

Founder PlusTik, Reza Hasfinanda mengatakan, pengelolaan sampah dari TPA jarang dilakukan karena perlu kerja ekstra dalam memilah sampah plastik pada gunungan sampah, yang kemudian harus dibersihkan kembali hingga bersih.

Namun demikian, menurutnya, jika pengelolaan di hulu tidak dilakukan, maka sampah plastik akan tetap berada abadi di TPA.

Itulah yang kemudian mendasari PlusTik untuk masuk ke TPA, dan sejak April  2022 hingga Desember pihaknya berhasil mengolah 35 ton sampah plastik rendah nilai, seperti kemasan mie instan, kantong kresek, bungkus kopi, popok bayi dan sebagainya di TPA Galuga Kota Bogor menjadi paving block.

"Kami berterima kasih kepada pak wali dan pak wakil karena berawal ketemu, kemudian ngobrol, hingga kita diizinkan untuk olah sampah plastik di TPA. Support Pemkot, Kepala Dinas Lingkungan Hidup sangat luar biasa. Kita kerja bareng mengolah sampah memperbaiki lingkungan," ujarnya.

Baca juga: Bima Arya sebut masih ada empat PR Kota Bogor untuk pertahankan Adipura

Baca juga: Mereka yang ikut berjasa

 

Pewarta: Linna Susanti

Editor : Budi Setiawanto


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2023