Sukabumi (Antara Megapolitan) - Akibat bencana alam pergerakan tanah yang terjadi di Kecamatan Curugkembar, Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat berkepanjangan ribuan warga terdampak bencana tersebut memilih mengungsi.

"Dari data yang kami miliki ada sekitar 1.084 jiwa warga di dua desa yakni Nagrakjaya dan Cimenteng yang terdampak bencana ini mengungsi," kata Kepala Pelaksana Harian Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Sukabumi, Andi Kusnadi di Sukabumi, Selasa.

Menurutnya, mayoritas warga memilih mengungsi karena kondisi daerah tersebut hampir setiap hari terjadi bencana pergerakan tanah, sehingga mereka khawatir terjadi sesuatu.

Selain itu, mereka yang mengungsi tidak hanya di pengungsian yang sudah disediakan oleh pihaknya, tetapi ada juga yang ke sanak saudaranya maupun tetanggannya yang lebih aman.

Untuk mengamankan lokasi dari aksi yang tidak diinginkan seperti pencurian terhadap rumah pengungsi, pihaknya juga sudah berkoordinasi dengan anggota TNI dan Polri untuk melakukan penjagaan.

"Di lokasi bencana kami juga menyediakan dapur umum dan posko kesehatan untuk membantu para pengungsi, apalagi pengungsi bayi dan anak-anak yang rentan terserang penyakit," tambahnya.

Andi mengatakan dari data sementara yang masuk ke kami adan 163 unit rumah yang rusak berat, 102 rusak ringan, 56 rusak sedang dan 56 rumah lainnya terancam.

Bahkan, bencana ini terus meluas, sehingga status tanggap darurat bencana masanya diperpanjang selama tujuh hari ke depan. Ini bertujuan untuk memfasilitasi para pengungsi.

Di sisi lain, pihaknya masih menunggu hasil kajian dari tim geologi untuk menentukan langkah berikutnya terkait kondisi alam di daerah tersebut. Namun, jika melihat kondisi seperti ini salah satu solusinya adalah relokasi.

"Pascatanggap darurat ini, rencananya dilakukan rapat koordinasi terkait penanganan warga selanjutnya dan untuk menentukan lokasi yang tepat untuk dijadikan tempat relokasi," katanya.

Pewarta: Aditya A Rohman

Editor : Naryo


COPYRIGHT © ANTARA News Megapolitan 2016